Belakangan ini, Miya berusaha untuk menjauhi Alucard dan Zilong. Alasan nya simple, dia butuh waktu terlebih dahulu tanpa diganggu oleh kedua cowok itu.
Jikapun Miya tak sengaja bertemu Zilong atau Alucard, pasti sosok Dyrroth akan menjadi tameng paling depan untuk mengatasi masalah tersebut. Dyrroth juga selalu bersama Miya karena harus menuruti permintaan teman nya itu.
Hari ini, Dyrroth dan Miya memutuskan untuk makan siang di lapangan Sekolah. Berhubung semua anak dari kelas X sampai XII disuruh istirahat dan boleh latihan untuk persiapan pensi yang akan dilaksanakan bulan depan.
Itulah keuntungan yang bisa Miya peroleh ... dengan cara mendekati Dyrroth tentu nya.
Mereka duduk berdua dipinggir lapangan. Ada beberapa murid ikut duduk berkelompok untuk membahas pensi atau membahas hal lain. Namun, hanya Dyrroth dan Miya saja yang menikmati makan siang.
Cowok itu mendengus lalu melahap sandwich, "ini sampai kapan gue sama lo terus? Rasanya kayak di penjara." ketus nya sebal.
"Ih gak usah bawel deh lo, gue juga terpaksa ya!" Miya membalas. "Pokoknya kita harus bareng sampai gue siap nerima Alucard atau Zilong lagi. Pikiran gue lagi kacau gara-gara tuh anak."
"Siapa suruh jadi cewek gatel banget. Makan tuh dua cowok langsung, pusing kan lo milih yang mana." cibir Dyrroth.
Miya pun menoyor kepala Dyrroth, "gue gak gatel ya!!" seru nya tak terima.
"Buktinya kok langsung di deketin dua cowok? Emang mereka muncul gitu aja kayak jin?" Dyrroth bertanya sembari memperhatikan anak-anak Kelas nya yang tengah bermain bola.
Miya mendengus keras, "gak tau deh. Yang pasti gue gak terlalu peduli sama mereka. Lama-lama juga risih kalau mereka terlalu nempelin gue..."
"Ya karena mereka suka sama lo lah makanya kayak gitu," celetuk Dyrroth santai. "Gitu aja kok gak peka, bego ih!"
"Mulut lu gue pukul pakai batu ya! Ngeselin banget deh dari tadi!!" umpat Miya emosi.
Dyrroth hanya diam sembari memperhatikan Miya. Kemudian, dia secara tiba-tiba memajukan sedikit badan nya lalu merangkul bahu Miya sehingga gadis itu menempel pada nya.
Kedua mata Miya melebar, "k-kok lo—"
"Akting dikit, Alucard ngeliatin kita."
Refleks, Miya menoleh ke arah ujung lapangan. Ternyata benar yang diucapkan oleh Dyrroth, sosok itu—Alucard tengah menatap nya bersama Dyrroth dengan sorot dingin dan tajam. Kedua tangan Alucard juga terkepal kuat.
Miya menggigit bawah bibir, "Alucard kok ngelihat nya gitu ama sih?" tanya Miya seraya berbisik.
"Mana gue tau anjir! Udah gue bilang dia kan naksir sama lo, kalau kayak gini mah nyawa gue lama-lama melayang." sahut Dyrroth frustasi.
Mereka berdua pun lanjut ngobrol dengan suara pelan...
"Harusnya si Alucard gak bisa denger yang kita omongin kan?"
"Iya, dia bisanya liatin kita doang."
"Ya udah kita lakuin sesuatu yang lebih meyakinkan."
"Apa lagi? Kalau rencana lo aneh-aneh gue gak mau ya, ini di lapangan njir."
"Udah diem aja, lo ikutin aja rencana gue."
"Apaan?"
Miya menyeringai lebar, dia lebih mendekat ke arah Dyrroth sembari memasang sorot serius.
"U-Usap kepala gue sekarang!!" Miya mentitah dengan suara bergetar.
Kedua mata Dyrroth langsung melebar kaget ketika mendengar nya, cowok itu melongo. "Usap?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIverse✔
Teen Fiction"Dunia tau kalau gue cinta sama lo dan perasaan gue bahkan seluas alam semesta." -Alucard. "Apaan dah, lo mah nyebelin seluas alam semesta. Dasar bocah alay!!" -Miya. - Tentang dua murid SMA yang punya sifat unik bin ajaib, bahkan siapapun itu pasti...