24. C&P

16.8K 999 72
                                    

Lagu Pop yang dibawakan oleh Bafid Band mengubah suasana semakin ceria. Hampir dari sebagian penonton ikut bernyanyi bersama.

Berbeda denganku. Rautku tidak meriah, hanya rasa gelisah yang terpancar. Kepalaku tak tenang dengan sudut mata yang menjelajah entah kemana-mana. Itu karena aku sedang mencari keberadaan Roy.

Dimana Roy sekarang?

Dia lagi ngapain sama Naylis?

Mau dibawa kemana Naylis sama dia.

Jangan-jangan....

Akh, aku menggeleng cepat, menepis perkiraan negatif.

Kefokusanku kini teralih ke depan. Melihat Zidan yang sedang bernyanyi dengan santai. Dia dengan lihainya menyapa penonton sambil tersenyum, membuat lesung pipinya muncul, dan itu manis sekali.

Bibirku ikut tersenyum melihatnya.

Kurasa Zidan sudah biasa dengan hal semacam ini, layaknya orang yang sudah lama menjadi penyanyi. Cuma aku saja yang tidak tau, padahal itu Band dari sekolah. Memang yaa, aku ini...

Kudet!! (Kurang update)

Lagu selesai dinyanyikan.
Arjun minta izin ke toilet, yang kujawab dengan 'iyaa'. Tinggallah aku sendiri disini.
Mustahil aku menahan dia, orang lagi kebelet juga. Dan lagi, aku bukan siapa-siapanya!?

Dari awal, aku memang tak berniat datang ke ultah Jennie. Diundang pun tidak. Tapi, sekarang apa? Posisiku ada disini dengan nasib menyedihkan sekali.

Lagi-lagi aku tertunduk memikirkan kejadian beberapa jam yang sudah berlalu tadi.

Apa mungkin aku harus menunggu dia sampai acara ini udahan!!

Bisa jadi, kan. Dia pulang duluan ninggalin aku!!

"Heh cewek!! Ngapain begong aja?"

Indri mengagetkan dengan memukul lenganku pakai stick drum.

Aku menengadah. Ternyata ada Zidan juga.

"Oh, kalian!" kataku, tersenyum.

"Kenapa murung gitu? Loe lagi sakit?" Zidan bersuara.

"Nggak, kok. Cuma ngantuk aja."

"Gelo!! Ngantuk di tempat ramai begini ... Kelewat Insomnia loe," Indri ikut bersuara.

"Hah, apanya yang insomnia?? Insomnia, kan orang nggak bisa tidur," sungutku kebingungan.

"Ho'oh. Saking kagak bisa tidur, loe malah ketiduran di tempat ramai kayak gini."

"Ngaco, ah. Nggak ada sangkut-pautnya kali, Ndri."

"Ngelantur apaan nih bocah. Nggak bermutu sekale," ejek Zidan.

"Apa loe," sinis Indri, kemudian terhenti tiba-tiba.

"Aish. Gue kok lola, ya (loading lama) kalian udah saling kenal?" tunjuk Indri satu persatu.

"Yoi broe," sahut Zidan menaikkan alisnya.

"Anjis... Loe berdua napa kagak kasih tau gue?"

"Emang wajib gue umumin ke loe?! Lagian, mana tau gue kalo Najwa teman loe juga."

"Iya juga, sih."

"Akh, hampir lupa." Zidan menepuk jidat. "Gue ada urusan lain. Gue cabut duluan, ya."

"Ah, sok sibuk loe!" Indri menuding.

"Serius gue emang orang sibuk. Orang penting gitu loh ... sering dipakek kemana-mana, ngak kayak loe tuh,"

Cuek & PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang