13. Penggal Malvin

1.7K 142 9
                                    

Sudah cukup lama Lyra duduk tenang seraya menunggu para maid yang ia perintahkan untuk mencari Anneth tiba.

Jika Lyra menunggu lebih lama lagi, ia yakin bahwa adiknya itu pasti akan membawa Malvin dalam keadaan tak bernyawa sebab gadis itu sulit sekali untuk diatur.

Akhirnya ia memilih berdiri dan melangkah menuju teras rumah megah tersebut.

Ketika tiba di sana, Lyra melihat sebuah mobil asing di halaman. Seingatnya ia tidak memiliki mobil seperti itu.

"He, kamu!" panggil Lyra. "Ini mobil milik siapa?" tanyanya pada salah satu penjaga yang bertugas.

"Bukannya mobil ini milik anda, Nona?"

PLAKK

Tamparan keras seketika mendarat di pipi pria berseragam hitam itu. Sudah ia tegasnya berkali-kali agar tak membiarkan orang asing masuk begitu saja.

Emosinya mendadak naik saat penjaga itu benar-benar tak mengetahui siapa pemilik mobil tersebut, apa saja yang ia lakukan hingga tak tau siapa yang tadi berkunjung.

Penjaga itu hanya diam menunduk, ia tau ia salah. Itu lah mengapa bibirnya tak henti-henti memohon maaf.

"Maaf, Nona. Saya mohon maaf atas keteledoran saya."

Lyra menghela nafas kasar, gadis itu mengacak rambutnya bingung, ia benar-benar merasa frustasi karena memiliki penjaga yang begitu bodoh.

"Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?! Kenapa kamu tidak tahu mobil majikan mu sendiri, hah!!" marah Lyra dengan dua tangan mengepal.

"Sabar Lyra, sabar," batin Lyra.

Gadis itu menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Setelah emosinya dirasa sudah cukup reda, Lyra segera mengambil ponsel dan mengirim pesan memerintahkan semua maid agar kembali dalam waktu lima menit.

"Kamu tunggu di sini sampai maid lain datang, setelah mereka tiba hubungi saya," tegas Lyra.

Gadis itu berjalan meninggalkan penjaga itu seorang diri. Lyra kemudian pergi untuk memastikan gudang bawah tanah, mungkin saja orang yang ia cari berada di sana.

Setelah tiba, Lyra seketika yakin. Tidak salah lagi, Anneth pasti ada di dalam. Gadis itu membuka pintu gudang lalu berjalan masuk.

Baru beberapa langkah, Lyra sudah melihat sang adik berjalan dengan lemas.

Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan percikan darah, tatapan mata kosong gadis itu membuatnya seolah-olah layaknya boneka hidup.

"Anneth ... kamu kenapa?" tanya Lyra, ia sungguh bingung bagaimana bisa adiknya menjadi seperti ini. "Anneth?" panggil Lyra.

Tak ada sahutan, gadis itu masih tetap diam layaknya sebuah patung.

"ANNETH!!" teriak Lyra keras pada sang adik.

Ia mengguncang tubuh Anneth dan barulah akhirnya gadis itu kembali tersadar.

"Kakak," ucap Anneth.

Ketika berhasil mendengar suara adiknya lagi, dengan cepat Lyra memeluk gadis itu seraya menepuk-nepuk punggung sang adik. "Kamu kenapa, Neth?"

Anneth melepas pelukan Lyra, lalu ia menatap kakaknya seraya berkata.
"Anneth lapar, Kak."

Lyra mendadak dibuat tercengang setelah mendengar penuturan adiknya itu. Ia tak habis pikir dengan kelakuan Anneth. Anak tertua Alexander itu seketika menarik kuping adiknya dan membawa Anneth keluar dari gudang gelap tersebut.

"Emangnya kamu gak dikasi makan sama Malvin!!!" omel Lyra kesal dengan tangan yang masih menempel di telinga Anneth.

"Udah, Kak. Tapi Anneth lapar lagi hehe."

"Ya sudah, bersihkan dulu badan kamu, setelah itu makan! kakak mau bereskan gudang sebentar."

***

Beberapa maid kepercayaan Lyra sudah berkumpul. Maid yang sudah melakukan perjanjian sebelum bekerja dengan Lyra sebagai jaminan jika sewaktu-waktu mereka melakukan hal yang tidak diinginkan.

Seperti biasa ia akan meminta mereka untuk membersihkan kekacauan yang sudah diperbuat adik kesayangannya.

"Lakukan tugas kalian seperti biasa!" perintah Lyra. Mendengar itu, semua maidnya segera bergegas untuk melaksanakan tugas masing-masing.

Tapi ada satu orang yang tidak bergerak sama sekali, ia adalah penjaga yang berani menentang Anneth saat gadis itu hendak membunuh guru Anneth yang bernama Damitri Axelio.

"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Lyra.

Penjaga itu menggelengkan kepala kemudian berjalan menyusul maid yang lain.

Setelah beberapa menit kemudian penjaga itu kembali untuk memberi laporan.

"Lyra, orang yang berada di gudang itu masih bernafas."

"Apa?!" Lyra cukup terkejut dengan ucapan penjaganya itu, bagaimana mungkin Anneth tidak membunuh mangsanya begitu saja?

"Kamu orang itu, kan?! Orang yang menentang perintahku dan sekarang kamu malah manggil kak Lyra hanya dengan menyebut nama?! Berani sekali!" sarkas Anneth.

"Maaf, saya tidak bermaksud," ucap penjaga itu.

"Nama kamu siapa?" tanya Anneth begitu sinis.

"Nama saya Adam Clynton."

"Anneth panggil Kak Adam, ya? Oh iya, Anneth punya hadiah buat Kak Adam karena Kak Adam sudah berlaku gak sopan sama Kak Lyra," ucap Anneth sembari tersenyum licik. "Hadiahnya adalah ... Kak Adam harus memotong kepala Malvin, orang ada di dalam gudang itu untuk Anneth. Kalau Kakak gak mau melakukannya, maka serahkan kepala Kakak saja!"

"Maaf, Nona. Saya tidak bisa memenggal kepala seseorang begitu saja, beri saya hukuman yang lain saja , Nona," tolak Adam, penjaga suruhan Lyra.

"Bodoh, kamu hanya penjaga! Kenapa berani sekali melawan perintah majikanmu!" marah Anneth.

"Maaf, tap- "

"Aku gak butuh maaf, aku butuh kepala orang itu!!" tunjuknya ke arah Malvin yang masih tergeletak di sana.

"Sudah! Biar Kakak yang penggal kepala dia untuk kamu," lerai Lyra.

Lama-lama ia juga pusing mendengarkan ocehan adiknya itu.

Kaki jenjang Lyra melangkah masuk ke dalam gudang, pergerakan itu membuat Anneth serta Adam mengekor di belakang gadis itu.

"Berikan aku kapak itu," tunjuk Lyra pada sebuah kapak berwarna merah di sudut ruangan.

Salah seorang maid segera bergerak untuk memberikan benda yang diinginkan majikannya, membuat Anneth tersenyum puas melihat hal itu.

Lyra berjalan mendekati Malvin, posisinya berada tepat di sebelah leher cowok itu. Kapak berukuran sedang ia angkat setinggi mungkin demi memperoleh hasil yang baik.

Perlahan, kapak tersebut turun sedikit demi sedikit mendekati leher Malvin.

Membuat maid yang berada di sana menutup mata takut.

"Wow," takjub Anneth.

Senyum miring seketika terbit dari bibir manisnya.

Jangan lupa votemen 🌟
Jangan sider
Dosa 🔪

Salam
Arsetia_

20-07-20

Cute but PsycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang