Empat belas: Kecewa

755 84 8
                                    

Waktu berlalu dengan sangat cepat, bahkan Miya sendiri tidak sadar bahwa acara pensi sekolah hampir mendekati hari-H. Dia memang mengurus serta memegang acara tersebut sesuai dengan permintaan Zilong.

Bukan hanya itu saja. Selain kesibukan yang cukup padat, Miya mulai sadar bahwa hubungan nya dengan Alucard tidak lagi seperti dulu.

Sebelumnya Miya selalu menolak Alucard mentah-mentah. Namun sekarang, Miya terus menanti kehadiran cowok itu setiap hari nya...

Bahkan saat Alucard muncul di hadapannya dan melakukan sesuatu, jantung Miya berpacu lebih cepat.

Tapi anehnya, hari ini Alucard tidak muncul.

Tidak ada sosok yang selalu muncul di pintu kelas dengan suara berat yang bertanya 'ada Miya gak?'. Cowok itu menghilang secara misterius.

Sewaktu pelajaran ke-4, Miya sengaja mengitari sekolah dengan alasan OSIS untuk mencari Alucard. Tapi ia belum juga menemukan nya...

Sebenarnya cowok itu di mana?

"Huft!"

Miya menghela nafas panjang sembari menopang dagu di atas meja. Dia benar-benar bosan karena tidak tau ingin melakukan apa sekarang.

Heran deh. Si Alucard sengaja ya? Dia cuma main-main kah?!

Tepat setelah bergumam, kedua mata Miya melebar ketika ada seseorang mendekat sembari menepuk bahu nya. Refleks Miya pun menoleh.

Ternyata ketua kelas nya...

Hayabusa mendengus, "napa diem aja? Tumben enggak dangdutan sama Khufra." ia bertanya.

Miya mencibir lalu menyahut. "Kepo aja lu!"

"Lo mikir apaan sih? Jangan-jangan soal Alucard ya?" Hayabusa langsung menebak dalam sekali lihat.

Gadis itu mendesis sebal karena tidak tahan begini terus. Dia mengacak-acak rambut nya frustasi. "Bodo lah! Gue mau cabut dulu ke luar."

Kemudian Miya bangkit berdiri dan meninggalkan Hayabusa begitu saja. Ia keluar dari kelas dengan perasaan aneh, Miya terus memikirkan Alucard sampai-sampai harus mencari keberadaan si playboy itu.

Miya memutuskan untuk pergi ke kelas Alucard, siapa tau dia dapat info dari anak-anak XII IPS 5...

Setelah sampai, gadis bertubuh mungil tersebut mengetuk-ngetuk pintu lalu membuka nya sedikit. Miya memperhatikan kelas Alucard yang sangat ramai.

Tangan nya bergerak untuk menarik ujung seragam Udil. Kebetulan cowok itu paling dekat, "eh Dil,"

"Tadi a-ada Alucard gak?" tanya Miya pelan seperti bergumam.

Udil menoleh ke arah nya, "hah?!"

"Ada Alucard gak?" tanya Miya mengulang, dia berusaha sabar.

Alis Udil terangkat sebelah, "lu bilang apa? Kok gue gak—"

Kali ini Miya menarik seragam Udil agar cowok itu keluar dari kelas. Kedua tangan Miya bergerak untuk melepas earphone yang Udil pakai.

"DASAR BUDEK LU! GUE DARITADI NANYA HARI INI SI ALUCARD ADA DI KELAS ATAU ENGGAK, JING!!"

Sesaat, Udil terlihat shock bukan main ketika Miya langsung berteriak sekeras toa. Bahkan beberapa murid yang melewati mereka berbisik-bisik keheranan, suara Miya memang keras dari dulu sih.

"Ya ampun sorry sumpah," cowok bertubuh kurus kering itu tertawa. "Gak ngelihat deh. Tadi pagi sih dateng, habis itu cabut lagi dia."

Jawaban Udil membuat kedua bahu Miya menurun. Sorot mata nya berubah sendu karena sudah penat mencari keberadaan Alucard.

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang