Kini dua kakak beradik itu telah siap dengan pesona masing-masing. Lyra dengan gaun panjang tanpa lengan berwarna biru gelap yang sedikit terbuka di bagian punggung serta riasan bernuansa tajam membuat gadis itu tampak sexy dan elegan.
Sedangkan Anneth menggunakan dress turquoise dengan bandana diamond di atas rambut emas terurainya. Tak seperti Lyra, gadis manis itu hanya memakai make up tipis guna menyempurnakan penampilannya.
Mereka duduk menunggu di ruang tamu. Anneth yang menunggu Jonathan serta Lyra yang menunggu sang Om.
"Kak, teman kakak kapan datangnya?"
Tanya Anneth penasaran, ingin cepat-cepat melihat lelaki yang dikatakan oleh Lyra."Mungkin masih di jalan. Emang kenapa nanya-nanya? Jangan bilang kamu mau mengincar temen kakak juga?!" tuduh Lyra menatap adiknya tajam.
Anneth menundukkan, entah mengapa ia takut melihat Lyra seperti itu. "Anneth aneh aja, selama bertahun-tahun kakak gak pernah berhubungan baik dengan teman-teman kakak," jelasnya pelan. "Anneth cuma takut ... takut kalau teman kakak hanya mau memanfaatkan sesuatu dari Kak Lyra," lanjutnya.
Setelah mendengar perkataan sang adik, Lyra merubah tatapan tajamnya menjadi tatapan penuh sayang. Tangannya mengusap puncak kepala Anneth seraya tersenyum.
"Permisi, Nona. Tuan Jonathan sedang menunggu di luar," sela seorang penjaga.
Dengan cepat Anneth bergegas, disusul oleh Lyra yang berniat mengantar adiknya hingga bertemu dengan Jonathan.
"Jonathan, tolong jaga Anneth. Kalau dia mau ajak kamu keluyuran, jangan diturutin. Pokoknya kalian harus langsung pulang setelah pesta selesai," perintah Lyra tak terbantahkan.
"Pasti, Kak. Serahkan saja pada Jonathan Willie Hattrick. Anneth akan aman," canda Jonathan.
"Anneth memang aman, tapi nyawa kamu yang tidak aman!" batin Lyra.
"By the way, hari ini Anneth cantik sekali," puji Jonathan, ia merasa bahwa ia tidak salah menilai gadis ini. Anneth seakan meruntuhkan kriteria impian Jonathan yang ingin memiliki kekasih dewasa.
Ia yakin gadis ini akan menjadi pasangan yang cocok untuknya. Apalagi mereka sama-sama berasal dari keluarga terpandang.
***
"Maaf ... sudah menunggu lama?" tanya sang Om. Pria yang usianya delapan tahun lebih tua dari Lyra.
"Enggak juga kok, Om," jawab Lyra.
Tak lama setelah Jonathan dan Anneth pergi, sang Om datang. Mereka kini telah berada di dalam mobil Ferrari milik pria dewasa itu.
Danial Barafello Matthew
Atau yang biasa Lyra panggil Om Bara itu menoleh menatap Lyra sejenak kemudian kembali fokus pada arah jalanan. Bibir tebalnya mengukir senyum tipis melihat penampilan gadis itu.
"Kamu selalu terlihat cantik, Lyra," puji Bara.
Lyra tertawa kecil. "Terima kasih, malam ini Om juga terlihat tampan."
"Ohiya? Apa kemarin-kemarin saya tidak tampan?" canda Bara.
"Iya," balas Lyra.
Bara terkekeh geli seraya menggenggam telapak tangan gadis itu. "Kamu selalu irit bicara, apa kamu juga seperti ini pada Anneth, hmm?"
Lyra menggeleng. "Om saja yang banyak bicara. Tapi anehnya Lyra tak merasa terganggu."
Lagi-lagi Bara tertawa, satu tangannya memutar setir dengan cekatan sedangkan tangan lain masih setia membungkus telapak kecil Lyra. "Itu karena Om tampan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute but Psyco
RandomHighest Rank #283 of 33,1k in Random [18/04/20] #432 of 23,7k in Roman [16/01/2021] #428 of 36,6k in Indonesia [25/1/2021] #79 of 9,54k in bad [26/05/2023] #495 of 18k in acak [28/10/20] Annetha Zalora Roozelt. Siapa yang tidak mengenal gadis manis...