Chapter 36

1.7K 121 34
                                    

"A-apa?" Pemuda itu mengernyit ketika sang paman memberitahunya suatu hal yang benar-benar diluar akalnya, membuatnya berpikir keras untuk memahami setiap kata yang diucapkan. Rasanya begitu sia-sia beban pikiran yang menggerayaminya selama ini. Dirinya benar-benar sempat terlihat seperti orang depresi berat dan bertekanan hidup keras, emosi tersendiri hadir begitu saja ketika mengingat perilakunya sebelum ini. Terlihat bodoh, apa hanya dia yang tidak mengetahui semua ini? Mengetahui bahwa semuanya adalah lakon sandiwara yang direncanakan begitu apik, menciptakan sandiwara terbesar selama hidupnya.

"Bisakah paman jelaskan lebih detail? Apa maksudnya dengan Konferensi pers, penurunan jabatan,  dan semua keterpurukan yang kita alami adalah sandiwara?" tanyanya penuh tuntutan. Hanya satu yang ia inginkan, penjelasan. Penjelasan atas semua yang telah terjadi.

Park Jae In mengembuskan napas pelan, ia tidak tahu apakah ini adalah keputusan yang benar, dengan mengungkapkan semuanya pada presensi di hadapannya sekarang.  Tapi ia berharap ini adalah keputusan yang bijak, mengingat secara tidak langsung Chanyeol juga terlibat dalam konspirasi buatannya. Pria itu jelas berhak tau tentang apa yang sebenarnya terjadi.
_
"Apa yang akan kau lakukan sekarang? Berita tentang dirimu sudah menyebar. Perusahaan menjadi kembali terperosok." Kim Junghoon berkata sambil menyembunyikan rasa khawatir dibenaknya, ia sungguh mencemaskan keadaan perusahaan. Dirinya dibuat tidak tenang dengan keadaan seperti ini.

"Aku masih tidak tahu."

"Jae In-ah, apa kau yakin akan terus bertahan?"

"Memangnya kenapa? Kau meragukan ku?"

Junghoon menggeleng pelan, " hanya saja, perusahaan harus di pimpin oleh orang yang baik di mata masyarakat. Kau tahu? Nama baik perusahaan itu penting." ucapnya sedikit menyindir presensi di depannya.

"Kau mau aku mundur, dan orang lain menggantikan ku?"

"Tidak perlu orang lain, cukup orang yang kau percaya saja."

"Seperti dirimu?" Jae In tersenyum miring, sedangkan Junghoon hanya diam. Enggan untuk terlalu menanggapinya, kendati sebenarnya itulah tujuannya.

Melihat reaksi dari pria itu, Park Jae In mengubah sikapnya menjadi lebih serius. "Sudah berapa lama?" tanyanya ambigu, membuat Junghoon mengernyitkan alisnya heran. "Apa maksudmu 'Berapa lama?'"

"Jangan kira aku bisa kau bodohi dengan mudah, Direktur Kim."

"Aku tahu, ada orang yang mendukungmu hingga kau berani melangkah sejauh ini. Sebelumnya kau tidak pernah berani berkata sembarangan padaku, tapi lihat. Bahkan kau datang keruangan ku dan menyindir keadaanku." Kim Junghoon seketika memucat, dari wajahnya sudah terlihat jelas kalau yang dikatakan pria Park itu, benar adanya.

"Katakan. Siapa orang itu," ucapnya penuh intimidasi. Membuat Junghoon semakin gelagapan karena kedoknya bisa terbaca dengan jelas oleh sang Presdir.

"Apa yang kau bicarakan? Aku seperti ini karena mencemaskan masa depan perusahaan," ucapnya mencoba mengelak, walau sebenarnya yang dia katakan memanglah sebuah kejujuran.

"Tolong jangan mengelak, aku tahu kau memang mencemaskan masa depan perusahaan. Dari semua orang yang kukenal, kaulah yang paling depan untuk mendukung dan berusaha keras untuk Park Group selama ini. Bahkan sejak kakakku masih memimpin. Jadi tolong, jangan membuat anggapanku padamu menjadi sedikit berubah." 

Raut wajah Junghoon seketika berubah, menjadi lebih tenang dan tak setegang sebelumnya. "Maafkan aku," ucapnya sesal sambil menundukkan kepalanya.

Park Jae In tersenyum lega, ia tahu jika seorang Kim Junghoon, tetaplah Kim Junghoon yang dulu. Selalu mementingkan perusahaan. Jika di ingatkan dengan perannya selama ini, maka pria itu akan sadar dengan dirinya selama ini.

"Aku benar-benar mencemaskan perusahaan. Maaf untuk mengatakan ini, tapi aku rasa kau sudah tidak cocok lagi untuk menjadi pimpinan perusahaan. Ditambah dengan keadaan Chanyeol yang mengidap DID, pikiranku jadi semakin kacau. Aku jadi meragukan semuanya."

"Aku tahu, kau melakukan ini semua semata-mata hanya untuk Park Group. Aku sangat berterima kasih untuk itu ..."

"Aku juga sudah memutuskan untuk mundur dari jabatan ini dan menyerahkan diri."

"A-apa?"

Menanggapi keterkejutan Junghoon, Park Jae In menatap pria di hadapannya itu dengan lebih serius. "Aku tidak tahu ini benar atau tidak. Tapi jika orang yang mendukungmu itu bernama Lee Yongchan, maka ini adalah pilihan yang terbaik."

Junghoon mengerjap pelan, terkejut dengan pengetahuan seorang Park Jae In yang begitu luar biasa. "Bagaimana bisa kau tahu?"

Mendengar hal itu, Park Jae In tersenyum menang.
_

"Sejak saat itu, aku dan Direktur Kim bekerja sama untuk menipu balik Lee Yongchan. Konferensi pers waktu itu adalah salah satu umpan, dan keadaan setelahnya adalah perangkap."

Chanyeol terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi. Dirinya benar-benar sudah dipukul telak oleh kebenaran yang dikatakan sang paman. Bahkan dirinya tidak pernah menyangka akan ada sandiwara sebesar ini pada hidupnya, dunia memang sungguh keras.

"Siapa yang sudah terlibat dalam sandiwara ini?" tanyanya yang masih dengan pandangan tidak menyangka.

"Sejauh ini yang terlibat hanya polisi."

"Polisi? Bagaimana bisa?"

"Lee Yongchan adalah seorang buronan yang melarikan diri selama bertahun-tahun. Walaupun sudah sangat lama, status buronan masih melekat padanya. Maka dari itu, polisi juga terlibat dalam hal ini. Mereka juga ikut menipu Lee Yongchan."

"Ah, Park Yin Seo CEO dari Park Corp juga ikut. Dia adalah ibu dari Park Chaeyoung, Psikiater yang selalu bersamamu itu."

Lagi. Chanyeol kembali merasa tertampar. Kenapa semuanya bersandiwara? Rasanya hanya dirinya saja yang bodoh dan tidak mengerti semua yang terjadi sebenarnya. Bahkan orang yang tidak ia sangka pun ikut terlibat.

"Kenapa bisa sejauh itu, paman?"

"Aku tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah dan tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini. Maka dari itu aku meminta bantuan Park Yin Seo untuk menahan putrinya, dan menjaga keselamatan putrinya sendiri. Orang tidak bersalah yang mengetahui tentang masalah Lee Yongchan dan keluarga kita, tidak boleh terluka. Apalagi terlibat lebih dalam." Chanyeol mengangguk pelan, akhirnya dia mengerti dengan apa yang terjadi. Setidaknya ia bisa tenang, karena ternyata kejadian saat itu hanyalah sandiwara. Kejadian dimana Chaeyoung dibawa paksa dan terancam tidak bisa bertemu lagi dengan gadis itu.

"Lalu selanjutnya apa? Setelah paman memberi tahu semuanya padaku."

"Kita tungㅡ"

Dering ponsel Park Jae In menginterupsi, membuat pria itu mau tidak mau harus menghentikan ucapannya dan beralih untuk mengangkat panggilan tersebut. Karena itu lebih penting, sebab nama Kim Junghoon tertera dengan jelas disana.

"Pria itu sepertinya benar-benar akan menjual perusahaan."

"Begitukah? Bagus, sisanya kita serahkan pada para polisi."

"Kau dengar? Sepertinya ini mulai mendekati akhir."

[]

A/N: lagi-lagi aku telat up ㅠㅡㅠ jangan bosen nungguin orang yang suka molor ini. Kali ini double up, semoga suka ❤️

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang