Bab 28 : Keberangkatan

5.3K 241 4
                                    

Dari dulu Hulya memiliki sebuah impian untuk pergi kenegara yang selalu dia impikan untuk dikunjungi. Italy... negara yang terkenal akan menara miring nya pisa.. entah apa yang membuat Hulya sangat tertarik dengan negara itu. Seakan akan ada magnet yang menarik kuat untuk dia pergi kesana.

Kaluarganya tak pernah mengizinkan Hulya untuk pergi bebas bahkan untuk berlibur kepulau Dewata Bali saja dia tak akan diizinkan kecuali dengan pengawasan mereka.

Dan hari ini dia merasa senang, setleah berdebat panjang dengan kakak dan orangtuanya untuk pergi dengan Rendy ke Italy, mereka mengizinkan Hulya untuk pergi. Dengan syarat meminta izin dulu kepada suaminya Ali..

Hulya sudah izin dan dia bilang bahwa dia akan pergi Italy dengan Rendy lewat e-mail. Tapi belum ada balasan dari Hulya, sebenarnya Hulya ingin menelpon Ali. Tapi entah mengapa ponselnya tidak aktif. Apa mungkin didaerah Ali bekerja tidak ada sinyal?

Dan yang disesali oleh Hulya, dia tidak pernah bertanya pada suaminya itu bekerja apa? Dia terlalu larut dalam kebersamaan nya kemarin. Wanita itu berfikir mungkin Ali bekerja sebagai nelayan  yang berminggu minggu ditengah lautan maka tidak ada sinyal. Dan fakta yang ditemukan dalam koper Ali, dia mempunyai pakaian berjas. Memikirkan itu jadi pusing sendiri.

Setelah Hulya mengirimi e-mail pada Ali dia memutuskan untuk ikut dengan Rendy untuk kenegara itu. Dan mungkin dia akan bertemu dengan Reni dan mengajak sahabatnya itu berjalan mengelilingi negara Italy

"Ck! Ribet banget" kesal Rendy

Rendy melihat adiknya yang sedang membawa koper dengan susah payah ditambah baju syar'i nya yang mempersulit gerak Hulya.

"Bantuin kek bukan nya gerutu gak jelas gitu"

Langsung saja Rendy mengambil alih koper Hulya dan memasukan nya kedalam bagasi mobil.

Pesawat mereka akan take off pukul 20.35 WIB dan sekarang sudah jam 18.25 masih sore. Mereka memutuskan untuk mengambil penerbangan malam. Rendy tak menyukai penerbangan yang berangkat jam siang ataupun pagi.

Lalu mereka pun berangkat ke bandara Seokarno-Hatta. Sesekali Hulya mengecek ponselnya berharap mendapat balasan dari Ali. Tapi tak ada satupun e-mail yang masuk. Hanya ada beberapa promosi dari aplikasi.
.
.
.

Ketika mereka memasuki pesawat, para penumpang disibukan untuk menaruh barangnya dan ada yang mencari nomor kursinya. Berbeda dengan Hulya yang sudah cemas dan masih memperhatikan ponselnya. Mengapa tidak mendapat balasan dari Ali. Dia berangkat ke Italy, tapi suaminya belum mengetahuinya.

"Kenapa?" Tanya Rendy yang menatap Hulya karna rraut wajah wanita itu terlihat cemas

"Ali gak baca e-mail aku" jawab Hulya

"Mungkin dia lagi sibuk, dan ga sempet baca... sekarang matiin hape nya udah mau take off" ucap Rendy sembari memejamkan matanya.

"Tapi Ali gak tahu aku mau pergi ke Italy" ucap Hulya

Rendy tak merespon ucapan Hulya, dia memejamkan matanya dan meyumpal kupingnya dengan headset. Dan melihat Rendy mencueki dirinya Hulya men denggus kesal dan dia menampar pipir Rendy pelan

"Awww" ringis Rendy

Dia langsung membukakan matanya dan memegang pipi yang ditampar tadi oleh adiknya itu

"Kenapa sih?"

"Au ah terang!" Balas Hulya yang langsung membelakangi Rendy...

Rendy menggerutu tak jelas melihat tingkah adiknya yang terlihat aneh dari pada biasanya. Manja! Sekarang wanita itu lebih manja dari sebelumnya. Apa mungkin efek menikah kali ya? Orang orang bilang jika kita menikah maka istri akan lebih manja dari pada sebelumnya.

Ana Uhhibukka Fillah, Istriku [TAMAT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang