Ending (Kai X Jennie)

127 13 0
                                    

"Oppa kita akan kemana?" Tanya Jennie yang tidak tahan dengan kesunyian di mobil Kai.

Kai belum juga menjawab.

Setelah beberapa saat Mobil memasuki kawasan yang sepi.

Kai langsung mengajak Jennie turun dari mobil. Jennie tidak tahu tempat apa itu. Tapi dia masih terus mengikuti Kai yang menuntunnya kesuatu tempat.

Ketika memasuki suatu bangunan, Jennie baru sadar kalau ini adalah tempat persemayaman.

Jennie ingin menanyakan kenapa Kai membawanya kesini. Tapi hal itu urung dilakukan ketika dia melihat foto seorang gadis yang sangat dia kenal dalam kotak penyimpanan abu jenasah itu.

Jennie tidak berani berbicara ketika melihat raut wajah sendu dari Kai.

"Hy, maaf aku baru datang. Setelah sekian lamanya" ucap Kai didepan tempat penyimpanan abu Kristal.

"Dan kamu tahu, aku sangat merindukanmu. Dua tahun tidak ada dirimu hidupku hancur. Seakan kebahagiaankupun ikut kau bawa"

Jennie ingin keluar dari ruangan itu. Dia tidak ingin mengganggu waktu Kai bersama Kristal.

Tapi dia berhenti ketika mendengar ucapan Kai.

"Tapi semua itu berubah. Kau tahu ada gadis sombong dan cerewet yang tiba-tiba datang dikehidupanku. Dengan segala kekeras kepalanya dia merubah pandanganku. Dia juga yang diam-diam masuk kedalam hatiku. Menatanya agak tidak terpuruk lagi"

Jennie tertegun dengan apa yang Kai ucapkan. Tapi dia juga tidak terima Kai menganggabnya gadis keras kepala, cerewet apalagi sombong

"Awalnya aku melihat dirimu dalam dirinya. Dan aku beranggapan bahwa inilah cara Tuhan membuatku menebus kesalahanku padamu"

Kai menghembuskan nafasnya sejenak.

"Tapi lambat laun aku sadar bahwa dia bukan dirimu. Dia adalah dia. Aku sangat menyadari itu. Tapi dia tidak pernah percaya".

"Kau tahu kris, aku memang mencintaimu, sangat mencintaimu. Tapi perlahan cinta untukmu entah kenapa ikut tersimpan bersama kenangan kita. Dan perlahan cinta baru muncul".

"Aku tidak percaya bahwa aku akan jatuh kegadis seperti dirinya. Gadis yang terlihat angkuh tapi sangat baik hati. Gadis yang kedatangannya mampu merubah hidupku setelah kepergianmu".

Jennie tak kuasa menahan tangisannya. Tapi dia juga masih belum bisa menanggapi omongan Kai. Dia masih ingin mendengar semuanya. Dan memastikan apa yang dia dengar saat ini.

"Aku sudah berusaha menjelaskan padanya bahwa dia bukan dirimu. Aku tidak pernah menganggabnya dirimu. Karena kalian memang orang yang berbeda. Aku berusaha menunjukkan padanya bahwa aku tulus mencintainya. Tapi dia selalu beranggapan bahwa semua itu aku lakukan karena kemiripannya denganmu"

"Tolong bantu aku Kris untuk meyakinkan dirinya. Bahwa aku mencintainya sebagai Kim Jennie bukan sebagai Kristal"

Jennie tak mampu lagi menahan perasaannya. Dia menghambur kepelukan Kai. Dan menangis didadanya. Betapa dia sangat egois selama ini.

"Oppa maafkan aku. Aku sungguh minta maaf" ucap Jennie disela-sela tangisannya.

"Tidak apa-apa aku senang kau sudah tidak salah paham lagi" ucap Kai sambil mengelus punggung Jennie dan mengecup puncak kepalanya.

"Apa oppa benar-benar mencintaiku?"

"Sangat Jen, dan aku tak mau kamu ragu lagi"

Jennie kemudian melepas pelukannya dan menghadap ke tempat abu Kristal.

"Eonni maafkan aku karena mengambil Kai oppa darimu. Maafkan aku membuat Kai oppa menduakanmu. Tolong restui hubungan kami Eonni. Aku berjanji akan mencintainya sebesar cintamu padanya. Aku berjanji akan mengembalikan senyumnya seperti saat dia bersamamu"

Kai sangat terharu dengan ucapan Jennie. Dia memeluk Jennie dari belakang sambil menyandarkan kepalanya dipundak Jennie.

"Eonni, semoga kau bahagia disana. Kami akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Dan mohon juga doakan untuk kebahagiaan kami" ucap Jennie dengan tulus.

"Kristal terimakasih karena telah mengirimnya untukku. Aku tidak tahu sampai kapan aku aku bersedih jika tidak ada dirinya. Terimakasih" Ucap Kai.

"Eonni, aku akan sering-sering mengajak Kai oppa kesini. Bagaimanapun juga kau telah memberi banyak kebahagiaan untuknya. Dan aku akan pastikan dia tidak akan melupakan itu"

Setelah memanjatkan doa mereka akhirnya keluar dari tempat persemayaman itu dengan senyum merekah diwajah keduanya.

Ternyata ketika bisa berdamai dengan masa lalu dan mengatasi salah paham semua akan lebih indah.

Dan Jennie sadar, dia tidak bisa terus -terusan mengungkit masalah Kristal dengan Kai. Karena masa lalu ada untuk dikenang bukan untuk dipermasalahkan.

Mereka tidak langsung pergi. Kini mereka sedang duduk di kursi taman dekat persemayaman. Langit sore yang indah membuat tempat persemayaman ini tidak terkesan seram. Bahkan terkesan hangat dan menyenangkan.

"Oppa kenapa oppa mengajakku kesini"

Kai tersenyum dan mulai menjelaskan pada Jennie.

"Selama ini kau terus di hantui masa laluku. Dan cara paling tepat adalah dengan mengajakmu berdamai dengan masa laluku. Kamu tahukan aku tidak bisa merubah masa lalu. Tapi aku akan berusaha memperbaiki masa depanku agar tidak seburuk masa laluku. Dan memastikan bahwa masa lalu itu tak akan menghantui masa depan yang akan kita bangun"

Jennie tersenyum sangat lebar mendengar ucapan Kai. Dia merasa lega sekarang dan juga merasa sangat dicintai.

"Oppa, kenapa oppa bisa suka padaku?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Padahal kamu angkuh, tidak mau kalah, tidak sabaran dan sangat cerewet"

"Oppaaaaaa" ucap Jennie sambil mencubiti perut Kai. Dia kesal karena sedari tadi Kai terus saja menjelek-jelekannya. Bahkan didepan kristal.

"Au stop, sakit Jen. Kau ingin aku masuk rumah sakit karena luka lebam cubitanmu"

"Biar saja, mungkin dengan begitu kau akan sadar dan tidak menjelek-jelekan orang lagi. Lagi pula belum pernah ada ceritanya orang masuk rumah sakit karena dicubit".

Jennie masih saja mencubiti perut dan lengan Kai. Dia berhenti ketika Kai menangkup wajahnya dan mulai mencium bibirnya.

"Oppaaaaaa" teriak Jennie ketika Kai melepaskan ciumannya.

"Hah ternyata dengan cara itu kau bisa diam. Aku harus sering-sering menggunakannya"

Jennie cemberut mendengar ucapan Kai. Dia kesal dengan Kai yang selalu semena-mena menciumnya.

"Ayo, kita harus kesuatu tempat"

"Kemana oppa?"

"Nanti kamu juga akan tahu"

"Oh ya Nayeon dan Irene eonni bagaimana?"

"Chan hyung dan Sehun pasti membawa mereka kesana"

"Kenapa Oppa sangat yakin?"

"Karena kita bertiga sudah berjanji untuk bertemu disana".

"Oppa, apa kira-kira mereka juga akan berakhir seperti kita"

"Itu tergantung bagamana Chan hyung dan Sehun bisa meyakinkan Nayeon dan Irene".

"Apa mereka benar-benar tulus? Aku tidak mau temanku hanya dibuat mainan dan akhirnya hanya tersakiti"

"Percayalah, mereka bukan laki-laki seperti itu".

"Aku percaya oppa"

"Ayo kita berangkat. Mereka pasti sudah menunggu".

Jennie dan Kai kemudian berjalan menuju mobil mereka. Tampak senyum yang tak pernah pudar dari wajah mereka.

Mereka berharap seterusnya akan seperti ini. Perjalanan mereka memang masih panjang. Dan semoga hanya maut yang memisahkan mereka.

.
.
.
.
Hy ini at
Sampai jumpa di next chap ya😊😊😊😊

SKY Castle I (The Real Prince)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang