Chapter 32

908 99 9
                                    

Udara dingin menerpa, suhu di kota seoul sekarang mencapai -0,3 derajat celcius. Tak heran karena bulan ini adalah bulan dimana musim dingin datang setelah musim gugur menghiasi kota. Sudah dua bulan berlalu dengan sedikit cepat, sejak chaeyoung membeberkan semua yang dia simpan kepada loey. Hubungan antara chaeyoung, chanyeol, dan loey semakin terkontrol. Dengan kata lain, mereka lebih akrab. Banyak hal baik yang terjadi selain membaiknya hubungan antara chaeyoung dan dua kepribadian itu. Park Group yang semakin pesat meraih kesuksesannya, kehidupan jungkook dan seokjin yang semakin tertata, dan kemunculan yongchan yang semakin tidak terlihat. Kemana pria itu? Sudah cukup lama nama lee yongchan tidak terdengar. Pria itu seakan menghilang begitu saja, apakah pria itu pergi jauh? Tidak mungkin.

"Pasien Park Chanyeol, kondisimu sangat stabil akhir-akhir ini. Kau jarang stress dan lebih banyak tersenyum. Bagus, kuharap kau akan terus seperti ini."

Chaeyoung tertawa ringan setelah itu, pria di hadapannya pun juga ikut tersenyum. Sudah sejak kejadian chanyeol yang menghilang seharian, chaeyoung lebih memperhatikan kondisi chanyeol. Setiap seminggu sekali gadis itu akan memberitahukan hasil perawatannya. Pamannya juga terkadang ikut andil membantunya untuk lebih memperhatikan chanyeol, rasanya semakin ringan dan lama kelamaan semua menjadi jauh lebih baik. Ini yang di harapkannya sejak dulu.

"Baiklah kalau begitu. Kau sudah kenyang? Ayo kita kembali. Banyak pekerjaan yang menungguku di sana," ucapnya sambil merapihkan pakaiannya dan bersiap untuk pergi. Namun melihat chaeyoung yang masih duduk pada tempatnya, membuatnya urung untuk segera kembali ke kantor.

"Ada apa?"

"Eum, aku akan mengunjungi jungkook sebentar. Kau kembali saja duluan, aku akan menyusul nanti."

"Aaa begitu. Mau ku antar ke sana?"

"Tidak perlu, aku akan naik taksi. Bukankah kau juga ingin segera ke kantor?"

"Kalau untuk mengantarmu aku tidak apa-apa," ucapnya sambil tersenyum jahil. Chaeyoung lantas mengangkat tangannya, bersiap untuk memukul pria jangkung di hadapannya.

"Galak sekali," desisnya pelan.

"Aku tidak peduli. Sudah, lebih baik kau pergi. Pekerjaanmu sudah menangis ingin kau kembali dan menyelesaikan mereka."

"Kau mengusirku?"

"Iya."

"Astaga, kau ini benar-benar. Kenapa akhir-akhir ini kau menjadi galak seperti ini? Apa kau sakit ha? Mana? Apa yang sakit?" Ucapnya sambil menaruh telapak tangannya di dahi dan menangkup kedua pipi chaeyoung secara bergantian. Hal itu membuat chaeyoung malu setengah mati, pipinya memanas entah kenapa. Banyak pengunjung cafe yang melihat mereka berdua sambil berbisik-bisik. Tentu saja, bahkan sebelum inipun sudah banyak yang menatap mereka, ah tidak. Lebih tepatnya hanya menatap chanyeol. Pria itu bagaikan cahaya terang di tengah kusamnya awan gelap. Wajahnya menarik perhatian orang lain terutama para wanita. Melihat chanyeol yang memperlakukannya seperti ini, membuat orang-orang semakin bersemangat untuk memekik kagum. Chaeyoung  jadi merasa tidak karuan. Ingin sekali rasanya dirinya membuat penampilan chanyeol menjadi berantakan sehingga terlihat jelek agar para wanita itu berhenti menatap pria itu dan berhenti membuatnya semakin tak nyaman.

"Aku baik-baik saja! Aish, singkirkan tanganmu park!"

"Baiklah-baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu, jangan lupa menyusulku nanti. Oke?" Sambil tersenyum simpul, chanyeol mengusap puncak kepala chaeyoung dengan gemas.

Chaeyoung hanya berdehem sebentar, kemudian menatap chanyeol yang mulai berdiri dan berjalan keluar dari cafe. Setelah chanyeol benar-benar pergi dari sana, gadis itu juga hendak pergi untuk mengunjungi jungkook seperti yang dia katakan tadi. Namun, suara yang sudah sangat lama tidak dia dengar. Kembali menyapa indera pendengarannya.

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang