Bantal, boneka, sprai, apapun benda empuk yang ada di sekitarku melayang menyeraki kamar.
"Aaaaaa!"
Lagi-lagi aku berteriak histeris kala mengingat....
"Loe duluan yang mulai!!"
"Gue gak bakal minta maaf."
Bayangan itu masih sangat kentara dalam pikiranku.
Pada saat Roy mengatakannya!
Pada saat dia menatapku!
Pada saat hembusan napasnya mengenai wajahku!
Pada saat kami bertatapan dalam jarak yang cukup menegangkan!
Pada saat dia meniup mataku, setelah itu dia pergi meninggalku seorang diri mematung di lorong itu.
Tapi, yang paling jelas terekam di otakku ketika dia menarikku, mengunciku lalu dia menciu...
Iiiiih .... STOP!!
Plak... Plak
Aku menampar diri sendiri. Kejadian yang telah lalu tidak perlu diingat lagi.
Tapi, tetap saja kan. Aku yang mulainya duluan.
CEWEK MACAM APA AKU!
NGAK PUNYA MALU.
BUNDAaaa.... ANAKMU INI KURANG AJA...
Tok. Tok
"Najwa. Ngapain kamu di dalam ... Kenapa teriak-teriak?"
Tiba-tiba, Bunda mengebrak pintuku sambil berteriak.
"Anuu, maaf Bun. Tadi ada nyamuk." Aku menjawab asal dari dalam.
"Siang-siang ada nyamuk ... Cepat beresin kamarmu. Cewek-cawek, kok kotor."
"Hadeuh, iya Bun."
"Jangan iya-iya saja. Selama ini ngapain aja kamu di rumah? Halamam kotor, rumput panjang, bunga gak di siram, piring ngak di tempat piring, kulkas bau kentut, cucian menumpuk..."
Bla-bla-bla
Masih banyak lagi ocehan Bundaku.
Maklumi saja.
Tidak ada emak-emak yang tidak cerewet.
***
Seminggu, kurang lebih peristiwa di lorong itu telah berlalu.
Semenjak itu pula aku selalu mengurung diri di kelas. Tidak ke kantin, tidak keperpustakaan, tidak kemana-mana selain keluar untuk pulang, biar tidak bertemu dengan Roy.
Tau-taunya tersebar berita tentang kedekatan mereka Roy dan Naylis.
Haruskah aku menanggapi seperti ini...
Kemarin baru saja mencium orang, malah tau-taunya dekat sama orang lain.
Tidak harus seperti itu!! Yang kulakukan sekarang hanya mengedik bahu acuh.
Toh, buat apa aku memusingkan mereka. Bukannya aku sudah janji yang namanya Roy tidak akan ada lagi dikehidupanku.
Soal kejadian yang itu. Anggap saja tidak disengaja. Dan aku bebas ingin melakukan apapun.
Sia-sia deh, ngurung diri gak jelas begitu.
***
Hari ini sekolah berfungsi sebagai tempat studio, dikarenakan ada pertandingan antara IPA dan IPS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuek & Pendiam
Teen FictionYang satu Cuek, dingin, irit bicara, acuh tak acuh. Yang satu lagi Pendiam, pemalu, lugu nan polos. Apa jadinya jika mereka berdua terikat suatu hubungan ??? Hubungan pertemanan ...!! Bukan !!! Tetapi lebih dari sekedar teman. Tepatnya hubungan 'Pa...