"Anneth!"
Vanya semakin heboh saat cowok itu memanggil dan melambaikan tangannya pada Anneth.
"Anneth, dipanggil cogan tuh. Ini rezeki loh, gak boleh ditolak."
Tentu saja Anneth menuruti perkataan Vanya. Bukankah mendekati cowok itu adalah tujuan utamanya.
Ini kesempatan bagus.
Anneth memasang senyum andalannya. Senyuman yang sangat manis hingga membuat senior itu tersipu malu karena melihat Anneth.
"Ada apa, Kak?" Ia berbicara dengan suara yang imut. Seperti anak kecil yang bertanya pada Ibunya.
"SOK IMUT WOIII!!!" Teriak Vanya. Ia sedikit geli melihat tingkah Anneth yang sok mengimutkan diri. Tapikan Anneth memang imut.
Anneth menoleh dengan cepat kearah Vanya, melempar tatapan sinis pada gadis itu.
Malvin tertawa gemas melihat ekspresi Anneth. Saat sedang marah saja ia malah terlihat lucu dan menggemaskan.
"Udah kak, gak usah di ladenin. Dia emang suka cari perhatian," ucap Anneth.
Malvin mengangguk pelan menahan senyum. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari saku celana abu-abu miliknya.
Sebuah gantungan berbentuk boneka beruang dengan satu mata yang tertutup kain bak bajak laut memegang sebuah pisau kecil ditangan sebelah kanannya.
"Ini punya kamu, bukan? Aku nemu didepan kelas, tadi."
"Oh iya, ini punya Anneth. Thanks, kak." Tangan Anneth meraih gantungan kecil itu.
"Iya sama-sama. Yaudah kalau gitu, aku balik ke kelas dulu," pamit Malvin melambaikan tangannya.
Setelah seniornya itu pergi. Anneth kembali ke tempat duduknya. Baru saja ia duduk, Vanya langsung mencolek-colek pipi gembul Anneth dan memasang senyum menggoda.
"Ciee, yang udah mulai PDKT," goda Vanya.
"Gak kok. Kak Malvin tadi cuma mau antar ini." Anneth memperlihatkan gantungan kuncinya yang diberikan oleh Malvin tadi.
"Mulai sekarang, lo harus nabung ya Neth. Jadi, kalau lo udah jadian, bisa deh traktir gue di Restoran bintang lima yang waktu itu aku ceritain."
"Gak usah nunggu jadian. Sekarang pun, Anneth bisa traktir Vanya."
"Sombong amat." Vanya menjitak pelan kepala Anneth.
Anneth meniup rambut-rambut yang berjatuhan menutupi wajahnya akibat jitakan Vanya. "Jangan dijitak dong kepalanya. Kalau Anneth jadi tambah pintar gimana?"
"Bodo, serah lo aja deh, Neth."
***
"Hallo kak," ucap Anneth berbicara dengan Lyra lewat telepon.
"Ada apa, Neth?" Jawab Lyra.
"Kakak masih dikantor, kan? Pulang sekolah Anneth ke sana ya? Ada yang mau Anneth omongin."
"Oke, nanti kakak suruh supir untuk jemput kamu."
"Gak usah kak. Anneth naik taxi aja, lagian, Anneth juga mau jalan-jalan dulu."
Anneth ingin berjalan-jalan mencari udara segar terlebih dahulu sebelum kekantor sang kakak yang sangat membosankan itu.
Ia juga ingin mencari mangsa baru. Untuk saat ini, Anneth belum bisa mendapatkan Malvin karena, mendapatkan cowok itu butuh waktu yang cukup lama.
Sifat pemalu dan pendiam cowok itu lah yang membuat Anneth sulit untuk mengajak nya pergi jalan bersama.
"Oh yasudah. Tapi, ingat! jangan macam-macam! Apalagi sampai bunuh orang. Kakak masih sibuk, jadi belum bisa meninggalkan kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute but Psyco
RandomHighest Rank #283 of 33,1k in Random [18/04/20] #432 of 23,7k in Roman [16/01/2021] #428 of 36,6k in Indonesia [25/1/2021] #79 of 9,54k in bad [26/05/2023] #495 of 18k in acak [28/10/20] Annetha Zalora Roozelt. Siapa yang tidak mengenal gadis manis...