Lima: Penolakan Keras

933 89 15
                                    

Tok tok tok!

Alucard mengetuk pintu kelas XII IPA 3, cowok itu berdeham sesaat lalu menguasai raut wajahnya sebelum membuka pintu kelas tersebut.

Duh, kenapa dia jadi grogi begini?

Perlahan Alucard pun menongolkan kepalanya, dia memperhatikan anak-anak kelas dangdut itu yang sedang menoleh ke arah pintu.

Ekspresi wajah mereka beragam dan itu membuat Alucard agak grogi...

"Pagi guys, gue mau nganterin buku." Alucard memberitahu, dia berjalan masuk lalu menutup pintu kelas.

Ketua Kelas XII IPA 3—Hayabusa hanya mengangguk singkat, dia menunjuk ke arah meja kayu dekat lemari.

"Taruh di situ aja Card, makasih ya udah nganterin." Hayabusa berkata.

Alucard tersenyum tipis, dia pun beralih untuk mencari sosok Miya setelah menaruh tumpukan buku tersebut. Kebetulan sekali gadis itu ternyata duduk di kursi paling depan dan sedang tertidur.

Raut wajah Alucard berubah, cowok tinggi tegap itu berjalan ke arah Miya dengan sendirinya. Telapak tangan Alucard terulur untuk mengusap puncak kepala Miya.

Itu semua ia lakukan dengan refleks, Alucard tidak berpikir apapun sebelum menyentuh gadis itu. Sungguh!

Semua anak XII IPA 3 melongo kaget, mereka saling lirik-melirik karena tidak percaya Alucard akan bertingkah seperti itu. Bahkan sorot mata yang ditunjukkan Alucard membuat semuanya penasaran.

'Apakah Alucard suka dengan Miya?

Atau justru dia sengaja melakukan ini untuk mencari sensasi? '

Sungguh, ini mengejutkan sekaligus membingungkan...

♥♥♥

"Hoamm!!"

Miya melemaskan otot badannya yang pegal, dia menghela nafas lega karena ulangan matematikanya berhasil ia kerjakan dengan mudah. Ternyata belajar sekitar 15 menit saja cukup membantunya mengerjakan soal yang rumit itu.

Miya memainkan ponselnya sesaat. Hingga beberapa detik kemudian, dia berjengit kaget ketika Khufra berdiri di depannya sembari berkacak pinggang. Sorot matanya menajam.

Saat melihat itu, sontak Miya pun mengangkat sebelah alisnya. Dia mencibir pelan. "Apaan dah?"

"Gue mau nanya sesuatu, ini soal lo," dia berkata dengan nada serius. "Lo lagi sakit ya? Otak lu di mana?"

Miya memutar bola matanya malas, dia mendesis. "Maksudnya apaan sih? Gue gak paham maksud lo!"

"Oh lu gak paham? Emang lu pikir cowok di Dunia ini cuma si Alucard hah? Kenapa lu bisa deket sama dia?!" omelnya.

Kedua mata Miya melebar kaget, dahinya mengerut. "What ? Lu ini mabok anggur ya? Emang apaan—"

"Lu udah resmi sama Alucard? Sejak kapan?" tanya Khufra lagi, sorot matanya mendingin.

Jujur, Miya masih tidak mengerti apa yang dikatakan oleh teman sekelasnya ini. Resmi? Apa-apaan ini?!

"Resmi apaan sih? Emangnya lu pikir gue sama Alucard udah resmi naik jabatan jadi pegawai sipil?" tebak Miya asal.

"Gak mungkin banget lah Khuf, gue tuh masih SMA. Masa gue udah—"

"Lucu banget lawakan lo! Gue serius bangsat!" umpat Khufra semakin emosi. "Lo udah pacaran sama Alucard hah?!"

Kali ini Miya baru paham maksud Khufra, gadis itu pun menghela nafas panjang...

"Impossible, gue aja gak pernah deket sama dia tuh. Kenapa lu bisa mikir kalau gue sama Alucard pacaran ya?" ketusnya.

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang