25. C&P

17K 1K 39
                                    

Duduk seorang diri dalam kegelapan tepat dirumah gadis yang hanya tinggal sendiri.

Menurutku itu bukan hal yang wajar. Roy!

"Ngapain di sini?"

"Kemana aja loe?"

"Kamu ngapain di sini?"

"Loe kemana aja seharian?"

Ini tidak beres. Kita sama-sama menuding pertanyaan, tanpa mau menjawab. Maka dari itu, aku beranjak ke samping rumah bertujuan mengambil jemuran yang hampir lupa, dan diingati oleh Zidan tadi.

Tau-taunya dia mengikut.

Aku segera mengangkat jemuran satu-persatu, sedikit terhambat karena ada penjepit baju, jadinya mesti melepas penjepitnya dulu. Mana cuciannya lumayan banyak.

Tanpa kumintai. Roy malah membantu mengambil jemuran yang langsung kutepis tangannya.

"Nggak usah! Biar aku aja."

Roy memindahkan tanggannya dari bajuku. Ku pikir dia akan menurut, tapi ternyata dia malah ke tali jemuran satunya lagi.

Aku menarik napas panjang.
Kapan, sih dia bakal nurut sama aku sekali aja!?

Kubiarkan saja apa yang dia mau. Hingga teringat akan sesuatu kalau ditali jemuran itu ada...

Pakaian dalamku.

Panik. Aku langsung panik dengan mulut berkomat-kamit,

Haduh, gimana ini!!

Segera berhambur ke sana, dan ternyata dia sedang mengamati...

Bikiniku!!

Kyaaaaaaa...

Nggak boleh, nggak boleh lihat...

Astaga. Udah warnanya nge-Jreng banget lagi, warna matahari. Ada pernak-perniknya pula. Persih bikini putri duyung.

Aibku tercecer.

Tergopoh-gopoh berlarih kearahnya. Dikarenakan aku pendek. Kutarik kerah bajunya, kulempar salah satu baju kaosku ke mukanya supaya dia tidak melihat lagi bahwa disepanjang tali ini pakaian dalamku.

Hiks... Aku malu.

Secepat mungkin aku mengambil semua dalemannya.

Kesal.

Harusnya dia yang malu, liat daleman perempuan, tapi nyatanya B aja!!

Tau nggak, sih. Secara nggak langsung dia hampir megang...

Hiiiii, aku sumpain mata Roy bakal bintitan.

"Nggak sopan, ih kamu?" cercaku.

Roy menarik kaos yang menutup mukanya. "Apaan!? Marah-marah ga jelas. Gue cuma bantu."

"Bilang aja alasan," teriakku. "Dasar cowok mesum."

Setelah kuteriaki demikian. Roy memasang wajah kebingungan, sedang aku berbalik menjauh darinya.

Nggak mungkin. Dia nggak sadar atas perbuatannya.






***







"Yang nggak sopan siapa!? Punya tamu nggak disuruh masuk."

Aku melempar pandangan sinis kearah Roy. Saat ini kami berada di dapur. Aku sedang mengaduk teh, dan Roy duduk diatas meja makan.

Nggak sopan, kan dia!!

"Huh, buktinya kamu langsung masuk tanpa disuruh."

Cuek & PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang