•Bab 27

47 15 0
                                    


"Kamu bukan dia yang nggak akan pernah bisa menjadi kamu"


🍦🍦🍦


Fasya berjalan sedikit tergesa-gesa karena kesal setengah mati pada Azka bin syaiton terkutuk itu. Ingin di letakkan dimana muka Fasya? Bayangkan saja, hampir sebagian hadirin yang hadir di acara itu menatap Fasya. Bukan hanya para siswa,tapi juga para guru, dan yang mengenaskan nya lagi bapak bupati yang sengaja di undang oleh pihak sekolah.

"Fasya!! Sini.. " teriak seseorang.

Fasya mencari keberadaan seseorang yang meneriaki nya. Dan pandangan nya jatuh kepada Dio dan teman kelas Fasya lainnya yang sedang duduk di kursi yang langsung menghadap ke arah panggung.

"Kemana aja lo?" tanya Tedy setelah Fasya benar-benar duduk dikursi nya dengan benar.

"Naik haji" jawab Fasya asal.

"Yeuh, biasa aja lu kolor miper" ejek Dio.

"Terus kalau gue nggak biasa, kolor spiderman mau apa?" ucap Fasya menantang.

"Mau makan, yuk, kesana, banyak kue.. " ajak Dio.

Fasya hanya mampu menggeleng-geleng kan kepala nya. Teman-teman nya itu memang sebleng semua. Jadi jangan heran jika Fasya sendiri memiliki sifat tak jauh dari mereka. Fasya yakin, mereka lah yang akan sangat Fasya rindukan nanti.

Karena menurut penelitian. Teman yang baik adalah teman yang memburuk-burukan teman nya didepan teman itu sendiri, bukan dibelakang.

"Eh, Btw, CS gue mana?" tanya Fasya menanyakan keberadaan teman-teman nya yang lain.

"Oh, mereka di tempat cewek.. Tuh disana... Kalau disini khusus cowok." jawab Irman santai sesantai orang yang nyantai di pantai.

Fasya sukses melongo lima jari. Pandangan nya menelisik ke sekelilingnya. Dan benar saja, Fasya duduk dikawasan laki-laki. Dilihatnya, Irman, Tedy, Dio, Iqbal, Fadhli, Rafka, dan banyak lagi yang lainnya menatap nya sambil menahan tawa.

"Bangke! Terus lo ngapain manggil gue ke sini? " geram Fasya sambil mengepal kuat tangannya, sehingga buku-buku jari nya memutih.

"Lagian lo kayak anak hilang aja disana.. Gue sebagai teman baik, dan tidak sumbing-"

"Tidak sombong" potong Tedy.

Dio hanha menyengir bodoh.

Fasya pun langsung meninggalkan mereka semua dan beranjak menuju dimana Hana, dan lainnya berada.

Dilihatnya para siswi kelas XII, hanya beberapa yang mengenakan hijab. Bisa diperkirakan tidak sampai setengah dari banyak nya perempuan. Seperempat mungkin.

Via, Rahmi,dan Lira memutuskan untuk mengenakan busana muslim di acara prom night tahun ini. Entah dapat hidayah dari mana. Yang penting, itu lebih dari cukup. Setidak nya hati mereka tergerak, dan semoga mereka tetap istiqomah.

"Assalamu'alaikum" ucap Fasya dan duduk disamping Hana.

"Lama banget Sya? Kemana aja kamu?" tanya Hana.

"Nyari kalian lah, kemana lagi."

Terlihat Anisa tersenyum kecut. Seperti nya dia masih marah. Jujur Fasya sudah muak dengan semua ini. Fasya tidak bisa lagi berlama-lama dengan keadaan yang seperti ini. Tapi mai bagaimana? Bagaimana cara agar Anisa bisa mengerti? Kenapa Fasya yang terlihat terpojoki disini?

"Hm.. Nis-"

"Eh, gue mau nyamperin Sovi sama Nina dulu ya.. Udah janji soal nya, ada yang mau ikut nggak?"

Cinta Dipenghujung Masa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang