Empat: Menahan Diri

945 101 13
                                    

Di luar perkiraan Miya, ternyata Alucard malah membawanya pulang ke Rumah. Gadis itu sempat menduga jika Alucard akan pergi ke tempat lain seperti Restoran Padang atau Warung dekat Sekolah.

Tapi baguslah, setidaknya cowok ini tidak membawa Miya pergi ke tempat yang aneh-aneh.

Miya menghela nafas panjang, dia turun dari Motor Alucard saat cowok itu mematikan mesin. Miya membuka helm yang terpasang di kepalanya.

Melihat itu, sontak Alucard memperhatikan rambut panjang Miya yang berantakan. Dia membasahi bawah bibirnya.

"Bentar Miy."

Tangan kanan Alucard tiba-tiba terulur untuk merapikan rambut Miya, jari-jemarinya bergerak lembut dan menyisir helai demi helai rambut gadis itu yang kusut. Sorot mata Alucard terlihat serius.

Kedua mata Miya melebar kaget, dia membeku di tempat saat tangan Alucard sempat menyentuh pipinya. Miya pun mencibir pelan.

Apa-apaan ini!

Sayangnya, Miya langsung menepis tangan Alucard lalu memukulnya pelan. Gadis itu melotot tajam.

"Gue bisa sendiri, gak usah sok romantis deh." cibirnya sinis. Miya berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah.

Alucard menggigit bawah bibirnya, entah kenapa dia kembali merasakan sesuatu yang aneh saat Miya menolaknya seperti ini.

Berbeda dengan waktu itu, kali ini lebih menyesakkan...

DUAR!!

Langit mendadak berubah menjadi gelap, setetes demi tetes air hujan mulai turun membasahi Bumi serta isinya secara perlahan.

Miya mengadah sesaat ke langit, dia melirik Alucard yang masih diam bergeming di dekat motornya. Cowok itu bertingkah seolah-olah seperti patung.

Dahi Miya mengerut, gadis itu berdecak pelan karena Alucard menunjukkan ekspresi aneh.

Astaga, cowok ini tidak sadar ya?!

"Card,"

Miya mendekati cowok itu lalu menarik tangannya, Alucard berjengit kaget dan tersadar ketika Miya membawanya masuk untuk berteduh di teras Rumah.

Sontak Alucard pun mengerjap-ngerjapkan kedua matanya bingung.

"Lo ini goblok ya? Jelas-jelas lagi hujan kok malah diem kayak gitu?!" ketus Miya dengan sebal, dia melepas sepatunya yang agak basah.

"Kalau mau sakit jangan kayak gini juga, nyadar gak sih kalau lo tuh bisa ngerepotin orang lain?!"

Kemudian Miya mengambil handuk baru yang ada di jemuran, dia melempar handuk tersebut ke wajah Alucard.

"Keringin rambut sama badan lo, baru kena hujan sebentar aja udah kuyup tuh" lanjutnya.

Iris mata Alucard melebar, kedua pipinya juga memerah saat melihat Miya melakukan hal ini kepadanya. Di mata Alucard, gadis itu terlihat ... manis.

Sial, kok gue deg-degan gini?!

Kemudian Miya beralih membuka pintu Rumah, dia berjalan masuk sembari menyalakan lampu. Dia menoleh sesaat ke belakang.

"Ayo sini masuk, lo pulangnya pas hujannya udah reda aja."

Alucard menahan nafas saat mendengarnya, lama-lama dia bisa gila jika seperti ini. Apakah gadis itu serius menyuruhnya masuk?!

Belum lagi Rumah Miya terlihat sepi, sepertinya tidak ada orang di dalamnya...

Santai Card, ini bukan pertama kalinya lu main ke Rumah cewek. Harusnya lu gak grogi kayak gini!!  Dia bergumam.

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang