•Bab 18

49 16 2
                                    

Jangan ambil keputusan ketika kau sedang marah.

_______
___
_______

Argh!! Bahkan Fasya lupa kalau Rahmi merupakan entek-entek dari Sisi. Meskipun Rahmi sering bermain bersama dengan Fasya.

"Lo masuk duluan " kata Rahmi.

"Gue tahu kalian akan jebak gue. Tapi apa lo tega jebak gue rahmi? Bahkan gue udah anggap lo sebagai sahabat gue sendiri walau kadang lo bikin gue kesel" lirih Fasya.

Rahmi yang tidak ingin berlama-lama menatap wajah memelas dari Fasya langsung saja mendorong tubuh Fasya masuk ke dalam gudang itu dan menutupnya rapat-rapat. Jika berlama-lama dengan Fasya, bisa-bisa pertahanan nya runtuh, dan dia gagal melaksanakan perintah Sisi yang memintanya untuk membawa Fasya kepadanya.

Bruk!!

Fasya yang belum siap mendapat dorongan dari Rahmi tanpa sengaja menabrak patung kerangka manusia yang sudah lama tidak digunakan itu.

"Awwuus.." ringis Fasya sebab lengannya tanpa sengaja tergores oleh tulang rusuk dari kerangka manusia itu.

"Si... Sisi!. Kok gelap sih?" teriak Fasya yang semakin merasa takut.

Atau jangan-jangan Fasya akan dikuncinya disini hingga esok hari?

Pintu. Ya pintu. Dengan segera Fasya meraih knop pintu berharap jika Rahmi belum sempat menguncinya.

Shit!  Ternyata Fasya kalah cepat dengan Rahmi. Ia terlanjur terkunci diruangan gelap berdebu ini. Sungguh menyesakkan.

Srek..

Bunyi aneh itu terdengar entah dari mana. Keadaan yang gelap mempersulit Fasya untuk melihat apa yang terjadi di gudang ini. Atau jangan-jangan ada binatang aneh disini? Tikus? Kecoa? Atau semacam nya? Atau jangan-jangan hantu?

"Nggak! Nggak! Gue takut... Gue pengen pulang... Pengen keluar dari sini... Please siapa aja yang ada diluar tolong bukain pintu nya... I'm afraid... " lirih Fasya sambil menggedor-gedor pintu Gudang berharap ada seseorang yang akan menolong nya.

Mata Fasya mulai memanas. Sepertinya sebentar lagi ia akan menangis. Ia benar-benar takut dengan kegelapan. Apalagi ditempat menjijikan ini sendirian.

"Aaaaaaaaaaaaa" teriak Fasya saat ia merasa ada yang menariknya dari belakang.

Fasya ditarik hingga didudukan disebuah kursi yang kira-kira berada ditengah gudang itu. Fasya masih belum bisa melihat siapa orang yang telah menarik Fasya, keadaan yang gelap masih membatasi penglihatan Fasya.

Rasa takut benar-benar telah menyelimuti Fasya kali ini. Tidak ada siapa-siapa lagi yang bisa ia harapkan. Ketiga temannya? Bahkan untuk menatap Fasya saja mereka terlihat enggan.

Klik.































































1

2

3

Cinta Dipenghujung Masa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang