25

24 3 0
                                    

Gemercik hujan mulai terasa di sudut kota. Membuat Nadien harus menunggu hujan itu reda di dalam kelas yang sepi. Hanya ada Diva disampingnya yang sedang bercengkrama dengan ponselnya.

Suhu pun mulai turun, hujan pun tak kunjung reda. Acara wisuda memang sudah buyar satu jam yang lalu jadi sekarang murid murid harus pulang ke rumah masig masing. Tapi tidak dengan Nadien dan Diva yang masih sibuk menunggu redanya hujan di dalam kelas.

Nadien tumpuhkan kepalanya pada tangannya dan sedikit melamun sambil melihat hujan yang masih asik menari di luar sana.

Tib tiba saja, dari sela sela rintik hujan. Sosok pria datang dengan payung warna merah menuju kelas Nadien.

Seketika Nadien menegakkan kembali Kepalanya yang sedari tadi sedang bersandar di lipatan tangannya.

"Nadien. Diva." Panggil Alif

"Bang Alif." Jawab Nadien

"Belum pulang kak?." Ceplos Diva

"Belom. Tadi nyari kalian." Jawab alif spontan

"Nadien aja bang gapapa. Jujur aja gapapa aku mah santai." Kata Diva sambil nyengir nyengir

"Apaan sih lo." Gas Nadien

"Gue mau ngajak kalian pulang naik mobil gue." Kata Alif

"Tapi gue bawa motor bang." Jawab Nadien

"Mmmmm gimana ya?." Kata Alif yang mikir

"Udah udah gini aja. Gue yang bawa mobil lo bang. Nanti lo naik motor aja, hujan hujan sama Nadien." Gurau Diva

"Lah kok mala nyusain sih lu." Ucap Nadien

"Hahaha sorry. Kan niat gue baik." Jawab Diva

"Biar kayak dilan gitu maksud gue." Sambung Diva

"Elah pikiran lu."

"Gue bisa pinjem Nadien bentar gak?."

"Pinjem aja bang. Free."

-njing

*********

Di sebuah ruangan sunyi penuh alat alat musik. Ada dua orang yang sedang bercengkrama. Tak memperdulikan hujan yang semakin deras di luar sana.

"Merubah kamu menjadi seseorang yang kayak gini itu ternyata gak sulit sukit amat ya."

~Nadien tersenyum

"Yang sulit itu ternyata." Sambung Alif sambil menatap dalam mata Nadien

"Apa?." Jawab Nadien

"Mengubah semua hal tentang aku dan kamu."

"Maksudnya??." Jawan Nadien berpura pura tak peka dan membuat mereka berdua saling bertatapan lalu saling membalas senyum.

"Ngebuat aku dan kamu jadi kita."

"Hahahaha. Bisa kok."

"Gimana caranya?."

"Kita jadi teman hidup selamanya."

"Jauh amat bayangan kamu dek. Jadian dulu kali."

"Siyap."

"Ha? Kita jadian?."

"Yoi bray Alif."

"Seriusan kamu dek?."

"Menurut abang?."

Tak pikir panjang. Alif langsung memeluk Nadien lalu mencium keningnya cukup lama.

Suasana hening di ruang musik itu terasa sangat indah dimata Nadien dan Alif.

Mereka berdua masih dalam pelukan hangat di sana. Menari nari bersama cinta dan rasa suka. Pelukan itu semakin nyaman saat hujan semakin deras.

Akhirnya pelukan itu terlepas dan mereka saling bertatapan lalu bergandeng tangan untuk keluar dari ruangan itu.

Ruangan yang menjadi saksi bisu. Cinta mereka berdua.

*****





Part ini segitu aja
Sorry

Tunggu aja ending nya
Oke?

Insya Allah bentar lagi ending.
Ada yang bisa nebak, endingnya gimana?
Hayo gimana endingnya.
Sad or Happy
Heem
Serah author ya
Tunggu aja.


Jangan lopa Voment okeee!!!

Nadien [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang