•Bab 50

11 6 0
                                    

"Yuk Sya, balik ke tenda... Nanti yang lain cariin.. "kata Anisa setelah sekian lama mereka berbincang-bincang.

Fasya melirik jam hitam yang melingkari pergelangan tangan kanannya.

Sudah jam sepuluh lewat tiga puluh lima. Itu artinya Fasya dan Anisa telah menghabiskan waktu kurang lebih dua jam untuk berbincang-bincang.

"Ya sudah yuk.. "kata Fasya dan berdiri dengan dibantu oleh Anisa.

" Pelan-pelan aja jalannya, biar aku papah, " kata Anisa.

Fasya hanya mengangguk dan mereka pun kembali ke tenda dengan Anisa yang memapahnya.

Namun,setengah perjalan, mereka melihat Azka, Rafka, dan tante Weni yang setahu Fasya adalah teman Mamanya.

"Tante Weni kok ada disini?"  gumam Fasya.

"Tante Weni itu Mamanya Rafka, " kata Anisa yang tadi mendengar  gumaman Fasya.

" Yang bener? " kaget Fasya.

" Iya... Dia ke sini sama Mama kamu  tadi malam... "

Fasya hanya ber'oh'ria. Lalu mereka melanjutkan jalan mereka.

Namun baru beberapa langkah, Fasya tidak sengaja mendengar perbincangan antara Weni, Azka, dan Rafka yang sukses membuat Fasya menghantikan langkahnya untuk mendengar kata demi kata yang mereka bicarakan.

"Jadi ini kenapa Azka jarang lagi ke rumah? Kenapa kalian jadi berantem kayak gini? Masalah apa? Masalah rebutan mainan kayak dulu lagi? Kalian sudah besar.. Mama mau kalian baikan sekarang... Kalian bersaudara, gak baik marahan kayak gini.. " marah Weni yang berdiri di antara Azka dan Rafka.

" Kali ini lebih dari berebut mainan Ma, " kata Azka.

Fasya terdiam. Berusaha mencerna setiap kata yang Ia dengar. Begitupun Anisa yang sama kagetnya.

" Azka.. Sama Rafka saudara? " gumam Fasya bermonolog.

" Apapun masalahnya.. Selesaikan dengan baik-baik.. Jangan main jotos aja.. "nasihat Weni." Sekarang jelasin ke Mama, kenapa kalian berantem? Karena apa? "

" Rafka rebut pacar aku Ma, " kata Azka penuh emosi sampai menunjuk nunjuk tepat di wajah Rafka.

Rafka yang tidak terima langsung menepis tangan Azka dengan kasar dan hendak melayangkan tinjuan andai saja Weni tidak segera mencegahnya.

" Dia nggak suka sama lo, gue suka sama dia dan dia suka sama gue.. Terus salah gua dimana? Gua gak pernah maksa dia untuk cinta sama gua.. " kata Rafka.

" Tapi kalau seandainya lo gak kasih saran bajingan lo itu, mungkin gua sama Fasya gak akan putus sampe sekarang... "

Jduaaar!!!

Fasya tertegun. Rafka dan Azka bertengkar karena dia? Jadi selama ini mereka bertengkar karena Fasya?

Fasya telah menghancurkan tali persaudaraan antara Rafka dan Azka.

" Apa keputusan gua untuk suka sama Rafka adalah jalan yang salah? "lirih Fasya.

Anisa menoleh. Ia sama terkejutnya dengan apa yang baru saja sama-sama mereka dengar.

" Bukan salah lo Sya, lo lupa kalau semua yang terjadi pada diri setiap manusia, sudah menjadi takdir yang telah Allah tuliskan di lauhul mahfuz? " kata Anisa berusaha menghibur Fasya sembaru tangannya mengelus elus pundak Fasya.

" Stop!! Udah.. Jangan adu mulut lagi.. Jadi kalian bertengkar hanya karena cewek? Kalian masih kecil... Kalian harusnya fikirkan saja tentang sekolah.. Untuk masalah cewek.. Udah di atur sama Allah... "

Cinta Dipenghujung Masa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang