Tujuh: Guntur

900 89 18
                                    

"Miya, tolong beliin keperluan mading buat OSIS ya. Soalnya lagi pada sibuk nih." Odette menyuruh sembari menyodorkan beberapa lembar uang kepada Miya.

Miya menerima uang tersebut dari tangan Odette. Gadis itu mengangguk, "oke, nanti gue beliin."

Odette pun tersenyum simpul, "makasih ya Miy. Sorry gangguin waktu dangdutan lo tadi." ringisnya tak enak.

"Gak papa kok Det, ada yang gantiin gue kok di kelas."

"Siap deh, pokoknya makasih banget ya Miy karena udah bantuin gue. Kalau gitu gue balik dulu deh ke ruang OSIS, mau bantu Zilong soalnya."

"Anytime Det."

Perlahan, Miya memperhatikan Odette yang baru saja pamit dan pergi dari hadapannya. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

Ternyata OSIS sedang sibuk-sibuknya ya...

Miya menggaruk sesaat pelipisnya sembari berbalik untuk kembali ke kelasnya. Tepat ketika dia sedang berjalan di koridor, iris matanya menangkap sosok yang cukup familiar di lapangan indoor.

"Oper ke gue No!!"

Cowok itu—Alucard tengah asik bermain basket. Dia menerima bola yang dioper oleh Bruno lalu berlari dengan cepat ke arah ring lawan. Alucard berpindah sedikit ke kanan dan melempar bola tersebut dengan mudah.

"Nice shoot Card!!"

Sorak-sorakan itu membuat Alucard hanya terkekeh renyah, dia berlari kecil.untuk kembali ke posisinya sembari ber-tos ria dengan Bruno.

Dan di sinilah Miya, dia tidak sadar sempat terpana dengan karisma cowok itu...

Eh!

Kedua mata Alucard tiba-tiba tertuju ke arah Miya secara tidak sengaja. Perlahan, senyum lebar nan ceria itu mengembang. Alucard tidak menyangka Miya ada di sini.

"Eh gue udahan ya." pamit Alucard ke arah teman-temannya, dia menepuk singkat pundak Bruno.

Kemudian Alucard berlari mendekati Miya dengan cepat. Gadis bertubuh mungil itu membeku di tempat ketika Alucard mendekat ke arahnya sambil cecengesan.

Image tengil milik Alucard ternyata sangat khas ya...

"Mau ke mana Miy?" dia bertanya.

Miya menipiskan bibir, "mau beli keperluan OSIS." dia menjawab kalem.

"Emang belinya di mana?" Alucard kembali bertanya. "Jauh gak sih kalau dari sekolah?"

"Lumayan jauh, tapi gue bisa naik angkot kalau mau ke sana."

Alucard manggut-manggut mengerti, cowok itu sedikit menunduk untuk memperhatikan wajah Miya dari dekat.

Manis sekali.

Tangan kanannya terangkat untuk mengacak-acak rambut Miya gemas. Dia terkekeh, "ayo gue anterin. Tapi baju gue lagi basah nih, mau tungguin gue ganti baju dulu?"

Miya menggeleng, "gak usah Card, nanti gue malah ngerepotin lo." tolaknya.

"Astaga, lo gak ngerepotin gue kok. Tungguin gue dulu sebentar, cuma ganti baju doang." dia meyakinkan.

Lalu Alucard berbalik dan kembali berlari meninggalkan Miya dengan cepat. Gadis bertubuh mungil itu hanya bisa menatap kepergian Alucard sambil menahan nafas.

Dasar keras kepala.

Miya pun membasahi bawah bibir yang agak kering. Dia memutuskan untuk duduk di dekat Lapangan karena ingin menonton pertandingan basket.

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang