Chapter13

960 98 8
                                    

Chaeyoung Pov

Ini sudah hampir senja dan seperti biasa chanyeol yang tenang akan tergantikan oleh loey yang kasar. Sejak pembicaraanku dengan paman jae in tadi siang, kini otakku penuh dengan pemikiranku sendiri. Aku masih tak menyangka ternyata hidup seorang park chanyeol tak pernah semudah itu, kini aku tahu sebab pria itu depresi berat hingga kepribadianya terpecah. Sekarang aku paham kenapa pria itu memilih untuk melarikan diri dari situasi yang seharusnya dihadapi.

Ibunya yang bunuh diri dan ayahnya yang meninggal karena kecelakaan---ah atau lebih tepatnya dibunuh---aku sangat prihatin, loey si pria menyebalkan dan kasar itu tak lebih dari sosok yang kesepian, dia terlalu banyak memikul beban derita lebih dari apa yang kukira. Dia kuat, jadi dia tak mau disamakan dengan chanyeol yang dianggapnya sosok lemah yang hanya bisa membuatnya menderita. Sekarang aku tahu semuanya.

Kuharap dua pria itu baik-baik saja.

•••

-kriett

Aku membuka pintu kamar chanyeol perlahan, seharusnya aku mengetuk pintu tapi itu percuma karena loey tak akan membukakanya untukku. Menyebalkan.

"Loey-ssi! " Panggilku pelan saat netraku tak menadapatkan sosok yang kucari.

Kenapa kamarnya kosong?

Ini sudah jam delapan malam, dan harusnya loey sudah muncul bukan? Tapi mana pria itu sekarang?

"Loey-ssi kau didalam?" Aku mengetuk pintu kamar mandi, berharap loey ada didalam dan menjawab panggilanku.

"Ya! Kau didalam atau ti---"

-Bruk

Ahh sial! Kening mulusku!

Aku sudah membuka mulut dan bersiap untuk memaki pria gila di hadapanku ini karena telah membuka pintu secara tiba-tiba dan mengenai keningku,  tapi makianku seolah tertelan kembali sehingga membuatku sesak napas.

Astaga apa-apaan ini?!

"B-bisa kah k-kau memakai baju mu?" Ucapku sambil menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Sial! Wajahku terasa panas! Otakku kini tiba-tiba terbayang dengan pemandangan yang tak sengaja kulihat barusan. Roti sobek yang menggiurkan! Dan otot itu---arghh apa yang kupikirkan?! Bodoh!

"Ck menyingkirlah dari jalanku!" Ucap loey sambil mendorong tubuhku hingga aku terhuyung kebelakang.

Aku masih diam dan tak mengatakan sepatah katapun sampai akhirnya loey selesai memakai pakaiannya.

"Ada apa kau kesini." Tanyanya acuh, akupun mendecih sebal.

"Kau pasti akan keluar untuk bersenang-senang, kan?"

"Iya kenapa."

"Aku ikut!" Ucapku antusias, dan loey pun menatapku heran.

"Ya! Kenapa wajahmu seperti itu ha?!"

"Tidak biasanya kau seantusias ini ketika ikut bersamaku, apa kau sakit."

"Satu-satunya yang sakit disini adalah kau,"  ucapku sinis.

Loey hanya mendecih dan kembali fokus dengan ponselnya.

aku diabaikan?!

Aku beranjak dari tempat duduku dan kembali mendudukkan diriku disamping loey yang sedang sangat serius dengan ponselnya, aku menarik-narik ujung kaosnya agar dia terganggu tapi sial loey tak berkutik sedikitpun.

"Pokoknya aku ikut jika kau mau keluar! Tak mau tahu."

"Ck dasar, pergilah. Aku tak akan membiarkanmu ikut bersamaku malam ini."

"Kenapa?"

"Jika kau mau diterkam oleh ahjussi- ahjussi hidung belang, silahkan." Aku meneguk ludahku kasar,sudah kuduga loey akan berkunjung ketempat biadab seperti itu.

"Loey-ssi kenapa kau selalu ketempat-tempat seperti itu untuk bersenang-senang? Bukankah masih banyak tempat lain."

"Karena aku suka. Dan kau tidak berhak untuk menanyakan itu."

Sebenarnya aku juga tak terlalu peduli dengan tempat kesukaan loey, tapi aku merasa tidak rela ketika loey bersenang-senang dengan cara seperti itu. Gaya hidup sangat tidak sehat. Apalagi berita tentang penyakit yang diidap chanyeol sekarang sudah menjadi berita paling hangat dikorea selatan bahkan para dokter luar negeripun sekarang mulai melirik penyakit chanyeol. Jika loey tetap saja melakukan hal-hal aneh dan merusak saat publik sudah tahu sebenarnya tentang dirinya. Maka mereka akan benar-benar menganggap chanyeol adalah orang gila yang berbahaya dan harus dihindari. Tidak! Aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi.
Orang-orang sepertinya seharusnya mendapat banyak dukungan dan direngkuh dengan senang hati agar mereka tidak setress dan tidak memperburuk kondisinya.

"Em loey-ssi malam ini jangan berbuat yang aneh-aneh ya. Jangan pergi ke club ataupun bar. Jika kau masih tetap ingin keluar, aku akan menunjukkan tempat lain yang menyenangkan selain dua tempat itu." ucapku sambil menatapnya penuh permohonan. Kuharap pria ini peka dan menuruti perkataanku.

"Kau tidak berhakbmelarangku!" Aku menghembuskan napas panjang. membuat loey menurut memanglah tak semudah membalik telapak tangan! Tapi aku tak bisa menyerah begitu saja.

"Ayolah kumohon, jangan ketempat itu untuk sementara."

"Kenapa? Kau tidak ingin reputasi chanyeol menjadi tambah buruk?" Aku langsung terdiam, entah kenapa bibirku kelu. Kenapa perkataanya tadi seakan menusukku?

"Cih semuanya memang hanya mempedulikan dia, jikapun mereka berbuat baik padaku pasti akar dari maksud perilakunya tersebut adalah untuk chanyeol."

Benar, dia tak lebih dari sosok yang kesepian dan butuh dukungan dan juga kasih sayang yang tulus.

Aku menatapnya sendu, tak bisa dipungkiri aku menyadari jika sejak aku mengatur-atur loey untuk tidak melakukan ini itu adalah untuk chanyeol. Untuk kebaikan chanyeol, agar chanyeol tak kesusahan karena jika dia kesusahan maka aku juga ikut kesusahan juga. Aku egois ternyata.

"Maafkan aku, tapi sekarang aku tak melakukan ini untuk chanyeol. Aku melakukan ini agar kau tidak menjadi pribadi yang buruk, aku peduli padamu loey. Aku tahu kau kesepian, aku bersedia menjadi teman untuk menghiburmu. Aku tahu kau butuh dukungan, aku bersedia jika aku harus menjadi orang yang selalu memberimu dukungan. Sekarang dihadapanku adalah loey park, dan apa yang kulakukan padamu adalah untukmu. Mulai sekarang aku tak akan melakukan suatu hal padamu karena chanyeol, hanya karena mu."

Loey menatapku lekat, raut wajahnya menunjukkan kalau dia tersentuh dengan perkataanku. Ayolah aku mengatakanya memang benar-benar dari hatiku. Mulai sekarang aku akan berusaha untuk memperlakukan chanyeol dan loey secara adil dan tak melakukan hal yang hanya akan menguntungkan salah satu dari mereka dan membuat yang satunya tak nyaman.
Semoga saja berhasil, ya seharusnya memang begitu.

"Kau pintar sekali bermain kata."

"A-apa? Katakan sekali lagi" wah yang benar saja, pria ini jelas menunjukkan wajah tersentuh dan sekarang dia sok untuk tidak peduli sama sekali?!

"Kau pintar bermain kata, aku saja sampai sempat tersentuh."

"Aku mengatakannya dengan tulus, baiklah aku akui sebelum ini aku mengaturmu dan meminta mu melakukan ini itu adalah untuk chanyeol. Tapi sekarang aku sadar tak seharusnya aku egois, kau juga berharga jadi aku akan berusaha untuk memahami mu."

"Baiklah sekarang pahami aku, aku ingin ke club untuk minum---"

"Tidak jangan! Kau kira minum alkohol setiap hari itu sehat? Nanti kalau kau sakit bagaimana? Kau tahu, setiap kau mabuk suhu badanmu meninggi dan membuatku semakin khawatir. Bau badanmu menjadi sangat tidak enak,dan ketika kau mabuk sangatlah merepotkan. Minum alkohol hanya membuat kerja otakmu melambat. Aku tidak mau kau menjadi bodoh--"

"Baiklah aku ikut bersamamu."

Apa katanya? Aku tak salah dengar?
Wah apa aku perlu mengucap syukur karena sikap reflekku yang membawa hal positif?

[]

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang