Tiga: Aneh

990 104 19
                                    

Jam makan siang...

-

Miya dan adik sepupunya—Nana sibuk makan bakso di meja bagian kiri Kantin. Mereka berdua memang cukup akrab sejak masih kecil dan sering menghabiskan waktu berdua.

Saat ini, Miya yang sibuk makan itu mulai mengangkat alis saat melihat Nana yang tengah menopang dagu dengan kedua tangannya. Tatapan gadis bertubuh mungil itu juga tertuju ke arah pintu Kantin Sekolah yang ramai.

Tumben sekali Nana mematung seperti ini...

Miya menepuk tangan Nana, "heh, lo ngelihat apaan dah Na? Ada penunggu Sekolah kah?" tanya Miya heran.

Nana mendengus panjang, dia mengerucutkan bibir sembari mengaduk-aduk kuah baksonya.

"Itu loh kak Alucard. Dia sekarang udah deket sama kak Alice ya, padahal baru aja kemarin dia putus loh sama kak Kagura." Nana menyahut.

Miya langsung tersedak ketika mendengar cerita Nana, gadis itu menatap Nana dengan tatapan tidak percaya. "Apa? Gue gak salah denger kan?!"

"Aduh kak gue serius! Gini ya, hampir semua cewek di Sekolah ini udah pacaran sama kak Alucard. Sayangnya gak ada siapa pun yang bisa bertahan sampai 1 minggu. Paling mentok cuma 3 hari deh." Nana memberitahu.

Miya berpikir sesaat, dia menatap Nana dengan sorot curiga. "Jangan-jangan ... lo pernah pacaran ya sama Alucard?"

Raut wajah Nana berubah menjadi lesu, gadis bertubuh mungil itu hanya bisa mengangguk lemah.

"Iya udah, tapi cuma 5 jam doang anjir pacarannya!!" ketus Nana ogah-ogahan.

Miya mengulum bibir ketika mendengarnya, dia pun kembali melirik sosok Alucard yang saat ini tengah berjalan beriringan bersama Alice. Terlihat jelas jika Alice memeluk erat lengan kekar Alucard sambil bersikap manja seperti wanita kurang belaian.

Dasar cabe!

Nana mendesis, "tuh cewek gatel banget ya kak. Lihat tuh bajunya ketat banget, rasanya rok yang lagi dia pakai mau gue tarik aja biar gak usah dipakai sekalian!"

Miya hanya bisa menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dia malas mendengarkan Nana yang terus nyerocos tanpa henti, apalagi topiknya membicarakan Alice terus-terusan.

Miya melengos kecil. Dia kembali menyantap semangkok baksonya dan memilih untuk bersikap cuek. Miya tidak ingin membahas Alucard.

Huft, merepotkan sekali...

Tiba-tiba Nana menjauhkan sedikit mangkoknya, dia meminum es jeruknya yang masih tersisa setengah.

"Eh kak, boleh beliin gue bakso lagi gak? Kaki gue sakit nih." pintanya sembari
menyodorkan selembar uang sepuluh ribuan.

Miya mengangguk setuju, gadis itu menerima uang sepuluh ribu pemberian Nana lalu bangkit berdiri dari posisi duduknya. Miya berjalan cepat menuju gerobak bakso yang penuh dengan pelanggan.

Ketika melihat beberapa teman sekelasnya yang tengah mengantri, perlahan seringai lebar terlihat di wajah Miya. Gadis itu menyerobot masuk dengan rusuh.

Miya mulai berteriak.

"ABANG TERCINTAKU, PESEN BAKSO PAKET KOMPLIT SATU DONG. DAUN BAWANGNYA DIBANYAKIN!!"

Suara Miya yang nyaring dan khas itu membuat perhatian beberapa pelanggan tertuju ke arahnya, mereka meringis pelan karena telinganya berdengung.

"PESEN BAKSO BANG, SAYA UDAH LAPER BANGET NIH!! KALAU SAYA MATI KAN GAK LUCU, NANTI PELANGGAN SETIA ABANG YANG SEXY INI GAK BISA BELI BAKSO ABANG LAGI LOH!!"

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang