12

36 3 0
                                    

"Ini udah siap semua ya? Pokoknya kasih yang terbaik. Inget ! Harus fokus."

"Siap kak." Serentak tim basket yang akan bertanding

"Oh iya ini Kevin kemana?."

"Lah iya. Jangan jangan masih molor nih anak."

"Hedeh capek gue ngeladenin Kepin."

"Ya udah kita berangkat duluan aja. Biarin nanti Kevin berangkat sendiri."

Senior akhirnya menyuruh semua tim inti beserta cadangannya berangkat.

Semua sudah mengendarai kendaraannya masing masing kemudian Sheva meminta seluruh juniornya untuk duluan pergi bersama Edo dan Vena.

"Lo anterin mereka dulu aja. Gue yang jemput Kevin."

"Pokoknya kalo sampe lo sampe rumahnya dan dia belom mandi. Telpon gue!."

"Kenapa nelpon lo?."

"Biar gue langsung omelin pas udah nyampe."

"Mirisnya kau nak."

"Gue udah muak liat Kevin gini terus pas lagi ada acara kek gini."

Tiba tiba ada suara motor yang tak asing terdengar melewati gerbang sekolah menuju lapangan.

"Halloooo." Sapa Kevin yang mengagetkan seluruh teman temannya.

Kevin tak pernah datang kalo ada tournament sebelum dijemput.

Semua temannya heran dengan tingkah laku Kevin yang tak seperti biasanya. Entalah ada apa dengan laki laki sipit itu.

"KEVIN!." Teriak teman temannya melihat Kevin datang.

"Sellow woy. Gak pake kaget gak bisa?."

"Ya gak bisa lah.. ini pertama seumur idup gue kali."

"Ya Tuhan ini kagednya masih lama. Kalo masih lama gue mau berenang dulu deh sekalian aku mau ke singapore dulu beli jajan." Batin Nadien kesal.

Akhirnya semua meluncur ke tempat lomba. Disana sangat ramai dan membuat Nadien semakin gugup. Setelah menunggu cukup lama akhirnya pertandingan basket pun di mulai.

Sesudah semua rangkaian event di laksanakan akhirnya Nadien bernafas lega karena telah usai dan mendapat juara satu.

Namun itu tak membuat Nadien bangga. Mungkin karena sudah terbiasa menang dalam sebuah perlombaan. Sedikit sombong, tapi memang real kok.

*******

Didepan parkiran saat Nadien ingin mengambil motornya yang terparkir. Terlihat sosok laki laki tampan duduk diatas motornya.

"Ngapain kak?."

"Gue mau ngomong kalo gue suka sama lo."

"Aku mau pulang. Permisi."

"Dek aku serius."

"Maaf kak. Permisi."

"Dek."

Nadien tancap gas menuju rumah dan terngiang ucapan Kevin tadi.

Untung saja Nadien tak punya riwayat jantung. Jika saja Nadien punya mungkin dia sudah mati sekarang.

"Aduh gimana ini? Kalo sampe gue ketemu lagi sama cowok itu. Kan gue gak enak gitu. Ya tuhan cobaan apa ini."

Tok tok tok..

"Masuk aja."

"Kamu lagi ngomong sama siapa?."

Nadien [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang