010.

8.8K 1.8K 302
                                    

Dimas foto di penginapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dimas foto di penginapan















Dimas foto di penginapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 10: Suara Jelaga.

Ayuna tangkap pandang sosoknya hari ini; tampak kasual, tampak biasa. Seragam masih dimasukkan ke dalam dengan dasi yang ia ikat asal. Renja hari ini—dan hari seterusnya, tidak pernah berubah. Masih sama seperti hari pertama ia menapak di sekolah mereka sekarang. Mungkin yang membedakan hanya panjang rambut karena seingatnya Renja sendiri berkata ia akhir-akhir ini malas ke barbershop.

Namun, Ayuna tak dapat lagi memandangnya dengan sama. Semua berkat celutukan tidak pikir panjang yang disampaikan oleh Renja pada suatu siang, yang si gadis lupa tepatnya kapan. Terlalu tiba-tiba dan berhasil mengais tanda tanya begitu mendalam. Mungkin Renja sudah terlalu lelah menyimpan. Mungkin benjana tempatnya menyimpan telah retak, dan mengakibatkan isinya tumpah meleber ke mana-mana.

Didapati Ayuna, si Renja yang sedang berteduh sehabis shalat Ashar. Awalnya Renja tak menoleh, sadar eksistensinya saja tidak. Sampai akhirnya Ayuna menutupi pandang Renja ke depan, mengharuskan si adam untuk menengadah, mencari sumber masalah. Rupanya si gadis yang sedang ia hindari sedang berdiri tegap, menghalangi matahari darinya.

"Renja," panggilnya bagai desing musim panas. "Kalau gue minta penjelasan, lo mau kasih?"

Renja awalnya terkejut. Kedua bola mata bulat bagai kelerengnya membesar lebih dari biasanya. Tidak menyangka akan mendapati pertanyaan tanpa basa-basi dari si gadis segan. "Apaan sih, Yun." Gelak tawa terdengar dari kurva Renja, menertawai keadaan. "Lo beneran percaya sama kata-kata gue kemarin? Kan gue udah bilang bercanda?"

Namun, seiring waktu, sekon kemudian, tawanya memelan. "Lo ... nggak percaya kan? Please." Lalu mereda. Renja menggeleng miris, "Jangan canggung sama gue."

Dengan embusan napas ringan Ayuna menggeleng. Bersungut pula saat mendengar permintaan Renja. Memangnya ia individu macam apa yang akan mencampakkan teman lama, hanya karena masalah perasaan? Jelasnya tidak. Ayuna tidak mempermasalahkan setiap titik dari perasaan Renja. Karena, ia sama berdosanya untuk jatuh pada Dimas.

SemenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang