05

63 10 0
                                    

Bresy bersiap menuju rumah Alif untuk makan malam dengan keluarga Reynoter. Dia berusaha tampil cantik saat didepan pacarnya agar tak membuat Alif malu di depan kelurganya.

 Dia berusaha tampil cantik saat didepan pacarnya agar tak membuat Alif malu di depan kelurganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia berdandan seadanya tak terlalu formal tapi tetap sopan. Bresy memang sangat berbeda dengan Nadien yang tidak akan mau memakai dres walaupun dipaksa.

Malam ini Bresy tak tau jika kakaknya sedang di rumah sakit. Bresy benar benar tak mengetahui apapun karena Daniel tak memberitahunya.

Dia berangkat dengan ojol yang ia pesan. Karena mobilnya telah disita oleh mamanya.

-----------------

Alif bersama keluarga telah menunggu kedatangan gadis cantik bernama Bresy ini. Entahlah mamanya sudah tidak sabar melihat wajah cantik dari pacar anaknya.

Alif berulang kali menelpon Bresy yang masih di jalan dengan ojol.

Setelah Bresy sampai di rumah Alif dia di kejutkan oleh sambutan yang hangat dari kedua orang tua Alif

"Ini nih calon mantu tante." Gurau Mamanya Alif

"Hehehe aku Bresy tan."

"Hallo Bresy. Ya sudah masuk! Tante udah siapin."

"Makasih tante."

"You are welcome Bresy."

Bresy tersenyum dan bahagia saat disambut serta diberikan perhatian seperti itu. Karena papanya sudah tiada dan membuat dia merasa tak lengkap.

Terkadang pikiran pikiran mengganjal dari Bresy tentang kematian Papanya menbuat ia semakin larut dalam kesedian, namun tak separah Nadien yang sangat terpukul dengan kematian papanya.

Mungkin karna Nadien Trisya Soekarno melihat sendiri bagaimana papanya tiada. Bagaimana derita keluarga sudah di rasakan oleh Nadien dan Daniel yang semasa itu sudah mulai beranjak remaja.

Sedangkan Bresy masih anak anak dan tak mengerti apa apa yang Bresy tau hanya papanya berteriak menyebut nama keluarga pengkhianat.

Entahlah siapa keluarga pengkhianat yang disebutkan oleh papanya itu. Tapi jika dia bertemu dengan keluarga yang dimaksud. Maka dia tidak akan tinggal diam.

Terlepas dari cerita kematian papa Bresy.
Bresy menikmati makan malam di keluarga Alif Reynoter.

Namun ditengah percakapan dan makan malam yang hangat. Mamanya Alif bertanya tentang keluarga Bresy. Mungkin karena mamanya Alif penasaran bagaimana kehidupan gadis di hadapannya.

"Nama panjang kamu siapa?."

"Bresy Trisya Soekarno, Tan"

"Trisya Soekarno?!."

"Iyah, tan."

"Ouh kamu sekolah dimana?."

"Aku sekolahnya di SMP Roesda Salim."

"Wih pasti kamu dari keluarga kaya?."

"Enggak juga, om."

"Roesda Salim itu terkenal loh. Pasti gak orang sembarangan yang bisa sekolah di sana."

"Enggak kok tan, om. Mama yang udah banting tulang supaya aku bisa masuk sekolah itu."

"Papa kamu?."

"Papa aku udah gak ada, om."

"Ouh maaf nak. Papa kamu meninggal pas kamu masih kecil?"

"Iyah om."

"Jadi kamu sekarang tinggal sama mama kamu aja."

"Aku juga tinggal sama kakak kakak aku."

"Kakak kakak kamu namanya siapa?."

"Yang pertama kak Daniel Tris Soekarno yang kedua kak Nadien Trisya Soekarno."

"Daniel??!! Nadien??!!."

"Iyah kenapa kak?. Kakak kenal sama mereka. Emang sih mereka sekolah di JIS juga."

"Daniel itu temenku dek. Kamu kok gak bilang kalo punya kakak namanya Daniel."

"Heheh gak kepikiran, kak."

"Sebentar! Kamu anaknya Derlian Soekarno??!."

"Iyah om. Om kenal?."

"I-t-u temen-ny-a om"

Papa dan mamanya Alif langsung menggeret anaknya ke tempat yang lebih jauh dari Bresy.

"Kamu apa apaan sih? Ngapain kamu pacaran sama dia tanpa kamu lihat asal usul keluarganya?!." Bentak Reyhanoter

"Emang kenapa? Apa salah aku pacaran sama dia? Dia siapa? Papa kenal?."

"Kita yang bunuh papanya."

"Apa???!!. Kenapa papa gak bilang dari dulu soal ini. Kenapa baru sekarang. Ma, pa apa kalian gak mikir buat ngebunuh orang. Apa jangan jangan harta yang kita punya karena papa ngebunuh Papanya Bresy???!. Iyah??!."

"Iyah!! iyah???!! Kamu bener. Tapi papa ngelakuin itu buat kamu nak."

"Kalo aku tau papa ngebunuh orang untuk nyekolahin aku bahkan ngasih makan aku. Aku gak bakal sudih jadi anaknya papa."

Pakkk!.

Reyhan langsung menampar keras pipi anak semata wayangnya itu. Tanpa ia sadari, ia sudah melukai darah dagingnya sendiri.

"Beraninya kamu bilang gitu?!. Kalo kamu gak sudih pergi sana pergi kamu!!!."

Percakapan sengit itu hanya di tangisi oleh mamanya Alif.

Sedangkan Bresy yang sedang mencari kamar mandi tak sengaja medengar apa yang mereka katakan.

Semua misteri kematian papanya telah ia dengar dan dia tak bisa lagi menahan tangisnya. Air matanya pecah kemudian ia tinggalkan rumah itu. Rumah yang ia anggap sebagai rumah sikopat dan penghianat.

Sekarang ia tahu siapa keluarga pengkhianat yang di maksud papanya. Itu adalah keluarga Reynoter. Keluarga yang merenggut nyawa seorang Ayah dari anak tak berdosa.

Yang ada dalam pikiran Bresy hanyalah papanya. Teriakkan papanya serta darah yang ia lihat di gudang sebelum Daniel membawanya pergi.

Kini pengkhianat telah terungkap. Bresy tak tau lagi harus bagaimana mengatakan pada kakaknya. Ia yakin bahwa tak satu orang pun yang ingat kejadian itu. Mamanya sudah melupakan kejadian yang membuat hidupnya hancur. Daniel sudah melupakan bahkan tak mau mengingat masa keji itu. Nadien, orang yang masih berusaha melupakan.

Jika semua orang tau bahwa pacar Bresy adalah anak dari pembunuh papanya mungkin dia akan kena masalah besar dari Kakaknya, Nadien.

Kenapa aku harus cinta sama anak pembunuh papa aku sendiri. Kenapa aku harus punya perasaan seperti ini untuk orang yang akan aku benci. Kenapa? Kenapa aku harus punya hidup seperti ini?
Apa kak Nadien akan marah.
Ucap Bresy di dalam Taxi yang menuju kerumah.

Sedangkan keluarga Reynoter masih dengan perdebatan sampai mereka sadar bahwa Bresy sudah pergi meninggalkan rumah kediaman pembunuh.





Nadien [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang