•Bab 30

44 14 0
                                    

Berharap lah sesuai dengan apa yang kau usahakan
~

"Karena lo. "

"Eh?" tanya Fasya kaget. "Kok karena gue? "

Rafka hanya menanggapi nya dengan senyum kecil. Tanpa menjawab pertanyaan dari Fasya, Rafka langsung pergi meninggalkannya.

"Kok aneh? Emang apa hubungan nya Rafka, Azka, sama gue? " tanya Fasya bermonolog.

"Ah, bodo ah.. Mending gue ke kamar.. Ngantuk. "

Fasya pun meninggalkan tempat tersebut dan langsung melangkah kan kaki nya menuju kamarnya tanpa kembali ke tempat Hana tadi.

Setiba di dalam kamar, Fasya mendapati Anisa yang telah tertidur lebih dahulu. Fasya mendekat ke Anisa yang tertidur membelakanginya.

Terlihat Anisa yang sepertinya gerah tertidur dengan hijab yang masih melekat di kepalanya. Fasya pun perlahan membuka hijab tersebut. Dan menyisakan anak jilbab yang menutupi seluruh rambutnya kecuali leher.

"Maafin gue ya Anisa... Gue bener-bener nggak tahan terus-terus dieman sama lo kayak gini.. Maaf kalau gue udah langgar janji gue kalau gue nggak akan rebut Rafka dari lo. "

Fasya terus mengelus lembut kepala Anisa tanpa membuat Anisa terbangun dari tidur nya.

"Gue juga nggak bisa cegah perasaan ini.. Kalau emang dengan cara gue jauhin Rafka bisa balikin persahabatan kita, apa pun itu gue rela korbanin perasaan gue.. "

Tanpa Fasya tahu, saat dirinya meneteskan air mata, saat itu juga cairan bening dari mata Anisa ikut meluruh.

Anisa tidak tidur. Ia mendengar semua yang dikatakan Fasya. Dan entah kenapa ia merasa sangat bersalah telah mendiamkan Fasya seperti ini hanya karena cinta. Ingin rasa nya saat ini ia bangkit dan memeluk Fasya begitu erat. Tapi lagi-lagi ego nya mengalahkan segala nya.

"Nice dream Anisa.. " kata Fasya dan ikut tertidur di samping Anisa.

****

Pagi hari nya, semua siswa diarahkan untuk menuju lapangan luas yang terletak tidak terlalu jauh dari lapangan. Para siswa masih mengenakan pakaian tidur nya. Ada juga yang masih mengenakan pakaian semalam saat di acara.

Semua siswa dikumpulkan disini untuk sarapan bersama.

"Sekarang jam berapa Sya? " tanya Via masih dengan gaya bangun tidur nya. Jilbab nya entah telah terbang kemana. Dan saat ini ia hanya mengenakan baju tidur yang dilapisi dengan gardigan di luarnya.

"Jam... " Fasya melirik ke arah pergelangan tangan nya, tepatnya ke arah jam tangan berwarna hitamnya.

"Delapan lewat lima, " jawab Fasya.

"Lo udah mandi ya? " tanya Via lagi.

Saat ini mereka berdua sedang duduk dibawah pohon beringin jauh dari lapangan tersebut. Hanya Fasya dan Via. Karena yang lainnya tidak tahu kemana.

"Udah dari abis shubuh.. " jawab Fasya sambil menyuapkan sesendok penuh nasi ke dalam mulutnya.

"Ooh, cepet amat bangun nya.. " tanya Via juga ikut menyuapkan nasi ke dalam mulut nya.

"Kan gue nggak ikut begadang kayak lo.. "

Via hanya menyengir menanggapi jawaban dari Fasya. Memang tadi malam ia sempat begadang hingga jam satu pagi. Sedangkan Fasya telah tertidur sebelum jam sepuluh.

Mereka pun makan dalam diam, hingga suara pak Hartono selaku kepala sekolah membuat semua perhatian orang-orang yang berada di lapangan tertuju padanya. Tanpa terkecuali Fasya dan Via yang tidak berada dilapangan.

Cinta Dipenghujung Masa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang