13

30 5 0
                                    

"Dek lu kok gak bilang ke gue mau berangkat ke Kanada."

"Lupa bang. Gue ngeblank."

"Ya ampun, adek gue secepet ini mau ninggalin Jakarta."

"Hem gue juga berat buat ninggalin Jakarta bang. Entah kenapa ada yang ngeganjel dihati gue."

"Udah kamu tenang aja semua bakal baik baik aja. Kamu harus fokus belajar sampe impian kamu tercapai. Abang juga bakal bantuin nyelesain kesalahpahaman disekolah."

"Aduh bang gue sih gak takut sama masalah gituan. Tapi gue cuma takut orang orang terdekat gue jadi sasarannya."

"Jangan dipikirin. Dengerin kata kata abang kalu semua bakal baik baik aja."

Daniel memeluk Nadien seakan tak mampu melihat adiknya pergi. Entah kenapa Nadien juga sangat berat meninggalkan Jakarta.

Nadien masuk ke kamar dan langsung menghubungi Diva.

"Div."

"Apa?. Tumben malem malem telpon."

"Gue cuma mau bilang kalo dua minggu lagi gue mau berangkat ke Kanada. Besok gue gak masuk sekolah dulu soalnya harus ngurusin data data."

"Apa??!. Lu ya demen banget ngomong dadakan."

"Sorry sorry."

"Ya tuhan din gue sama siapa kalo gak ada lu."

"Yaelah kayak gak ada temen aja lu."

"Lu kan temen yang paling ngertiin gue din. Gue curhat ke siapa....."

"Hahaha gue juga pasti ngerasa kesepian ga ada lu. Tapi gue bakal balik kok. Kayaknya enam bulan gue disana."

"Aaa Nadiiiien."

"Udah ah jangan lebay. Bye gue ngantuk."

"Bye zeyeng."

********

Setelah memgatur data data akhirnya Nadien hari berikutnya Nadien masuk sekolah dengan omongan omongan yang bikin Nadien semakin tak bersemangat sekolah.

Pagi itu suasana sekolah sibuk dengan kesalah pahaman Nadien dan Alif. Seketika Kevin merasa tak nyaman walau terkesan cuek.

Kevin hanya bisa mendengar cibiran tentang Nadien ditelinganya. Sedangkan Alif masih sibuk merenung di kelas.

"Lip. Puas lo bikin nama Nadien jadi buruk."

"Apaan sih vin?."

"Nama Nadien jadi tercemar gara gara lo."

"Gue gak maksud buat namanya tercemar."

"Bentar lagi Nadien mau berangkat ke Kanada. Gue kira sih dia capek denger bacotannya orang orang."

"Kanada?!."

"Iyah kenapa?."

"Enggak kok. Ya udah vin nanti gue minta maaf ke dia. Thank informasinya."

Kevin mengerutkan dahinya dan mengangguk kecil. Tak pakai berfikir lama, Kevin melangkahkan kakinya ke kelas Nadien.

"Dek ada Nadien?."

"Ada kak di dalem. Aku panggilin bentar ya."

Reza yang berada di depan kelas memanggil Nadien yang sedang asik dengan game onlinenya.

"Din di cariin."

Nadien mendongak dan keluar kelas untuk menemui Kevin.

"Cari aku kak?."

"Iya. Mau ngobrol boleh?."

"Iyah disana aja."

Setelah mereka berdua duduk di gazebo depan kelas Nadien akhirnya Kevin membuka suara dan mmebuat Nadien terngangah.

"Apa?! Kakak suka sama aku?. Kakak serius."

"Iya dek gue sih malu bilangnya. Tapi gue beraniin sekarang karena gue gak mau telat. Hehehe."

Wajah Nadien seketika berubah menjadi sangat beku. Nadien hanya membalas ungkapan perasaan Kevin dengan lirikan kaku yang membuat Kevin takut.

"Sorry kalo buat lo gak nyaman."

"It's oke. But, sorry aku gak bisa."

"Iya iya gapapa. Gue gak maksa buat lo jadi pacar gue kok. Sans aja setidaknya gue lega udah ngomong sebelum lo pergi. Sebenernya gue kan udah ngomong pas selesai tournament tapi lo kayak gak ada respon gitu."

Nadien tersenyum tipis dan kembali di balas oleh Kevin.

~tiba tiba seorang perempuan lewat di depan Nadien dan membentak nadien dengan suara kasar.

"Jadi lu yang buat Alif putus dari gue.."

"Woy apaan lu baru dateng marah marah."

"Gue gak urusan sama lu ya vin jadi mending lu diem."

"He gimana gue bisa diem lu ngelakuin hal gini ke adek kelas lu sendiri."

"Ya lu tanyak aja sama dia. Emang dia gak salah udah ngebuat gue sama Alif putus."

"Lu udah lama putus sama Alif. Terus kenapa lu permasalahin lagi dan lagi. Gak malu lo."

"Eh diem ya vin."

"Udah kak biar aku yang selesain ini sendiri. Kakak ke kelas aja."

"Oke kalo lo di apaapain sama dia bilang ke gue."

********

"Kak sekali lagi ini cuma salah paham. Jadi tolong jangan diperbesar."

"Ya gak bisa dong. Lu yang bikin hubungan gue sama Alif ancur. Ngerti gak lu."

Nadien mengernyitkan dahi dan menatap Sheva dengan tatapan dingin.

"Gue lagi gak pengen berantem ya. Please kak."

"Hahaha takut lo."

Sheva memegang pundak Nadien dan mendorong Nadien hingga terpental namun Alif berdiri dibelakang Nadien tanpa di sengaja dan menangkap Nadien.

Mereka saling tatap sampai tatapan mereka di buyarkan oleh teriakan dari siswa siswi yang berada di sekitar situ.

Alif melepaskan pelukannya, kejadian itu membuat Nadien salah tingkah. Alif pun tiba tiba menggandeng tangan Nadien dan berjalan menuju tempat Sheva berdiri dengan tatapan tak nyaman.

"Lu bukan siapa siapa gue jadi jangan pernah ngurusin hidup gue lagi. Mau gue deket sama siapa pun itu bukan urusan lo."

"Lif gue itu masih cinta sama lu."

"Harga diri lu seberapa sih, Shev"

Sheva merasa dia sudah tersudutkan maka dari itu dia memutuskan untuk pergi. Sedangkan tangan Nadien masih nyaman di gandeng oleh Alif.

"Eh sorry." Kata Alif sambil melepaskan tangan Nadien.



Oke guys
Vote and Coment ya
Jangan di read doang
Sakit tau, canda sakit

Nadien [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang