17

22 4 0
                                    

Koridor rumah sakit saat itu sepi, hening dan tenang. Semerbak aroma obat obatan mulai tercium ke indra penciuman Alif. Mereka berjalan menuju ruangan dengan satu pintu berwarna putih di rumah sakit itu.

Reyhan memasuki ruangan itu bersama para perawat dan juga dokter. Sedangkan Alif dan Selly duduk di depan ruangan dengan bersimbah air mata.

Air mata dari Selly pun semakin deras kemudian disambut pelukan hangat dari Alif. Sebenarnya Selly ingin mengatakab sesuatu kepada Alif tentang pembunuhan waktu itu.

Selly rasa ini waktu yang tepat untuk mengetahui kebenaran dari Pembunuhan sadis itu.

"Nak."

"Iya ma?."

"Mama mau ngomong sama kamu."

"Iya mama ngomong aja. Tapi tenangin diri mama dulu ya."

"Jadi gini nak. Papa kamu sebenarnya gak ada niatan untuk ngebunuh Pak Derlian. Papa kamu waktu itu adalah anak buah dari Pak Derlian dan gaji papa kamu waktu itu gak cukup buat nyembuhin penyakitnya dan penyakit kamu. Kamu waktu kecil ginjal kamu gak berfungsi baik. Jadi papa kamu harus cari biaya untuk operasi kamu. Papa kamu depresi dan akhirnya ngelakuin hal konyol kayak gitu. Walaupun papa kamu tau kalau dia bakal dipenjara. Saar kamu koma di rumah sakit waktu itu papa kamu ada dibalik jeruji, sayang. Mama cuma bisa nangis."

"Berkas berkas perusahaan dan uang yang di ambil papa seharusnya di kantor polisi dong ma."

"Iya berkas berkasnya udah dikantor polisi. Tapi ada dua sertifikat yang mama sama papa sembuyiin. Dan itulah yang ngebantu kamu sembuh dan ngebantu papa nyembuhin Herninya."

"Hernia?."

"Iya itu sejenis penyakit tumor katanya."

"Jadi papa ngelakuin itu buat aku operasi."

"Iya sayang. Papa kamu memang keras jadi sikapnya gitu ke mama sama ke kamu. Tapi sebenarnya papa kamu cuma pengen keluarga kita bahagia."

Alif membeku dan menatap mamanya tajam dengan air mata yang mulai berakar. Kembali pelukan hangat dari seorang ibu didapatkan oleh Alif.

Dua jam berlalu namun tak ada konfirmasi yang jelas dari dokter. Tak ada seorangpun yang keluar dari ruangan itu.

Keadaan seketika menjadi tegang setelah dokter keluar.

"Dok, gimana dok."

"Ibu mari ikut saya ke ruangan. Keluarga pasien yang lain mohon tunggu di depan ruangan saja."

Mereka mengangguk dan menuruti kemauan dokter itu.

Di Ruangan Dokter

"Jadi bu saya dan perawat sudah menghambat penyebaran racun dalam tubuh Pak Reyhan."

"Racun apa dok?."

"Kanker itu sudah sembuh memang. Tapi beberapa hari ini mulai tumbuh kembali dan menggerogoti sebagian organ penting dalam tubuh Pak Reyhan."

"Jadi saya harus melakukan apa dok? Apa harus di operasi?."

"Walaupun di operasi Saya tak bisa menjamin suami ibu akan selamat."

"Maksud bapak apa?."

"Kemungkinan besar suami ibu akan meninggal dunia. Tapi ini hanya kemungkinan dari pihak medis. Semua terjadi itu sesuai kehendak tuhan."

Dalam hati Selly mulai gelisah dan tak karuan. Dia tak yakin anaknya akan terima dengan pernyataan ini.

Kembali sudut mata selly mulai sembab dan ia memutuskan keluar dari ruangan dokter.

*******

A Whole New World and Title from Aladdin 🎶

Dalam kamar serbah biru putih menggema lantunan lagu lagu barat. Suasana kamarpun menjadi tenang dengan lampu yang sengaja dimatikan.

Di tempat itu ada sosok wanita yang sedang mencoba tidur.

Tiba tiba ponsel yang sedaru tadi memutar lagu lagu berganti nada dering telpon.

"Hallo? Ini siapa?."

"Gue Alif Reynoter."

"Lo kenapa kak?."

"Besok gue mau ngomong sama lo. Jadi besok berangkar sekolah gue jemput."

"Lah kok ....

Tit

"Lah ngapain nih orang malem malem nelpon terus besok tiba tiba mau jemput."
Batin Nadien heran dengan tingkah Alif

Tak diambil pusing oleh Nadien dan ia pun putuskan untuk tidur. Menenangkan badannya yang mulai penat dengan semua beban hidup.

Tak lama setelah ia pejamkan mata. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Rasanya horor, tengah malam ada seseorang yang mengetuk pintu kamar. Dengan suasana kamar yang gelap juga hening.

Setelah Nadien membuka pintu ternyata tak ada satupun makhluk hidup yang ada di depan kamarnya.

Hanya ada kado kecil berwarna putih yang tak sengaja ia tendang karna tak tau jika ada benda imut disitu.

Ia ambil dan dibuka didalam kamar. Kemudian Nadien benar benar terkejut dan melempar kado itu. Ia kira mamanya yang memberi kado tapi ternyata bukan.

Ini teror yang ia dapat saat ia berumur 7 tahun. Teror ini sudah lama ia lupakan namun sekarang datang lagi.

Ia bingung sebenarnya teror ini dari siapa. Tak mungkin ada orang lain yang masuk dalam rumahnya. Tak mungkin jika ini mama, abang atau adiknya. Lalu siapa yang melakan teror ini.







Siapa sih dibalik teror kado putih itu?
Apa yang ada didalem kado sampe Nadien lempar gitu?
Apa itu juga yg bikin nadien berubah jadi gadis dingin?

Nadien [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang