Dua: Panah Asmara?

1.2K 115 36
                                    

"Oh ini rumah lu? Gede juga yak."

Miya mendengus pelan. Daripada menggubris Alucard yang sedari tadi nyerocos mulu sepanjang perjalanan, memang lebih baik jika Miya masuk saja ke dalam rumah dengan cepat.

Sebelum itu Miya menyempatkan diri untuk menyodorkan tangannya ke arah Alucard, raut wajahnya memburuk.

"Hm, tangan lo kenapa?" tanya Alucard polos. "Lo mau gue gandeng ya? Haduh kadang lu ini sok-sok nolak tapi—"

"Gak usah geer, gue mau hape gue balik!" potong Miya langsung dengan ketus.

Alucard mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, masih agak shock ketika Miya langsung berkata sedingin itu padanya tanpa berbasa-basi seperti wanita kebanyakan.

Ini orang beneran cewek kan? Kok dia tidak terpesona sedikit pun dengan ketampanan Alucard ya?

"Oh, hape yak," celoteh Alucard seperti gumaman, entah kenapa tangannya terasa sangat berat ketika ingin mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.

"Btw lo gak mau ngomong sesuatu ke gue?" tanya Alucard penuh harap ke arah Miya. "Apa aja gitu..."

Miya menarik nafas dalam-dalam, dia berusaha semaksimal mungkin untuk bersabar. Gadis itu menguasai raut wajahnya agar tetap datar.

"Jangan ngusik gue lagi, lo annoying banget." sahutnya dingin.

Miya langsung merebut ponselnya dari tangan Alucard, gadis itu berbalik dan berjalan masuk ke teras rumahnya dengan cepat. Dia tidak ingin menatap cowok sinting itu lebih lama.

Dasar—

"Eh Miy bentar deh!"

Kali ini Miya mengabaikan Alucard, dia tidak mau berbalik atau bahkan menoleh sedikit pun ke arah cowok itu. Lama-lama kesabaran Miya bisa habis jika berbicara terlalu panjang dengan Alucard.

"Miy itu lo—"

Tepat saat Alucard ingin memberitahu sesuatu, tiba-tiba saja Miya terpeleset dan menyenggol meja dengan keras. Kepala Miya hampir saja membentur kayu jika Alucard tidak buru-buru menariknya.

Miya dan Alucard jatuh bersama di teras, keduanya sama-sama meringis kesakitan karena benturan yang mereka rasakan.

"Aduh," Miya mengelus sikutnya. "Astaga perih banget dah!"

Mendengar ringisan gadis itu, sontak Alucard menegakkan tubuhnya dan langsung memegang tangan Miya dengan lembut. Cowok itu memicingkan kedua matanya.

"Apanya yang sakit?" tanya Alucard khawatir, sorot matanya meneduh.

Miya hanya mencibir pelan, dia menepis tangan Alucard dengan kasar sembari melotot sinis.

"Gak usah sentuh-sentuh gue, mending lo cabut aja sana. Gak usah sok perhatian deh kalau lo cuma mau modus." Miya menyindir.

Lagi-lagi Alucard dibuat bungkam, cowok itu menghela nafas panjang ketika mendengar ucapan Miya yang sangat sinis dan tajam. Entah kenapa Alucard jadi dongkol.

Sialan, udah gue perhatiin masih aja ditolak! Gumam Alucard sebal.

Namun Alucard menguasai dirinya agar tetap tenang, dia harus bersabar jika ingin mendekati Miya. Seperti yang kalian tau, Miya bukanlah wanita yang mudah ditaklukkan.

"Ehem," Alucard berdeham singkat, dia mengusap leher belakangnya. "Oh iya Miy, lu udah punya pacar atau belum?"

"Gue gak ada waktu buat pacar-pacaran." jawab Miya langsung dengan ketus, dia mengusap sikutnya yang memar.

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang