•Bab 21

47 14 0
                                    

Flashback on..

"Lo nggak ke masjid?" tanya mereka dengan nada serentak.

Mereka sama-sama terkekeh melihat tingkah mereka yang konyol itu. Terutama Anisa. Untuk pertama kalinya dia didera gugup yang berlebihan seperti ini.

"Okeh, gue tadi telat bangun, jadi pas pergi, gue liat lo di kejar sama preman.. Ya.. Gue ikutin.. " jelas Nino.

Anisa manggut-anggut tanda mengerti.

"Kalau gue juga bangun telat, biasanya nebeng sama abang.. Tapi tadi dia udah duluan.. Jadinya gue naik bis, nyampe halte di recokin sama preman tadi" jelas Anisa.

Nino ber'o'ria. Tiba-tiba suasana menjadi canggung dan mencekam. Anisa sendiri sudah tidak tahan dengan semua ini.

Akhirnya ia memutuskan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Demi tidak tercipta nya suasana yang awkward.

"Ehm.. Lo mau ke masjid?" tanya Anisa berbasa-basi. Padahal dia tahu, rasanya tidak mungkin mereka ke masjid karena sudah terlalu terlambat.

"Ehmm.. Kayaknya nanggung kalau kita ke Masjid. Pasti bentar lagi acara nya selesai" kata Nino.

Anisa membenarkan apa yang di ucapkan Nino barusan. Jam sudah menunjukan pukul sebelas lewat dua puluh. Jadi acara itu sudah berlangsung kira-kira dua setengah jam yang lalu.

"Ya udah.. terus kita kemana nih?" tanya Anisa balik.

"Gimana kalau ke cafe bendras? Lagi promo.. " usul Nino yang langsung di angguki oleh Anisa.

Sedari hari pertama cafe itu buka, sebenarnya Anisa sudah sangat ingin mengunjungi nya. Namun sampai sekarang masih belum kesampaian. Jadi, kesempatan kali ini tidak akan ia sia-sia kan begitu saja.

Motor Nino langsung membelah jalanan Jakarta dan mengarahkannya ke cafe bendras yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka.

Anisa hanya duduk diam tanpa ada niatan membuka suara. Jujur saat ini ia sangat gugup . Entah gugup karena apa, yang pasti, saat berada di dekat Nino, jantung nya berdegup lima kali lebih cepat.

Motor Nino berhenti tepat di depan cafe Bendras yang sedikit ramai oleh pengunjung baik pengunjung muda, tua, hingga anak-anak.

"Rame Nin.. "ucap Anisa sambil menginterupsi ke seluruh bagian kafe.

"Iya, maklum baru buka."

Mereka berdua pun masuk ke dalam kafe dengan beriringan.

"Anisaaa.. "

Panggilan sang ibu langsung membuyarkan lamunan nya tentang hal yang baru saja terjadi pada dirinya beberapa menit yang lalu.

Dengan berat hati Anisa menghampiri ibu nya yang sedang berada di dapur.

****

Setelah berkeliling sekolah untuk mengumpulkan anak OSIS, Fasya langsung menuju ruang OSIS karena rapat akan segera di adakan.

Fasya sudah menyuruh Hana untuk pulang terlebih dahulu karena tidak tega rasanya jika harus membuat Hana menunggu lama sendirian. Karena Fasya tahu, menunggu itu bikin nyesek.

Saat tiba di ruang OSIS,semua anggota OSIS telah duduk rapi di tempatnya masing-masing. Hanya duduk dengan beralaskan tikar lipat. Karena kursi dan meja tidak dapat menampung banyak nya anggota OSIS yang melebihi personil JKT 48 itu.

"Assalamualaikum" ucap Fasya dan duduk bergabung dengan yang lainnya.

"Lo doyan banget deh telat" sinis Rafka.

Cinta Dipenghujung Masa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang