Suara dentuman antara sendok dan piring tengah menyelimuti suasana makan siang ku dengan seorang wanita hari ini. Sang wanita muda dengan tampilannya yang sangat cantik persis dengan wajahnya terlihat sangat telaten dan sabar menghadapi sang anak yang sedang sibuk dengan mainan robotnya.
"Jeffrey sayang, ayo nak buka mulutnya. Aaa.." Katanya yang bersusah payah untuk membujuk sang anak.
Kali ini dia menyerah, anak kecil berkemeja merah yang duduk disebelahnya sama sekali tidak bisa diajak kerjasama. Ia mendesah lemah.
"Menyuapi anak memang butuh perjuangan." Aku mencoba menghiburnya. Dia tersenyum.
"Bibi." Panggil Jeffrey.
"Iya, Nak?" Aku dan Chaeyeon menoleh bersamaan.
"Ini." Katanya sambil menyerahkan sebuah amplop berukuran sedang berwarna hijau muda padaku.
"Apa ini?"
"Ini adalah hasil karyaku di sekolah hari ini. Tolong berikan pada Naeun, sampaikan padanya jika aku ingin melihatnya kembali di sekolah." Jelasnya. Tanpa sengaja air mataku sedikit lolos dari peraduannya.
"Terima kasih Jeff sayang. Akan bibi sampaikan pada Naeun ya?" Ia mengangguk.
Selama pertemuanku dengan Chaeyeon beberapa jam yang lalu, dia banyak bercerita mengenai Jeffrey yang sangat merindukan Naeun. Chaeyeon berkata sang guru hampir membuat laporan padanya setiap hari karena Jeffrey selalu menanyakan kondisi Naeun. Dan sejak itu pula Jeffrey selalu merengek pada kedua orangtuanya agar bisa diantar menemui Naeun. Namun sayangnya usia Jeffrey belum cukup untuk bertemu Naeun yang dirawat diruang perawatan khusus. Maka dari itu aku sempat menyarankan agar keduanya bertemu melalui panggilan video dan mereka sangat bahagia.
"Naeun! Aku tidak bisa masuk. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jeffrey dari luar ruang inap.
"Maafkan aku Jeff, kita tidak bisa bertemu." Jawab Naeun. Wajahnya sedikit murung karena ia juga sering berkata padaku kalau dirinya ingin sekali bertemu dengan Jeffrey.
"Kau harus janji padaku jika kau akan cepat sembuh dan kembali ke sekolah." Ujar Jeff.
"Baik! Aku janji akan rajin minum obat dan bertemu dengan dokter Kun agar bisa sembuh. Tunggu aku!"
"Janji?" Tanya Jeffrey yang mengacungkan jari kelingkingnya, tanda pengikat janji.
"Janji." Balas Naeun dengan melakukan hal yang sama.
Aku dan Chaeyeon hanya bisa tersenyum melihat interaksi diantara keduanya. Lucu sekali mereka. Baru berusia enam tahun, tapi kedekatan mereka sudah seperti sepasang kekasih. Apakah ini tanda bahwa mereka akan bejodoh? Haha. Membayangkannya membuat gelak tawa diantara aku dan Chaeyeon semakin keras. Biarlah mereka berimajinasi dan menikmati dunia mereka.
"Chaeyeon!"
Panggil seseorang yang datang dari arah belakangku. Saat aku berbalik badan, aku menemukan sosok Taeil yang datang dengan membawa sebuah paper bag berlogo sebuah restoran terkenal.
"Hai Moon Taeil! Lama tidak bertemu." Balas Chaeyeon. Keduanya berpelukan sejenak.
"Kalian saling mengenal?" Tanya Taeil.
"Kebetulan anak kami bersekolah di sekolah yang sama, Jeff sudah lama ingin menjenguk Naeun." Jelas Chaeyeon. Aku hanya bisa tersenyum mewakilkan jawaban yang dilontarkan Chaeyeon.
"Ah, seperti itu rupanya!"
"Ah iya. Jae Mee, ini untuk makan siang." Kini dirinya beralih padaku. Ia menyerahkan paper bagnya padaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost | Jung Jaehyun ✔
FanfictionApalah artinya kehilangan jika ia sama sekali tidak mengubah dirimu, Jaehyun? A fanfiction by © fungxrlll, February 2019. End, 3 August 2019.