26. C&P

18.5K 986 39
                                    

Seperti biasa. Dibandingkan dengan kelas lain, kelasku tetap nomor satu paling ribut. Sekalipun ada guru.

"WOY, CUK. GUE BAWA GOSIP BARU NIH."

"Widih ... Apaan tuh?"

Kompak. Seluruh anak cowok berkerumun dibelakang. Siap mengepokan gosip terhangat yang digemparkan oleh Fadlan (si biang gosip) barusan.

Tak heran. Di kelasku hampir kebalikan, bukannya anak cewek yang suka bergosip, anak cowok juga tak ketinggalan, bahkan mengalahkan anak cewek.

Aku hanya geleng-geleng saat mendengar salah satu anak cowok berteriak.

"Gila ... Hot amat gosip hari ini. Masa! Waria wik-wik monyet hutan."

Pletak...

"Kebalik goblok. Monyet tuh yang ngena-ena waria."

"Anjis . Monyet jaman now."

"Monyet aja demen yang bening-bening. Masa loe ngak."

"Pala loe botak ... Bening apanya bulukan kayak gini. Mending juga Lucinta Luna."

"Aa elah. Gue dua-duanya nggak napsu."

Semua anak cowok yang berkerumun bersamaan menoleh. Mendapati suara lain yang baru ikutan nimbrung.

"Heh, tukang omel ngapain sini. Sana cabut," usir salah satu anak cowok.

"Wuenak aja ngusir2 orang. Gue mau ikutan."

"Ga ada celah. Ini tuh bisnis lelaki." Kali ini Fadhlan ikut berkomentar.

"Psst... Psst... bung! Dia, kan---" Para cowok berbisik-bisik.

"Hihi, udah kayak gosip hari ini, tinggal nyari monyet satu lagi." Masih dalam keadaan berbisik.

"Heh, setan ... Ngapa tuh bisik-bisik? Gosipin gue pasti, kan?"

"Su'ujon loe mah, berasa kayak artis aja loe digosipin."

"Emang mesti artis doang yang digosipin!? Tingkat rambut palsu pak kepsek aja kalian omongin, berarti dia artis dong," sembur Celia. Sebelum beranjak dari sana ia menambah.

"Hadeuh ... Emang, ya anak cowok di kelas gue pada gak beres." Celia mendudukkan diri di bangku Indri yang bersebelahan dengan deretan kami.

"Sorry ... Gue beres!" ralat Ilham yang duduk didepanku.

"Hoho, ada yang tersungging ternyata."

"Tersinggung." Ilham menyela.

"Hemp dah. buat loe gue acung jempol deh. Kalau loe ngak beres kagak mungkin dijadiin ketua gelas."

"Ketua gelas? Ketua gelas mah poci. Ketua kelas begok."

"Bodo ah. Loe salah sebiji huruf aja ribot." Setelah berkata demikian Celia beralih padaku.

"Najwaaa sayanggg!!" panggilnya dengan logat manja yang dibuat-buat.

"Hmm," Aku tersenyum dengan logat terpaksa.

"Ah, ngak asik ... Loe nyahutnya ngak ikhlas."

"Iyaaa Celiakuuu." ucapku mengalah.

"Nah, gitu dong. Gue liat-liat, loe senang banget hari ini, ada apaan gitu?"

"Haa, senang dari mananya? Biasa aja kurasa."

"Kayak orang lagi berbunga-bunga gitu."

"Ada-ada aja kamu, Cel."

Sedari tadi aku asik memikirkan kejadian semalam tentang Roy yang meminta maaf.

Hmm ... Apa karena itu aku terlihat bahagia!?

Cuek & PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang