"Anneth!"
Gadis yang sedang asik dengan makannya pun menoleh, melihat orang yang memanggilnya.
"Masih makan ya?"
Anneth mengangguk, lalu bergeser sedikit memberi orang itu ruang kosong untuk diduduki.
"Kak, tadi Anneth belum puas, dia kaya pasrah gitu, gak asik, cariin korban yang baru ya!"
Lyra Zalora Roozelt, kakak dari Annetha Zalora Roozelt, dialah satu satunya orang yang mengetahui semua tentang Anneth, termasuk membantu adiknya untuk melakukan hobinya dengan aman.
"Mau korban lagi? Tadi kan sudah, jangan terlalu sering Anneth, itu gak baik, perjanjian kita kan seminggu sekali, jadi kamu boleh cari korban lagi minggu depan."
Anneth mengangguk mantap "Tapi, kakak yang cariin ya, cari yang benar benar menantang!" Bisiknya.
Lyra tersenyum "Apapun untuk kamu, Kakak gak mau kejadian dulu terulang lagi, kejadian saat kakak hampir kehilangan kamu."
***
Anneth tersenyum lembut kepada setiap siswa siswi yang menyapanya saat mereka berpapasan, sapaan yang membuat Anneth muak.Seperti sebelum sebelumnya, mereka hanya bertingkah baik saat didepan saja, sebab mereka semua tau jika ia adalah Putri bungsu dari Seorang Alexander Roozelt, mau tidak mau ia juga akan membalas sapaan itu dengan senyuman.
Jangan lupa jika sekolah ini juga milik keluarga Roozelt, lebih tepatnya sekolah ini berada di bawah kekuasaan seorang Lyra Zalora Roozelt.
Itu sebabnya mereka semua sangat baik padanya, sebenarnya ia bisa dengan bebas melakukan apapun disini karena kakaknya Lyra akan dengan senang hati mengabulkan semua keinginannya.
Dimana pun ia berada, tak seorangpun yang akan mengalihkan pandangannya dari gadis itu, gadis dengan pesona yang tidak bisa ditolak, gadis bermata biru, kulit putih pucat, rambut pirang bergelombang, serta bibir tipis yang menawan.
Semua menganggap dirinya sebagai gadis lugu yang harus dilindungi tanpa menyadari jika gadis lugu inilah yang menjadi bahaya bagi mereka.
Sampai dikelas, matanya menatap seseorang yang melambai padanya, itu Vanya teman sebangkunya.
Vanya ini cerewet, hal sekecil apapun akan diceritakan oleh gadis itu, entah itu cowok idamannya hingga kakak kelas yang ia benci, gadis itu juga sering bertanya hal yang tidak penting.
Ia berjalan kearah Vanya, semua tersenyum padanya, bahkan cowok tercuek di kelasnya pun akan tersenyum jika mereka berpapasan, sebegitu berpengaruhnya kah pesona seorang Annetha.
"Anneth udah sarapan?" Tanya Vanya, menarik pelan tangan Anneth agar duduk disebelahnya.
"Udah, kalau Vanya gimana? Udah sarapan?"
Vanya mengangguk menanggapi pertanyaan Anneth, senyum keduanya tak pernah hilang "Aduhh Anneth gemesin banget." Vanya mencubit pelan pipi gadis itu.
Anneth menyengir "Emang."
"Tapi nyebelin! Pedenya udah tingkat dewa."
Anneth menggembungkan pipinya, menatap lurus kedepan, tak memperdulikan ucapan Vanya.
Tiba-tiba datang seorang cowok, dengan teganya dia mencubit kedua pipi Anneth "Ini anak siapa sih? Gemesin banget, jadi pengen bawa pulang."
"Nando! Jangan kenceng-kenceng cubitnya, kasian Anneth!" Bela Vanya.
"Nando sakit!!" Anneth memasang tampang memelasnya, membuat kadar keimutan gadis itu naik berkali kali lipat.
"Duh sakit ya, sorry deh, makanya kalau punya pipi jangan di gembungin gitu, lo kan tau gue gimana kalau udah liat pipi lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute but Psyco
RandomHighest Rank #283 of 33,1k in Random [18/04/20] #432 of 23,7k in Roman [16/01/2021] #428 of 36,6k in Indonesia [25/1/2021] #79 of 9,54k in bad [26/05/2023] #495 of 18k in acak [28/10/20] Annetha Zalora Roozelt. Siapa yang tidak mengenal gadis manis...