Selamat jalan, Eyang. Salah satu inspirasi terbesar saya menulis, dengan puisi yang juga telah membantu semenjana hidup dan berjalan. Terima kasih banyak saya hanturkan, karyamu abadi.
Play on Spotify: Isyana Sarasvati - ragu Semesta
Bagian 33 : Dinamo Usang.
Hari apa itu, Ayuna tidak ingat. Ia telah kehilangan hitungan akan kalender mingguan.
Jam berapa juga, Ayuna tidak menaruh hirau yang banyak.
Detaknya hampir terdengar, hampir saja mengelabui suara pendingin ruangan yang semakin memudar. Di dunia yang sunyi senyap itu Ayuna tertidur, keadaan hening yang asing itu ia coba biasakan, setelah sadar kalau ini adalah kenyataan yang akan menemaninya bertahun-tahun ke depan. Setengah dari dunianya senyap, frekuensinya tak sampai dan hanya menghasilkan suara tak jelas di rungu kanan.
Karena itu juga daun pintu berwarna putih gading yang berada di sudut kanannya tersebut, yang membuka dengan gerak lamat, luput dari atensinya. Barulah ia sadar sesosok figur tegap yang memakai jaket telah memasuki ruangan dan kini berdiri di samping ranjangnya.
Ini mimpi?
Apa ini masih mimpi?
Ayuna diam, tak mempercayai suara yang tak bisa ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] Aku butuh rumah. Untuk menetap, untuk berteduh. Bukan sekadar singgah melainkan sungguh. ☽ / / antologi bumi raya, COMPLETED