Tiba-tiba kapak itu terhenti sebelum berhasil menyentuh leher Malvin. Gadis itu seketika berkacak pinggang menatap orang-orang di sekitarnya.
"Kenapa kalian di sini? Mau menyaksikan ini?! Yakin mental kalian kuat?!" tutur Lyra. "Yang punya mental lemah lebih baik keluar, saya gak mau punya pesuruh yang gangguan jiwa nantinya!" sambung gadis itu.
Semua segera berlomba-lomba untuk keluar, tak terkecuali Adam yang satu-satunya pria di sana. Sekarang hanya tinggal Lyra dan Anneth, kakak beradik itu kini malah saling tatap.
"Kenapa, Kak?" tanya Anneth.
"Tadi Kakak suruh Anneth apa, hmm?" jengah Lyra. "Anneth udah bau amis, udah Kakak suruh Anneth langsung naik ke atas dan bersihkan badan setelah itu makan! Kenapa masih di sini?"
"Anneth mau liat," tuturnya.
"Yasudah, kamu sendiri aja yang penggal." Lyra mengulurkan benda tajam itu pada sang adik.
Dua bahu Anneth terangkat menolak. "Gak mau, Anneth capek!"
"Nah, daripada gak ada kerjaan mending sekarang Anneth bersih-bersih dan makan setelah itu istirahat. Kakak akan langsung naik setelah ini selesai," tegas Lyra.
Akhirnya gadis itu mengangguk dan melangkah menjauh dari gudang tersebut meninggalkan Lyra seorang diri.
***
"Kak Malvin mana, ya? Biasanya dia duduk di sana sambil ngeliatin Anneth," ucap Vanya saat tak berhasil menemukan cowok itu di kantin ini sejak tadi.Nando yang asik dengan makanannya pun mengangkat dua bahu tak tau. "Dari semalam anggota basket udah nyariin, tapi gak ada yang tau dia di mana," jelas Nando.
Semalam, para anak basket memang sibuk mencari Malvin di grup chat tapi sang kapten basket itu sama sekali tak merespon mereka, bahkan sampai sekarang belum mendapat kabar dari sang seniornya.
"Semalam Kak Malvin telpon Anneth, kok," sela gadis itu.
"Ohya? Dia ngomong apa?" penasaran Vanya.
"Kata Kak Malvin neneknya sakit, jadi dia pulang kampung dulu jagain neneknya sampai sembuh," bohong Anneth. Dirinya sendiri bahkan tak tau jika Malvin mempunyai nenek atau tidak.
"Oh gitu, terus kenapa dia gak respon anak-anak basket, ya? Padahal mereka mau nanyain tentang rencana tim kita kedepannya," bingung Nando.
Kali ini Anneth yang mengangkat dua bahunya tak tahu. "Mungkin Kak Malvin sibuk."
"Boleh gabung?"
Vanya, Anneth, dan Nando seketika menoleh menatap seorang cowok yang kini berdiri dengan senyum ramah di hadapan mereka, tepatnya di sebelah Vanya yang memang kosong.
"Loh, Jo? Silahkan," tutur Nando.
"Nan, siapa, nih? Kok gemes," ucap cowok yang sudah duduk di sebelah Vanya itu menunjuk Anneth.
"Temen sekelas gue, baru liat, ya? Lo sih, jarang banget ke luar kelas," balas Nando.
"Ya mau gimana lagi, gue risih diliatin sama mereka." Jo menunjuk para siswi yang terlihat diam-diam meliriknya.
Bukannya terlalu percaya diri, cowok yang bernama Jonathan Willie Hattrick ini memang cukup dikenal satu sekolah. Selain memiliki wajah tampan, kekayaan orang tuanya juga tak main-main bahkan bisa dibilang melebihi kekayaan seorang Alexander Roozelt, Ayah Anneth.
Mejanya di kelas pun sering sekali penuh akibat beberapa surat serta hadiah-hadiah kecil dari penggemarnya.
"Anneth, kenalan gih," suruh Vanya.
Vanya sebelumnya sudah mengenal cowok itu. Mereka beberapa kali bertemu saat ia ikut dengan Ayahnya ke sebuah acara bisnis.
"Halo," sapa Anneth lebih dulu.
Tertarik? Tentu saja.
Tapi bukan tertarik dalam artian jatuh ke dalam pesona cowok itu, lebih tepatnya nafsu Anneth akan darah kembali menguar saat melihat Jonathan.
Apalagi sepertinya cowok itu pun terlihat tertarik padanya. Akan lebih mudah untuk Anneth jika begini.
Tapi harus ia tahan selama seminggu sebab baru kemarin ia melakukannya pada Malvin. Lyra pasti marah jika ia membawa korban lagi.
"Hai, nama kamu siapa?" tanya Jonathan.
"Annetha Zalora Roozelt," tutur gadis itu menyebut nama lengkapnya.
Hanya dengan cara itu calon korban semacam Jonathan bisa semakin tertarik sebab mengetahui marga keluarganya.
"Ohh, berarti kamu adiknya Lyra Zalora Roozelt? Pemilik sekolah ini?" antusias Jo.
Anneth tersenyum manis hingga matanya menyipit lucu dengan dua pipi menggembung.
"Gak nyangka Lyra yang tegas dan berwibawa punya adik gemesin kayak gini," tutur Jo lagi.
Baru pertama kali ia melihat gadis selucu Anneth, jika tau begini kenapa tak sejak dulu saja ia ke luar kelas.
"Hati-hati, dia ini gemes-gemes ngeselin," celetuk Vanya.
"Ohya? Gak apa-apa, gue suka cewek yang ngeselin," canda Jo.
"Anneth juga suka," sela Anneth tiba-tiba.
"Wait, wait," lerai Nando. "Anneth, ingat Malvin. Anneth gak boleh jadi buaya betina, ya," pesan Nando dengan lembut. "Kan, Malvin juga suka sama Anneth. Jangan sampai nanti Anneth deket sama banyak cowok, itu gak boleh."
"Malvin? Dia dekat dengan Malvin?" tanya Jo.
"Hmm, gak deket-deket amat, sih. Tapi Malvin kayaknya suka sama Anneth," jelas Vanya.
Tawa sinis seketika keluar dari bibir Jo. "Malvin? Gak salah? Dari derajat aja udah beda sama Anneth. Mau ditaruh di mana muka Om Alex kalau tau anaknya pacaran sama kaum rendahan."
Semua mendadak diam. Meski ucapan cowok itu benar, mereka juga tau sebaik apa seorang Malvin meski memiliki perekonomian yang jauh dibawah mereka. Tak seharusnya orang sebaik Malvin di rendahkan seperti itu.
"Emang kenapa kalau kaum rendah?" tutur Nando sedikit kesal.
Jo menaikkan dua bahunya meremehkan. "Malu-maluin! Di zaman sekarang, cowok miskin udah gak ada harga dirinya!"
"Gak ada uang bukan berarti gak ada harga diri! Daddy gak marah, tuh, kalau Anneth berteman sama semua orang. Malah, Daddy sendiri yang bilang kalau berteman gak boleh pilih-pilih! Sesama manusia jangan suka menjatuhkan, karena suatu hari kamu juga akan jatuh bahkan lebih menderita dari dia nantinya!" sela Anneth.
Senyum manis seketika terbit dari bibir Jo. "Anneth tau apa tentang penderitaan? Kamu dari kecil sudah hidup enak. Uang, kasih sayang, perhatian, semua sudah Anneth dapatkan."
Senyum manis Jo dibalas senyum tak kalah manis oleh Anneth. "Masih ada satu yang belum Anneth dapatkan," ucap gadis itu misterius.
"Apa?"
"Kamu!"
Jangan lupa votemen 🌟
Jangan sider
Dosa 🔪Salam
Arsetia_8 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute but Psyco
RandomHighest Rank #283 of 33,1k in Random [18/04/20] #432 of 23,7k in Roman [16/01/2021] #428 of 36,6k in Indonesia [25/1/2021] #79 of 9,54k in bad [26/05/2023] #495 of 18k in acak [28/10/20] Annetha Zalora Roozelt. Siapa yang tidak mengenal gadis manis...