031.

4K 742 126
                                    

haiii hufftt tarik napas dalam-dalam dulu ya sebelum membaca

aku bingung kenapa kalian malah rame di chapter yang sedih ini pada suka angst apa gimana...

kalau ada salah dalam penulisan tolong ditegur ya teman-teman karena chap ini (masih) jadi chapter yang sangat menantang untuk diketik hsjsjsjs

Play on Spotify : Nadin Amizah - Bertaut di paragraf yang ditentukan

enjoy reading!

Bagian 31: Layang Langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 31: Layang Langit.

Ada dunia yang terhenti lingkar waktunya. Segulir hayat yang tersendat dan terseok jalan, hingga gugur dalam tangis yang tercurah dalam diam.

Namun, dunia ibu tidak terhenti. Melainkan hancur, luluh-lantak bersatu dengan tanah.

Firasatnya tak nyaman, seharian di kantor ia tidak tenang. Seolah ada yang akan terjadi dan hatinya disuruh untuk bersiap dalam gelap. Seperti langit yang mendadak mendung saat pukul tiga, dan hujan gerimis yang menyusul satu jam setelahnya. Berangsur, ketakutan itu membesar dan menelannya dalam gulita.

"Bu ... Bu Adel."

"Ah, iya?"

Banyak yang bilang, putri bungsunya punya manik yang sama layaknya dirinya. Tegar, telaga, tenggelam. Netra yang dalam bagai lautan. Ibu membenarkan jika memang benar Ayuna mewarisi salah satu ciri fisiknya. Putri bungsunya, yang cantik jelita ...

"Bu Adel, tangan Ibu gemetar," ucap salah satu koleganya dengan cemas. "Bu Adel sakit? Perlu saya buatin teh anget?"

Bolpoin yang dipegang oleh ibu pun lepas dari genggam.

Matanya menyorot keluar jendela, melihat langit yang kian menggelap, lalu muncul rintik, hingga gerimis mengguyur. Kecepatannya konstan, tapi entah kenapa, hati wanita paruh baya itu tidak kunjung tenang.

Terbersit wajah Ayuna, Ayuna Nafara Lembayung yang ia beri semat nama setelah menyaksikan jingga agung turun dari singgasananya. Nama yang ia karuniai berbagai bahagia dan doa yang bisa manusia panjatkan pada Sang Pencipta. Nama yang ia harap, bisa membuat putrinya sebagai manusia paling bahagia di bumi raya.

Kalau Ayuna sakit, Ibu juga ikut sakit.

Ayuna harus bahagia, ya?

Ibu akan melakukan apa saja yang ada dalam lingkup kuasa manusia, agar keluarganya selalu berbahagia.

Karena itu juga, Ibu tak paham kenapa anaknya masih saja mau menjalin hubungan dengan Dimas Angkasa. Mereka masih belia, mereka masih remaja. Jika Dimas memang masih belum bisa membahagiakan Ayuna, menjadikan putrinya sebagai manusia paling bahagia, maka sampai saat itu juga hati ibu masih tertutup.

SemenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang