07

8.5K 380 1
                                    

Perihal temu, hanya kita yang bisa mengartikannya sendiri.
-Nafisha-

Nafisha pov.

Hari ini aku kembali ke Bandung orang tuaku masih dijakarta mengurus kepindahan ayah. Jadwal ku hari ini cukup padat, kuliah sampai jam 4 sore, lalu mengajar ngaji disalah satu rumah, sebelum florist ku dibuka, aku mengajar privat mengaji.

Jam 04.00 aku keluar dari kampus dan mampir ke mushola, dan bergegas ke halte untuk pulang, jam segini busuk sudah jarang ada yang mangkal, karena sudah terlalu sore aku memutuskan untuk memesan ojek online.

"Dengan mbak Nafisha Kayla?" Tanya seorang perempuan berhijab biru.

"Iya mbak, ayo langsung saja ya mbak saya sudah telat soalnya " Ucapku lalu menaiki motor matic.

Jam 05.00 aku sampai di mess dan mandi jam 06.00 lalu sholat maghrib dan bergegas ke rumah bu sita, bu sita adalah seorang yang privat ngaji padaku dan juga anaknya yang namanya dio, mas dio baik sekali padaku, bahkan liburan besok ini dia mengajakku ke Malaysia, dan yang mengagetkan lagi dia kpopers akut.

Hari berlalu begitu cepat sudah sebulan dari saat mas dio mengajakku ke Malaysia untuk menonton konser dan hari ini hari pertama libur ku aku akan pergi ke Malaysia dengan mas dio dan tentunya juga bang hafiz dia tidak akan mengijinkan ku pergi berdua saja dengan mas dio. Ayah dan bunda untuk saat ini di tuban, aku dan bang hafiz memutuskan untuk menghabiskan liburan kami di Malaysia untuk bertemu dengan sepupu kami.

Kakak bunda ada yang menetap di Malaysia bahkan sepupuku semua sudah warganegara Malaysia.

Kita sampai pukul 5 sore dan chek in disalah satu hotel di Kuala lumpur, cukup mewah karena perjalanan ku kesini tidak mengeluarkan uang sepeser pun, untuk bang hafiz hanya membayar tiket pesawat, sebenernya mas dio juga menawari bang hafiz tapi bang hafiz menolak nya, katanya cukup aku saja, dia masih punya cukup uang. Kita memesan dua kamar, bang hafiz tidur dengan ku biar lebih hemat dan juga melepas rindu, semenjak aku di surabaya libur kita tidak sama jadi kita jarang bertemu jadi kita memanfaatkan waktu untuk sekarang ini.

Pukul 8 kita tiba dilokasi konser para kpopers sudah menunggu dari tadi sore, dan wow nya lagi mas dio pesan tiket VVIP, mas dio memang sudah bekerja di salah satu perusahaan yang gajinya besar jadi nggak kaget kalau setiap konser dia mememesan tiket VVIP.

Kita tidak perlu berdesakan karena ada jalur khusus yang bisa langsung duduk didepan panggung yang dekat sekali dengan para idol.  Sebenarnya aku juga seorang kpopers tapi tidak seakut mas dio, aku masih berpikir lagi kalau mau nonton konser.

Konser berjalan meriah, dan saatnya fans meeting, aku membawa baju koko untuk salah satu member, memang brandku belum keluar tapi aku sudah buat edisi pertama untuk mereka, dengan model yang tidak terlihat kalau itu baju koko.

Aku duduk didepan idola ku, disaat semua fans bersalaman dengan idolanya aku hanya menangkup kan tangan ku dan hadiah yang kubawa, bang hafiz yang memberikan mereka menghormatiku. Dan malah meminta selfie dengan ku, mungkin bagi mereka layak nya sebuah anugrah, akupun begitu tapi tidak begitu ku nampak kan.

Pukul 12 kita kembal ke hotel untuk istirahat, karena mas dio besok sudah kembali ke Bandung dan aku akan ke Sabah ke rumah budeku.

Perjalanan dari KL ke Sabah cukup memakan banyak waktu. Pukul 6 sore bang Rayyan menjemput kami. Kami langsung beristirahat setelah bertegur sapa dengan seluruh keluarga.

Malaysia memang menarik tapi bagiku tak lebih menarik dari Indonesia, kita jalan jalan keliling Sabah, kota belud, sampai semenanjung.

Hari yang cukup melelahkan, tak cukup satu hari kita jalan jalan aku memutuskan untuk disini sampai satu minggu, dan kita merencanakan liburan ke India ketempat bude kami.

Saudara orang tua ku memang tidak banyak, bunda 2 bersaudara, ayah pun sama tapi sepupu mereka banyak jadi kita sering berkumpul diberbagai tempat.

Bude Rifa dan om rian dan mbak Nanda di tuban sama kakek nenek dari pihak Bunda.

Sedang dari pihak ayah ya tante nida yang di bogor. Sepupu bunda 2 di tuban, 2 di Malaysia dan 1 di India jadi jalan jalan kita berpindah pindah.

Tak terasa satu minggu begitu cepat berlalu bang Rayyan dan bang ammar mengantarkan kami ke bandara untuk kembali ke Bandung.

Sampai dibandung aku langsung bekerja memeriksa florist dan kapal tangker milik perusahaan yang harus aku cek kebenaran data data minyak nya. Badanku begitu letih sampai mau remuk rasanya, tapi tetap ku paksakan ke pelabuhan untuk mengecek data minyak.

Dan kabar buruknya kapal tidak bersandar di pelabuhan bandung malah di jakarta, jadi aku ke Jakarta hari itu juga.

Karena terlalu memaksa kan pergi dengan kondisi badan yang kurang fit serta tanpa teman, saat aku turun dari tangga kapal kepalaku berkunang kunang dan akupun terpeleset sampai aku terjatuh, lalu aku tidak ingat apa apa lagi.

Aditya pov.

Saat aku baru sampai di rumah sakit ternyata ada pasien yang baru datang aku dan bunda pun bergegas lari ke arah ruang IGD. Karena memang saat itu yang bertugas jaga aku dan bunda pengawasnya.

Saat sudah sampai dibangkar rumah sakit, "mashaAllah dit ini kan yang ngembaliin dompet kamu bulan kemarin kan?, cepet kamu tolongin darahnya banyak ini ", ucap ibu gugup

" Iya bu, ibu duduk manis aja liat Adit kerja, pasti baik baik aja kok ", jawab ku santai.

Sebenarnya ibu sudah ingin memarahi ku jika tak melihat kondisi Nafisha yang berlumuran darah entah bagaimana anak ini bisa di sini. Dasar anak kecil yang menyusahkan orang lain.

Tanpa kuduga ternyata ibu keluar dan berbicara pada seseorang " Apa anda keluarga pasien?  " Tanyanya

"Bukan dokter saya yang jaga pelabuhan tadi mbak fisha jatuh dari tangga kapal, keluarga nya lagi di tuban semua sudah saya kabari " Jawab orang itu

"Yaudah pak Terima kasih, bapak bisa kembali kok, boleh saya minta nomor keluarga nya fisha?  ". Ucap ibuku

" Ini bu HP mbak fisha tadi saya menghubungi pak fauzi dari hpnya mbak fisha, soalnya saya sudah dipasrahi sama pak fauzi kalo mbak fisha ke pelabuhan lalu ada apa apa disuruh langsung telfon beliau, tapi kebetulan tadi saya buru buru sampai nggak bawa telfon".

"Ohh yaudah terimakasih saya masuk dulu bapak bisa pulang, saya kenal fisha kok biar saya yang mengurus semua ", pamit ibu.

Saat lukanya sudah bersih dan sudah ku jahit, ku beritahu suster untuk memindahkan nya ke ruang inap, dan ternyata ibu izin untuk menjaganya, ohhh apa lagi ini ya Allah sepertinya bukan hal bagus untuk ku.

Saat sudah pindah ke ruang inap fisha sudah sadar dan ibu memencet tombol untuk memanggilku.

Batin ku, " Untuk apa memanggilku dia juga dokter kenapa tidak diperiksa sendiri menyebalkan sekali ",

Saat sudah sampai ke ruangan kulihat ibu begitu perhatian pada fisha bahkan kalau aku sakit tak pernah diperlakukan semanis itu.

" Sampai juga kamu dit, lama banget kasian anak ibu nih kesakitan "marah ibu.

" Apaan sih bu anak dari mana orang anak ibu ada di sini "jawabku ketus.

" Ya makanya kamu cepet nikahin fisha ibu tadi udah bilang ke ayahnya, biar nggak usah jagain soalnya kamu sama ibu yang mau jagain, tapi ayah nya nggak mau soalnya kita orang asing katanya, yaudah ibu lamar fisha buat kamu, kalo fisha udah sembuh kita lamar secara resmi deh " Ucap ibu diiringi senyuman bahagia nya.

"Shittt " Umpat ku dalam hati, benar kan firasat ku ada yang tidak beres.

"Pokoknya kamu harus mau ya dit ibu udah bujuk fisha jadi kamu harus mau " Tambahnya lagi.

Kutatap fisha dengan tajam tanda kebencian ku padanya, ok kita mulai permainan ini.

***
Hai Hai selamat membaca jangan lupa tinggal kan jejak, selamat menunaikan ibadah puasa, see you next chapter

assalamu'alaikum pak dokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang