13

5.8K 734 39
                                    

"Pamaaan!!" Teriak Naeun saat Taeil memasuki ruang inapnya. Ditangannya sudah ada sebuah plastik besar berisi berbagai macam mainan. Aku bisa lihat ada sekotak mainan boneka barbie lengkap dengan baju perinya lalu kotak satunya lagi berisi sebuah replika peralatan memasak.

Taeil masuk kamar tepat setelah aku membukakan pintu untuknya. Naeun yang sudah terlihat sangat gembira ketika mendapati wajah Taeil dari kaca pintu segera berlari sambil merenggangkan tangannya, menghampiri Taeil yang juga tersenyum melihat keceriaan Naeun.

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi diriku dan Naeun. Ya, dokter mengatakan jika hari ini Naeun sudah bisa kembali ke rumah dan menlani pengobatan di rumah. Hampir satu bulan lebih Naeun harus berteman baik dengan bau obat-obatan dan jarum suntik, dan kini ia bisa terlepas dari itu semua.

"Aigoo!"

Respon Taeil saat dirinya tersentak karena pelukan Naeun yang bisa dibilang terlalu kencang karena ia berlari menghampiri Taeil. Ia pandang wajah Naeun lekat-lekat dan mengusap lembut kedua pipi mungil Naeun yang sudah mengecil setelah pengobatan.

"Kita pulang hari ini! Bagaimana perasaan mu tuan putri?" Taeil mengangkat Naeun dan membawanya kembali ke ranjang rumah sakit. Aku membantunya meletakkan barang bawaannya yang tidak sedikit.

"Sangaaaat bahagia! Akhirnya aku bisa tidur dengan nyaman di kamarku!" Jawab Naeun antusias, tangannya ia bentangkan seolah-olah membuat sebuah lingkaran yang besar. Lalu Taeil meraihnya kembali kedalam dekapannya lalu mencium pipi kanan anak manis di depannya.

"Naeun sayang, ayo pakai jaket dulu."

Naeun yang awalnya sedang asik menghirup aroma parfum Taeil, beranjak menghampiriku. Tanpa disuruh pun ia sudah mengambil sendiri jaketnya dan mengenakannya sendiri.

"Sini, biar paman bantu." Naeun tersenyum.

"Ibu, apa paman Na tidak datang menjemputku?" Naeun menghampiriku yang sedang merapikan pakaian kotor Naeun.

Satu bulan lebih, Naeun dirawat di rumah sakit. Banyak sekali pakaian dan barang bawaan yang harus aku sortir agar tidak menumpuk di rumah sakit ataupun di rumah. Agar tidak menumpuk disaat Naeun kembali dari rumah sakit, tidak jarang aku meminta Seulgi untuk menggantikan posisiku menjaga Naeun. Karena aku bukan hanya mengurusi Naeun, pamannya yang masih saja kekanakan terkadang suka ceroboh dengan barangnya sendiri. Maka mau tidak mau aku masih harus bolak-balik rumah sakit - rumah untuk mengurus keadaan rumah juga.

"Paman Na sedang menyiapkan sesuatu yang spesial untuk putri kesayangannya. Kau akan suka itu." Naeun cekikian geli saat aku mencubit hidungnya gemas.

"Naeun." Panggil Taeil. Namun dengan nada bicara yang berbeda, suaranya terdengar sedikit lebih serius.

"Iya paman."

Taeil tampak gugup saat Naeun meletakkan tubuhnya tepat diatas pangkuan Taeil. Dia tatap lekat-lekat manik Naeun yang kecokelatan, lalu ia belai lembut kepala Naeun.

"Apakah paman boleh menjagamu dan ibu untuk selamanya?"

Naeun tidak merespon, ia sedikit tidak mengerti maksud dan tujuan dari kata-kata yang barusan di lontarkan pria berjaket cokelat itu. Sama halnya dengan diriku. Meskipun aku tahu maksud pembicaraannya kepada Naeun apa, tapi diriku masih menolak untuk mencerna dan membenarkan apa yang aku dengar.

"Paman ingin menjagaku dan ibu?" Tanya Naeun polos. Taeil mengangguk.

"Tentu saja boleh! Aku selalu senang jika paman ada dekat denganku dan ibu. Bahkan ibu selalu terlihat berbeda jika paman datang."

Bagus Nak, kamu telah membuat ibumu salah tingkah sekarang. Karena tepat setelah Naeun menyelesaikan perkataannya Taeil dengan wajah berseri disertai senyum jahilnya menatapku yang sedang serius memperhatikan mereka.

Lost | Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang