Enam: Sakit Hati

922 104 23
                                    

Miya menghela nafas panjang. Dia merapikan sedikit poninya lalu memperhatikan penampilannya di kaca toilet. Setelah mematikan keran, gadis itu berjalan keluar dari toilet sambil menenteng tasnya.

Miya berjalan di koridor sekolah, dia menoleh ke kanan-kiri seperti orang kebingungan.

Dan tiba-tiba, langkah kakinya terhenti ... tepat di depan UKS Sekolah.

Miya menatap ruang kesehatan tersebut. Perlahan, dia malah teringat sosok Alucard yang sudah ia tolak mentah-mentah kemarin.

Aneh sekali, kenapa Miya malah teringat Alucard?

"Otak gue udah gak beres nih." Miya bergumam asal, gadis itu memijit pelipisnya.

Setelah terdiam di tempat seperti patung dalam beberapa detik, akhirnya Miya berjalan masuk ke dalam UKS tersebut. Kebetulan sekali Miya sedang ingin bersantai.

Iris mata berwarna ungu miliknya bergerak ke arah brankar, gadis itu menahan nafas saat mencium aroma yang khas dari ruang UKS ini.

Tidak salah lagi, sepertinya Alucard sempat mampir ke sini...

"Santai Miy, ini tuh cuma Alucard bukan Saipul Jamil," dia kembali bergumam seperti orang bodoh. "Kenapa gue gaje banget sih hari ini?!"

Akhirnya Miya mendekat dan naik ke atas brankar, dia hendak berbaring untuk menenangkan pikirannya. Namun fokusnya pecah saat Miya menyenggol sesuatu dari atas nakas.

Ponsel, ternyata Miya menjatuhkan ponsel.

Dahi Miya mengerut, gadis itu mengambil ponselnya lalu menatap lamat-lamat benda tersebut. Entah kenapa terlihat familiar.

Tangannya bergerak untuk menyalakan ponsel itu, ternyata masih ter-lock dan harus memasukkan pin untuk membukanya.

"Eh sebentar,"

Sebenarnya Miya tidak terlalu fokus pada pin ponsel itu, ada hal lain yang membuatnya terkejut bukan main. Bahkan ponsel ini hampir saja terlempar jika Miya tidak memegangnya dengan benar.

Layar ponsel itu, terpampang jelas fotonya sebagai wallpaper.

Miya tercekat, dia melongo kaget karena masih tidak percaya. Ada figur seseorang yang terlintas di pikirannya.

Apa-apaan! Pasti ini kelakuan—

"Lah Miy?"

Miya membeku di tempat ketika mendengar ada suara berat seseorang yang memanggilnya. Dia pun mendongak dan melotot saat melirik Alucard berdiri di depan pintu UKS seraya menatapnya.

Reaksi sama, Alucard juga terkejut ketika melihat Miya memegang ponselnya yang tadi sempat tertinggal.

Hening.

Alucard gelagapan, dia langsung panik dan malu karena Miya sudah menyalakan ponselnya. Itu artinya, Miya sudah melihat wallpaper ponselnya!

Alucard mendekati Miya lalu merebut ponselnya dari tangan gadis itu. Alucard menggigit bawah bibirnya. "Sorry Miy, gue gak bermaksud apa-apa."

Miya menelan ludahnya, dia berdeham pelan untuk menutupi kegugupannya. "Kok ada foto gue?" tanyanya dingin.

"Ma-maaf Miy. Nanti gue ganti kok! Tenang aja ya."

Raut wajah Alucard membuat Miya menghela nafas panjang. Dia beralih untuk memperhatikan wajah Alucard yang saat ini masih sibuk dengan ponselnya.

Cowok itu, pucat.

Miya dengan refleks mengangkat telapak tangannya dan menyentuh kening Alucard untuk mengecek suhu cowok itu. Sorot matanya berubah serius.

Alucard hanya bisa membeku di tempat, dia hanyut pada tatapan Miya. Gadis itu selalu memberikan kejutan kecil yang berhasil membuat jantung Alucard berdetak lebih cepat.

UNIverse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang