Ting ting ting tong
"Iya bentar." Teriak Daniel
"Ada tamu tu." Ucap mamanya
"Iya bentar." Kata Bresy
Bresy bergegas membuka pintu dan ternyata yang datang adalah Alif Reynoter dengan mata sembabnya.
"Cari Bang Daniel?."
"Oh enggek Bres. Gue cari Nadien."
"Kak Nadien? Hahaha kan aku bener."
"Bener apanya ya?."
"Eh nggak kok. Bentar bentar aku panggilin. Masuk dulu kak."
"Iya makasih." Kata Alif Sembari masuk dan duduk di sofa
"Siapa?." Tanya mamanya
"Kak Alif ma."
"Alif siapa?."
"Temennya kakak."
"Temennya Nadien?."
"Iyaaaa." Bresypun langsung naik menemui kakaknya yang entah sedang apa dikamar
Sedangkan Rere melihat tamu itu.
"Ngapain kamu kesini." Ucapnya tajam
"Tante." Sambit Alif
"Jangan ganggu keluarga saya."
"Maaf tan saya cuma mau jelasin sesuatu."
"Sesuatu apa. Jelasin ke tante."
Alif langsung menceritakan kejadian secara urut dan rinci. Bersama air mata yang mengiringi kata katanya. Ia tetap menceritakan sampai akhir. Rere pun melotot dan melihat anakn itu dengan beribuh rasa bersalah. Yang bisa Rere lakukan hanya mennagis.
"Papa kamu keadaannya gimana sekarang?."
"Kata dokter, kemungkinan terbesar adalah kematian."
"Ya Tuhan."
"Maafin keluarga kami yang sudah menghancurkan keluarga kalian. Kami sangat menyesal melakukan ini. Jika saja papa saya tidak melakukannya mungkin saya sekarang gak ada disini."
Seketika kata kata Alif membuat Rere tertunduk. Sedangkan Bresy dan Nadien berada ditangga dan mendengar semuanya.
Nadien menangis lalu mengusapnya kemudian menghampiri Mamanya dan Alif yang sedang berbincang.
"Ma, nadien berangakt dulu ya."
"Eh iya sayang." Jawab Rere sambil mengusap air matanya
"Tan saya berangkat dulu." Ucap Alif.
"Iya hati hati."
Mereka berdua akhirnya berangkat dengan motor Alif. Nadien dipaksa oleh Alif supaya mereka berdua berboncengan.
Dipagi yang dingin itu senyum Nadien semerbak saat berada di dekat Alif. Semua bebannya terasa lebih ringan serta terasa lebih nyaman.
Alif pun tak sengaja melihat wajah Nadien yang sedang tersenyum dari spion. Namun Nadien tak sadar akan hal itu.
Perjalanan panjang itu akhirnya berhenti disebuah Sekolah elite. Mereka masuk melewati gerbang dan bertemu dengan Sheva. Alif dan Nadien bertatap lalu memasang muka menahan tawa.
Sheva hanya memandang sinis kedua orang itu lalu berjalan menuju kelas dengan erin.
Mereka berjalan bersama untuk ke kelas. Alif mengantar Nadien sampai ke kelasnya. Mereka berjalan beriringan namun tak ada satupun suara diantara mereka. Seperti sepi, dingin dan canggung.
Ini mungkin karena mereka sama sama cuek dan dingin. Kepribadian yang hampir sama terlihat dari diri mereka.
Setelah Nadien masuk ke kelas ia melihat kado kecil itu lagi. Mata Nadien membelalak membeku ditempat. Suasana kelas masih sepi, hanya dia yang ada disana.
Tiba tiba sosok pria menyekap Nadien dari belakang dengan sapu tangan yang sudah diberi bius.
Pria itu membawa Nadien ke gudang belakang sekolah yang jarang sekali di jangkau oleh siswa siswi JIS. Tak ada satu orangpun yang akan datang ke tempat kumuh itu.
Dikit dikit aja oke.
A U R A N A H D Y A H
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadien [Completed]
Teen FictionSebuah cerita mengenai berubahnya sifat seseorang karena sebuah konflik masa lalu. Konflik yang melibatkan sebuah hal di kehidupannya sekarang ini. Misteri dari kehidupan wanita dengan dendamnya. Entah akan ia balaskan atau akan terus dipendam dan...