Chapter21

949 88 4
                                    

Chanyeol lagi lagi mengela napasnya saat chaeyoung tetap keras kepala untuk segera pulang kerumah, gadis itu menolak untuk tetap dirawat di rumah sakit dengan alasan dirinya sudah muak dengan ruangan yang ber cat putih. Sangat sepele namun sebenarnya bukan itu alasan chayoung yang sebenarnya.

"Aku berjanji akan merawat diriku dengan baik, aku ini kan calon dokter."

"Dokter mental maksudmu. Jangan gila, kau ini belum sehat. Ingat kata dokter tadi keadaanmu belum pulih." Ucapan chanyeol membuat chaeyoung mencebik sebal, untuk apa repot-repot memulihkan kesehatannya.

"Aku mohon, aku ingin pulang. Aku tidak mau disini." Chaeyoung lantas memasang wajahnya yang paling menyedihkan agar dapat menggetarkan hati chanyeol yang selalu menolak keinginannya.

Daaann itupun berhasil, pria itu lantas mengangguk pasrah membuat chaeyoung tersenyum lebar karena senang.

"Tapi kau harus berjanji, kau akan menjaga dirimu dengan baik. Jika seperti ini rasanya bukan aku pasienmu, tapi kaulah pasienku." Gadis itu tertawa ringan, benar juga apa yang dikatakan chanyeol. Ini terlihat seperti dirinyalah yang sedang dirawat oleh chanyeol.

"Iya iya aku janji."

•••

"Yak! Jangan berlari, nanti kau terjatuh." Ucap chanyeol nyaring. Pria itu dibuat ketar ketir oleh chaeyoung karena gadis itu bertindak ceroboh. Tadinya chanyeol berekspetasi jika sepulang dari rumah sakit gadis itu akan langsung beristirahat dirumah hingga keadaanya lebih baik, tapi tetap saja realita selalu menampar ekspetasi yang sudah diangan-angankan. Kini gadis itu justru berlarian di taman sambil merentangkan kedua tanganya bak gadis kecil yang sedang mengejar angin agar membawanya terbang ke awan.

Chaeyoung tak mendengarkan teriakan chanyeol sama sekali, dia hanya fokus dengan apa yang dilakukannya sekarang. Menghirup udara segar berharap segala beban pikiranya tergantikan oleh ketenangan.

HAP!-

chaeyoung membuka matanya lebar-lebar saat merasa ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang.

"Chanyeol apa yang kau lakukan?" Ucap gadis itu sedikit gugup.

"Yak! Apa kau tidak lihat kalau didepanmu itu ada tangga eoh? Kau mau jatuh dan sakit lagi? Kau ini kenapa ceroboh sekali sih, bisa tidak berhenti mmebuatku merasa cemas." Ucap chanyeol dengan nada cepat seolah sedang melakukan rap, nadanya terdengar begitu kesal namun juga ada rasa kekhawatiran yang terdengar. Chaeyoung lantas tersenyum simpul, gadis itu melepaskan tangan chanyeol yang melingkar diperutnya dan berbalik menghadap pria itu.

"Kau mencemaskanku?"

"Tentu saja."

"Wae?"

"Karena aku ... " 

Chanyeol menjeda kata-katanya sedangkan chaeyoung sudah menatap chanyeol dengan raut penasaran.

"K- karena aku tidak mau kerepotan karenamu!"  Tukas chanyeol cepat, dapat dilihat wajah chaeyoung yang terlihat masam. kenapa pria ini menyebalkan sekali?  Gadis itu lantas berlalu begitu saja, melewati chanyeol berdiri diam di depannya.

"Y-yak! Mau kemana lagi kau?!"

"Ke danau!"

"Ha? Apa?!"  Chanyeol membulatkan matanya, otaknya sudah mulai rusak hingga terlalu jauh untuk mmebayangkan apa yang dilakukan chaeyoung ke danau.

Apa gadis itu kesal padanya hingga ingin terjun ke danau?

Jangan konyol!

Chanyeol lantas menepis jauh-jauh pemikiranya yang sudah terlampau gila itu, tak ada pilihan lain lagi selain untuk mengejar chaeyoung yang sudah berada jauh di depannya.

Maka dari itu, chanyeol mengejar chaeyoung.

•••

Dua anak manusia berbeda gender itu kini sudah duduk manis, menikmati semilir angin yang menenangkan pikiranya masing-masing. Merasakan ketenangan yang dibawa angin dengan begitu khidmad seolah tak ada esok hari untuk menghirup udara kembali. Tapi bukankah lebih baik seperti itu dari pada kita mensia-siakan waktu yang kita punya.
Siapa yang tau jika memang benar sudah tak ada lagi hari esok.

"Kau tahu ... dulu aku sering melakukan hal seperti ini. Duduk diatas rumput, bernaung dibawah pohon sambil menghirup udara segar. Kurasa hal sesederhana itu sudah mampu membuatku kuat untuk kembali menghadapi beban yang kubawa. Kau tahukan aku sudah bertahun-tahun tidak tinggal di korea, aku hidup dinegara yang sangat padat dimana aku selalu mendapatkan beban tanpa menemukan tempat seperti ini untukku menghirup udara segar ... " chaeyoung menjeda kalimatnya, kembali menghirup udara dalam-dalam dan melepaskannya. Chanyeol yang sejak tadi menjadi pendengar setia hanya menatap gadis disampingnya, menunggu gadis itu melanjutkan ceritanya tanpa bertanya apa kelanjutannya.

"Setiap orang pasti pernah merasa terbebani, lelah dan akhirnya frustasi. Tak terkecuali aku, tapi aku sadar jika setiap manusia diberi masalah untuk dihadapi. Tak ada gunanya aku lari karena sejauh aku berlari, maka masalah itu akan berhasil menyusulku dengan cepat. Jadi saat itu aku mulai mencari hal-hal kecil dimana aku bisa menenangkan diriku untuk beberapa saat agar aku lebih kuat menghadapi hari-hariku yang terasa berat. Dan yah, aku menemukan hal ini ..." chaeyoung berbalik menatap chanyeol yang sedang menatapnya lekat. Gadis itu tersenyum manis sambil mengusap pundak pria itu pelan.

"Aku hanya ingin berbagi pengalamanku, aku harap kau bisa mengambil kesimpulan dari ceritaku. Kusarankan agar kau juga mulai mencari hal-hal yang bisa membuatmu tenang. Temukan apa yang membuatmu merasa lebih kuat. Cobalah untuk mengahadapi masalahmu sendiri, karena  hidup adalah untuk berjuang. Bukan untuk berlari ataupun bersembunyi. Kau ingin sembuh dan kembali normalkan? Maka dari itu belajarlah untuk mengontrol dirimu sendiri. Aku percaya padamu, kau pasti bisa. Ada aku disini yang akan membantumu."

Tanpa mengatakan apapun lagi, chanyeol langsung meraih tangan chaeyoung dan memeluk gadis itu dengan erat. Hatinya bergetar, yang dikatakan chaeyoung semuanya benar dan sangat tepat menembus perasaanya.

"Terimakasih, terimakasih sudah mau membantuku." Chaeyoung hanya mengangguk, tanganya terulur untuk mengusap punggung chanyeol yang bergetar. Dapat dipastikan jika pria itu kini sedang menangis.

"Tak perlu berterimakasih."

Pelukan keduanya pun kini sudah terlepas, chanyeol kini merasa lebih tenang sedangkan chaeyoung kini merasa sangat senang.

"Apa kau tidak takut padaku?"

"Yak, untuk apa aku takut padamu? Kau ini kan juga manusia, hanya sedikit berbeda saja"

"Kau tidak takut dengan dia??"

"Untuk apa aku takut padanya? Dia bahkan tidak menggangguku,"  ucap chaeyoung sambil tersenyum.

Chanyeol pun menghela napas lega, pria itu senang bisa mengenal gadis seperti chaeyoung.

"Baiklah! Apa kau ingin es krim? Akan kubelikan untukmu." Tawar chanyeol dan diangguki oleh chaeyoung dengan antusias.

"Es krim apa yang kau inginkan?"

"Emm aku ingin es krim rasa vanila!"

"Baiklah, aku akan kembali dengan es krim rasa vanila."

"Ok, aku akan menunggu." Keduanya pun tertawa dan akhirnya chanyeol sudah benar-benar pergi untuk membelikan es krim yang diminta chaeyoung.

Setelah chanyeol sudah tak terlihat lagi, kini gadis itu melanjutkan acara menghirup udara segarnya yang tertunda.
Rasanya menenangkan, tapi belum lama dirinya merasa tenang. Kini sudah ada suara yang  beberapa hari bahkan beberapa minggu ini sudah tidak didengarnya lagi.
Tubunya menengang, ia merasa rasa takut kini menjalar ke seluruh tubuhnya.

Kenapa.

Kenapa dia ada di sini?

[]

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang