Sudah tak terhitung aku mengirim pesan singkat untuk Roy, tetapi yang dilakukannya hanya di read saja, membuat jantungku terbakar.
Kalau ngak ada niatan balas, sekalian aja ngak usah baca.
Tak langsung menyerah. Dengan sigap aku kembali menghubungi Roy. Yang ternyata diangkat, tapi yang mengangkatnya seorang cewek, seketika membuat hatiku mengebu-ngebu, semangatku patah saat cewek itu berkata.
'Nomori yang anda tujui sedang tidak aktif. Cobalah hubungi beberapa saat lagi'
***
Bersembunyi di semak belukar pohon melati yang tak terurus di samping sekolah. Seperti maling, lebih tepatnya seperti seseorang yang menghindar dari musuh, padahal aku tidak memiliki musuh, bahkan berbuat salah pun tidak.
Tanpa ada penyebab yang pasti, hanya karena tak sengaja berpapasan dengan Zidan serta ketiga temannya. Kalang-kabut aku bersembunyi di sini (di pohon melati yang sudah tua, bahkan sudah tak berbunga lagi)
Celingukan dalam keadaan berjongkok di rimbunan daun yang lebat, mewanti-wanti dia sudah jauh apa masih disini. Dan hasilnya Zidan beserta temannya malah nonkrong ditumpukan batu hias yang lumayan dekat dari tempat persembunyianku.
Sampai kapan aku harus menunggu mereka enyah dari sini?
Akh... Aku ngapain, sih!?
Yang salah siapa!?
Yang malu siapa!?
Harusnya dia dong. Main back hug orang aja tanpa permisi.
Kesal. Berdiri dan beranjak dari tempat persembunyian menuju ke kelas.
Saat berjalan di kuridor. Mataku diajak kompromi pada arah yang sedang berkerumun. Melihat ekspresi mereka menambahku semakin penasaran.
Kebetulan ada cewek yang seleting denganku lewat. Aku menghentikannya, "Di sana ada apaan rame-rame?"
"Ada yang kesurupan."
"Haa, siapa?"
"Ngak tau ... Kayaknya anak baru, deh."
Pembicaraan kami terpotong gegara cewek yang kesurupan itu berteriak.
"PERGI ... PERGI KALIAN SEMUA!"
Siswa-siswi yang berkerumun memundurkan langkah menjauh.
"JANGAN DEKAT-DEKAT ... JANGAN DEKAT-DEKAT KE SANA." Cewek itu menunjuk ke arah kami.
Semua orang yang ada disini melihat ke arah kami. Aku dan temanku tercengang dengan mata sedikit melotot, kami saling melempar pandang.
"Kita kenapa?" bisik cewek disampingku, ketakutan. Aku hanya menggeleng kecil. Mendapati seluruh pasang mata menjurus kemari, rasanya seperti korban pelecehan yang dipandang sebelah mata.
"Di rimbunan semak itu ada penghuninya. Jangan main kesana." Cewek kesurupan melanjuti kalimatnya. Ternyata dugaan kami salah, cewek itu bukan menunjuk kami melainkan semak belukar yang ada di belakangku.
Kembali seluruh mata tertuju ke semak yang disebut cewek itu.
Mengikuti arah telunjuk cewek itu. Aku meneguk ludah kasar, seketika merinding dengan napas tertahan, jantungku serasa hendak keluar dari asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuek & Pendiam
Teen FictionYang satu Cuek, dingin, irit bicara, acuh tak acuh. Yang satu lagi Pendiam, pemalu, lugu nan polos. Apa jadinya jika mereka berdua terikat suatu hubungan ??? Hubungan pertemanan ...!! Bukan !!! Tetapi lebih dari sekedar teman. Tepatnya hubungan 'Pa...