Sepuluh: Hujan

856 98 13
                                    

Miya merapikan buku cetak yang ada di atas meja lalu menaruhnya dengan rapi ke dalam tas. Dia mendengus keras karena masih teringat dengan insiden yang terjadi kemarin malam.

Alucard tidur bareng cewek? Ini beneran ya?!

Sekali lagi, Miya memijit pelipisnya. Dia tidak menyangka sudah terlalu mempercayai buaya satu itu, sifat brengsek Alucard memang tidak akan bisa hilang sampai kapan pun.

Dasar sialan!

Gadis bertubuh mungil itu sedikit mendongak saat mendengar suara berisik di depan pintu kelas. Miya mencuri-curi pandang ke arah jendela kelas dan melihat sosok Hayabusa dan Lancelot yang tengah menghadang seseorang.

"Minggir woi, gue punya urusan sama Miya!!"

Suara familiar itu membuat Miya terdiam. Dia berjengit kaget saat Hayabusa didorong sampai-sampai ketua kelasnya itu terbentur papan tulis. Ada sosok Alucard yang memaksa masuk ke dalam kelas XII IPA 3 sembari celingak-celinguk.

Sorot mata tajam milik Alucard tertuju ke arah Miya, cowok itu menghela nafas lega.

"Miya, gue bisa jelas—"

Ucapan Alucard terputus saat Khufra langsung berdiri dan menutupi Miya dengan cepat, cowok itu mengangkat dagunya ke arah anak IPS tersebut.

"Mau apa? Mau nyari gara-gara lagi?" tanya Khufra dingin. "Pergi sana, Miya gak punya waktu buat ngeladenin lo."

Bukan hanya Khufra, si ketua kelas—Hayabusa juga maju mendekat lalu menarik kerah baju Alucard. Dia hendak mengusir cowok itu dari kelas.

"Lo gak punya kelas hah? Buat apa maksa masuk ke sini? Dasar sampah!" umpatnya kasar.

Alucard menunjuk Hayabusa, "jangan banyak bacot. Urusan gue sama Miya, bukan sama lo!"

"Gue juga punya wewenang di sini. Lo lupa gue siapa? Gue ketua kelas XII IPA 3, jadi gue berhak buat ngusir lo." balasnya tajam.

"Oh, cuma ketua kelas doang udah belagu ya?" tanya Alucard sinis. "Mending lo minggir, bangsat!"

"Jangan ngimpi, elo tuh pantas disebut sampah. Udah puas mainin temen gue hah?!"

Alucard mendesis marah, "kalau lo gak tau apa-apa ya mending diam aja. Jangan kebanyakan bacot!!"

"Ngaca dong, emangnya lo gak punya kaca hah?! Dasar an—"

Umpatan Hayabusa terputus saat Miya memegang lengannya, cowok itu menoleh dan menatap Miya dengan sorot tidak percaya.

"Udah," Miya mendengus. "Biarin aja Hay..."

Khufra sedikit bergeser saat Miya mendorongnya, gadis bertubuh mungil itu menatap Alucard dingin sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Sungguh, sorot mata itu membuat Alucard tercekat. Rasanya Miya kembali dingin dan terasa asing....

"Balik ke kelas sekarang. Lo gak bakalan dapet apa-apa kalau di sini." Miya mentitah.

Alucard langsung menggeleng, "enggak akan! Sebelum lo dengerin penjelasan gue yang sebenarnya, gue gak akan pergi!"

Kemudian Alucard menarik nafas dalam-dalam, dia hendak menceritakan semua yang terjadi kemarin malam kepada Miya.

"Gini Miy, gue memang pergi ke Club sama Alice. Tapi gue ramai-ramai loh," jelasnya. "Ada Ellen, Bruno, Moskov, Johnson sama Layla. Waktu itu kita janjian cuma berenam aja,"

"Terus si Alice diajak sama Johnson. Gue juga gak tau kenapa diajak, mau nyuruh Alice pulang kan gak enak Miy,"

Alucard meringis, "gue sempet mabuk. Terus gue denger dari Ellen kalau Alice bawa gue ke karaoke room. Di sana gue gak sadar sama sekali, gue juga gak tau Alice ngelakuin apa aja ke gue,"

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang