Chapter 34

789 82 16
                                    

Konferensi pers sudah selesai, tapi belum sampai lima menit pembubaran pers. Para polisi sudah datang dan membawa Park jae in pergi, semua itu tentu saja terekam oleh kamera karena para wartawan jelas masih ada di sana untuk bersiap-siap kembali ke kantornya masing-masing, namun setelah melihat kedatangan para polisi, mereka dengan cepat mengeluarkan kamera dan merekam semua kejadian.

Sedangkan di kantor Park Group, seperti yang sudah di rencakan sebelumnya. Rapat untuk penurunan jabatan sudah siap, namun di undur karena Park jae in yang sedang dalam pemeriksaan. Seolah tak puas dengan penurunan presdir, kini chanyeol juga mulai di desak untuk turun dari posisinya sebagai CEO. semua benar-benar kacau. Pikiran dan akal sehat chanyeol seolah terserap oleh peliknya keadaan, jelas dia merasa pusing dan lagi-lagi keinginan untuk lari itu kembali muncul. Ia ingin berlari dari semua ini, dan keinginanya semakin besar ketika sosok lain itu berusaha menggeser posisinya. Namun mengingat sumpahnya untuk menghancurkan dalang dari semua ini dengan tangannya sendiri, membuatnya menahan mati-matian keinginan mentalnya. Aku harus bisa!

"Chaeyoung-ssi, bisakah kau ajak hyungnim pulang? Kurasa kantor ini bukan tempat yang bagus untuknya saat ini," ucap sehun dengan semburat kekhawatiran di wajahnya. Jelas saja, jika melihat keadaan chanyeol sekarang. Pria itu benar-benar lesu, tidak bersemangat dan kacau.

Chaeyoung mengangguk pelan dan menghampiri chanyeol yang duduk di kursi kebesarannya sambil menutup mata lelah.

"Chanyeol-ssi, ayo kita kembali ke rumah. Kau harus mengistirahatkan pikiranmu dulu." Chanyeol tak menjawab apa-apa, ia hanya menurut saat chaeyoung menarik dirinya untuk berdiri dan menuntunnya untuk berjalan.

"Sehun-ssi, kami pulang dulu."

"Iya, pulanglah. Aku akan mengurus ini."

Chaeyoung kemudian melanjutkan langkahnya, ia masih sigap untuk menuntun chanyeol yang sudah terlihat tidak begitu sehat, selama mereka berjalan. Tidak ada karyawan yang menunduk hormat seperti biasanya. Mereka berlalu begitu saja, chaeyoung merasa miris. Perlakuan mereka betul-betul memperlihatkan kalau mereka tidak ingin chanyeol menjadi CEO mereka.

"Biar aku yang menyetir," ucap chaeyoung setelah membukakan pintu mobil untuk chanyeol. Gadis itu bergerak cepat untuk memasuki mobil, namun lagi-lagi suara wanita itu terdengar di telinganya lagi.

Ibunya ...

"Apa yang kau lakukan di sini?" Ucap park yin seo dengan nada tak senang.

"Dan eomma sendiri kenapa di sini?"

"Jawab pertanyaan Eomma, jangan bertanya lagi."

"Chaeyoung-ah, kau bicara dengan siapㅡ Oh? Park sajangnim? Annyeonghaseo," ucap chanyeol sedikit kikuk karena tidak mengira Park yin seo ada di hadapannya. Ditambah dengan wajah chaeyoung yang terlihat serius, seperti ada sesuatu.

"Kau, mengenal ibuku?"

"Apa? I-ibumu? ... "

"Park sajangnim adalah ibumu?" tanya chanyeol tak menyangka, jadi selama ini chaeyoung adalah putri dari CEO Park corp? Perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaannya?

Kenapa dunia terasa sempit sekali?

"Apa yang kau lakukan bersama Park Daepyo?"  ucap wanita itu tajam.

"Dia pasienku."

Park yin seo mendengus pelan, "pasien? Apa wajar seorang dokter tinggal di rumah pasiennya?"

Chaeyoung diam tak percaya, ibunya sudah mengetahui hal itu. Tapi kenapa tadi masih berlagak tidak tahu?

"Eomma sudah mengetahuinya, kenapa eomma masih repot-repot bertanya apa yang kulakukan di sini?"

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang