•Bab 49

27 9 0
                                    

°Kehadiran seorang sahabat lebih berarti dalam kehidupan aku, ketimbang hadirnya lelaki yang pada akhirnya membuat kita pecah belah seperti ini.°


~anisa~

Setelah menghabiskan waktu cukup lama untuk berdebat dengan anaknya, Weni memutuskan untuk pergi menyusul Nur ke tenda.

Dan kini, tinggallah Rafka sendiri duduk dibatu besar itu sambil merenungkan kembali kata terakhir yang terlontar dari mulut Mama nya itu.

'Itu perintah Rafka! Dan Mama nggak terima bantahan.. '

'Kamu sudah mama daftarkan di pesantren.'

'Lusa kita ke sana untuk test dan mengurus hal yang lainnya. '

Ingin rasanya Rafka membantah. Namun melihat wajah memelas sang Mama, tak cukup mampu untuk Rafka berbuat setega itu pada perempuan yang telah melahirkannya itu.

Namun, disisi lain, janjinya pada Fasya untuk masuk ke Universitas yang sama telah terlanjur Ia utarakan. Apa yang harus Ia katakan pada Fasya nanti? Sudah dipastikan Fasya akan sangat kecewa.

"Lo beruntung Fasya nggak apa-apa!"

Rafka menengok kebelakang. Ternyata Azka. Lelaki yang entah sejak kapan membuat Ia selalu malas untuk berhadapan dengannya.

Rafka sama sekali tidak merespon perkataan Azka. Sama sekali tidak penting.

"Sekarang gue tanya lagi," kata Azka menjeda perkataannya.

Rafka menoleh untuk menanti perkataan selanjutnya yang akan keluar dari mulut laki-laki yang terduduk disampingnya itu.

"Alasan lo kasih saran ke gue untuk putusin Fasya, karena lo suka kan, sama Fasya?" tanya Azka dengan senyum miringnya.

"Kalau iya emang kenapa? " tanya Rafka tanpa menengok ke arah Azka.

"Nggk nyangka aja, ternyata lo suka bekas gue! "

Rahang Rafka mengeras mendengar cacian yang keluar dari mulut Azka. Jelas dia marah. Seenaknya saja dia menyebut Fasya bekasnya. Walau memang benar itu kenyataannya. Namun tetap, Rafka tidak suka.

Dan lagipun, mereka putus bukan seratus persen salah Rafka. Toh, Fasya sendiri yang memang sejak awal tidak menyukai Azka. Lalu dimana letak salah Rafka? Rafka hanya menolong Fasya untuk mempermudah jalan untuk putus dengan Azka. Baik bukan?

"Asal lo tahu! Tanpa gue kasih usul buat putusin Fasya pun, hari itu Fasya memang akan mutusin lo. " jawab Rafka berusaha sesantai mungkin.

"Nggak usah ngeles.. Dasar penikung.. "

"Suka itu wajar! Dan Fasya juga suka sama gue! Dan lo ?" Rafka menunjuk dada sebalah kiri Azka dengan jari telunjuknya sehingga Azka sedikit terhuyung karena Rafka yang sedikit berenergi mendorongnya.

"Harus nya lo sadar! Lo cuma jadi pelampiasan Fasya saat dia sakit hati sama Guntur!! " sambung Rafka.

Bugh!

Azka langsung meninju rahang Rafka sehingga membuat Rafka terjungkal hingga jatuh ke sungai kecil dibelakangnya.

Rafka yang tidak terima pun membalasnya dengan menendang perut Azka hingga terpental kebelakang.

Rafka berdiri dan menarik kerah baju milik Azka dengan kasar. " Lo yang mulai semua ini. "

Rafka kembali melayangkan tinjunya. Kini tepat mengenai pelipis Azka hingga membiru.

Cinta Dipenghujung Masa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang