Chapter19

930 90 6
                                    

"Oh, kau sudah kembali?"

Pria itu hanya berdehem untuk menjawab pertanyaan chaeyoung, ia sudah terlihat begitu lesu mengingat dalam beberapa jam lagi ia harus rela  'Berganti posisi'.

"Kenapa kau terlihat tidak senang? Kau lelah disini?" Ucap chaeyoung hati-hati.

"Tentu saja tidak!"  ucap chanyeol spontan dengan gelengan kepala yang cepat, melihat ekspresi pria itu chaeyoung terkekeh pelan. Haah kenapa lucu sekali?. Chaeyoung meraih tangan kanan chanyeol dan mengusapnya pelan.

"Lalu kenapa, bisa katakan kepadaku?" Ucap gadis itu lembut.

"Aku hanya tidak senang karena sebentar lagi aku harus bergantian dengan loey, aku masih ingin disini bersamamu. Apa aku tidak usah tidur saja agar loey tidak muncul, ahh benar-benar!"

" Dengar ya, loey itu juga bagian dari dirimu dan kau juga harus menghargai dirimu. Lagipula kan masih ada hari esok, kau bisa menemaniku lagi nanti." Chayeoung mengulas senyum simpul, tak bisa dipungkiri jika perkataan gadis itu bahkan berhasil membuatnya tenang walau dilanda rasa kesal yang lumayan besar. Perkataan chaeyoung membuat chanyeol kembali ingat bahwa ia harus mencintai dirinya sendiri mulai sekarang, karena sebelumnya dia selalu menyalahkan hidup dan juga membenci dirinya sendiri hingga membuat keadaannya seperti ini.

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Untuk semuanya." Chaeyoung mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Chaa, sekitar dua jam lagi aku harus tidur. Mari kita habiskan waktu dua jam itu dengan baik." Ucap chanyeol bersemangat dan diangguki lagi oleh chaeyoung. Gadis itu senang karena akhirnya dia bisa sedekat ini dengan chanyeol, sebelumnya dia berpikir hubungannya dengan pria di hadapannnya  akan berlangsung kaku dan membosankan tapi lihatlah sekarang. Semua diluar ekspetasinya.

•••

Pemuda itu tertunduk merenungi betapa menyedihkannya dirinya, betapa lemah dan bodohnya dirinya saat tak bisa berbuat apapun ataupun berkesempatan untuk memilih.

"Jungkook!"  Pemuda itupun seketika menengakkan kepalanya yang tertunduk dalam, melihat sosok tampan yang kini sedang berlajan menuju ke arahnya.

"Tae hyung, kenapa?"  Pria yang ditanyai itu hanya menghela napas dan tanpa menghiraukan pertanyaan jungkook dia langsung mendudukkan dirinya di samping pemuda bergigi kelinci tersebut.

Hening. Suasana yang melingkupi kedua pemuda itu berlangsung dengan keheningan yang bertahan hingga beberapa menit, keduanya masih sibuk dengan beban masing-masing.

"Apa malam itu kau menggunakan ponselku untuk mengirim pesan pada chaeyoung?" Ucap taehyung memecah keheningan.

Jungkook sama sekali tak terkejut karena ia tahu, cepat atau lambat taehyung akan mengetahui tindakkannya.

"Maafkan aku."

"Kenapa kau melakukannya? Aku tak menyangka kau selicik itu."

"Maafkan aku hyung, aku tak berdaya." Suara jungkook begitu lirih, sangat ketara jika pemuda itu sangat menyesali perbuatannya.

Taehyung hanya bisa mengepalkan tanganya menahan emosi yang entah sejak kapan meluap begitu cepat.

"Apa karena ayahmu? Sudah kubilang  kakakku bisa memberikan perawatan sebaik yang pria tua itu berikan pada ayahmu, kenapa kau masih saja seperti ini?!" Kini taehyung sedikit meninggikan suaranya untuk menggantikkan rasa ingin memukul pemuda disampingnya ini.

"Masalahnya bukan itu hyung!! Aku ingin ikut bersama kalian. Aku sudah memutuskan untuk melepaskan ayahku, dengan membiarkannya mati karena tidak mendapat perawatan! Tapi dia. Pria tua itu tidak membiarkanku melakukannya.   Dia akan menembak kepala ayahku jika aku tetap ingin pergi. Aku tidak ingin ayahku mati dengan cara seperti itu hyung, aku tidak mau." Pemuda itu menaikkan nada bicaranya sampai beberapa oktaf. Wajahnya sedikit mengeras menahan tekanan emosi di dalam dirinya.

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang