Dua

1.2K 106 6
                                    

13 tahun lalu..

"Ven, di sini kosong kan?" sahut Richard, teman sekelasku waktu kelas X tiba-tiba menghampiriku.

"Iya kosong." sahut Venna dengan raut wajah pasrah.

Venna hanya bisa pasrah mengingat tidak ada teman dekatnya yang satu kelas dengan dia. Meskipun kelas XI sudah pembagian jurusan antara IPA dan IPS, dia berharap masih ada kesempatan untuk satu kelas dengan Alin, sahabatnya. Namun, betapa tidak beruntungnya dia malah sekelas dengan Richard, salah satu biang onar di kelasnya dulu dan sekarang malah mau jadi teman sebangkunya.

"Kamu kok pasrah gitu sih Ven? Ga punya teman ya?" sahut Richard meledek Venna.

"Enak aja! Aku lagi pengen duduk sendiri aja kok." sahut Venna menahan gengsi. Padahal kenyataannya dia cukup bersyukur ada Richard yang mau duduk di sebelahnya. Ini bukan berarti Venna anak yang kuper ya, tapi introvert #pembelaanauthor.

"Btw kamu pasti ada maunya kan tiba-tiba duduk di sebelahku?" tanya Venna.

"Hahahaha tau aja. Ya kan kamu bisa nyontekin aku kalau pas ujian."

"Tuh kan pasti ada maunya." sahut Venna.

"Ya lagian daripada kamu sendirian, kan mendingan aku temenin, ya ga?" sahut Richard dengan nada centil.

"Mulai nih si Richard tebar pesona sana-sini." sahut seseorang dari belakang. Venna pun menolak ke arah suara tersebut dan ternyata seorang gadis berambut panjang dan bermata bulat duduk di belakang meja Venna.

"Hai kenalin aku Priscilla." sahutnya sambil mengulurkan tangan ke Venna.

"Oh hai aku Venna." sahut Venna.

Cantik sekali anak ini pikir Venna.

Kemudian Venna kembali membalik badannya dan melanjutkan membuka buku pelajaran. Sebagai anak SMA yang baru naik kelas, Venna penasaran materi apa yang akan dipelajari selama tahun ini.

Tidak lama kemudian, bu Santi selaku wali kelas XIA6 datang.

"Pagi anak-anak. Saya Santi wali kelas kalian selama satu tahun ke depan. Di kelas ini ada 40 orang dan kalian sudah masuk penjurusan IPA kan? Jadi Ibu harap kalian semangat belajar dan jangan membuat keonaran." sahut bu Santi.

"Tapi sebelumnya, Ibu harus memilih siapa yang akan menjadi ketua kelas di sini. Ada yang mau jadi ketua kelas?" tanya bu Santi.

Semua hening mendengar pertanyaan bu Santi sampai ada seseorang yang mengangkat tangan dan itu.. Richard?

"Saya Bu! Saya ingin menjadi ketua kelas di sini." sahut Richard dengan lantang.

"Baik. Nama kamu siapa?"

"Richard Bu."

"Oke Richard, kamu jadi ketua kelas di sini ya. Oh ya Ibu yakin di sini kalian belum sepenuhnya kenal satu sama lain bukan? Jadi tugas pertamamu, kamu harus buat denah tempat duduk buat teman-temanmu."

"Maksudnya bu?"

"Kamu atur teman-temanmu ini harus duduk mana dan usahakan membaur. Jangan yang sama-sama kenal dijadikan satu, oke?" sahut bu Santi.

"Baik Bu." sahut Richard.

***

Seminggu telah berlalu, Venna mulai beradaptasi dengan lingkungan kelas yang baru. Paling tidak dia tidak terlalu sendirian di kelas, meskipun pada saat jam istirahat, dia masih saja menemui Alin untuk makan siang ataupun jajan di kantin bersama.

"Gimana kelasmu Ven?" tanya Alin sambil makan pastel goreng.

"Yah gitu-gitu aja. Aku belum banyak kenal, paling banyak ya cuma ngomong sama Richard."

One Moment in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang