warn! 2300+ words, chapter panjang
hai, semenjana sudah bener-bener mendekati tamat yaa ... kira-kira 3 chapter lagi? berserta penutup karena di saat ada pembukaan harus ada penutupan dong hehehee
karena ini chapter menuju tamat aku minta tolong vote dan comment-nya yaa <33
happy reading!
Play on Spotify: Banda Neira - Hujan di Mimpi
Bagian 34: Usai yang Permai.
Jum'at kelabu.
Mendung dengan rintik nan berisik, perlahan turun dari langit, menyapa genteng-genteng hingga menimbulkan efek suara familier di telinga. Sensoriknya menangkap sekelebat perasaan dingin, diakibatkan oleh udara yang tak pernah main-main. Pun aroma hujan yang menguar menyapa penciumannya dalam-dalam.
Kelopak itu merekah, membuka. Mengerjap sejenak hingga terpaku kosong memandang jendela. Di ruangan yang sunyi ini, ia terduduk sendiri. Seraya bulir menyapa permukaan kaca dan bidang bangunan lainnya. Kepalanya diistirahatkan pada meja, terbenam dalam lipatan lengan.
"Assalamualaikum?"
Suara sapa sarat tanya itu terdengar, terbasuh oleh gema hujan. Si gadis menengok, mendapati sosok figur familier yang mendekat, kini berdiri di sebelahnya yang masih tercekat.
"Waalaikum salam, Kak Dimas."
Dimas melirik jam, lewat 60 menit waktu bel pulang berdentang. Mendapati dara manis yang namanya sering ia sebut dalam suara hati, hingga manik mereka berpaut dalam tanda tanya dalam diri. "Kamu kok nggak pulang, Yun?"
"Hujan masih deras-derasnya, Kak," imbuh Ayuna, kini memangku dagu dan mengetuk telunjuk pada meja.
"Kamu habis tidur tadi?" Dimas bertanya, pandang mengikuti jendela yang berembun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] Aku butuh rumah. Untuk menetap, untuk berteduh. Bukan sekadar singgah melainkan sungguh. ☽ / / antologi bumi raya, COMPLETED