(Warning! Dalam cerita ini mengandung kata-kata kasar, mohon bijak dalam membaca, menerima, dan mengolah kata)
.
Happy enjoy...
⭐
Lisa masih setia dengan posisinya. Setelah membicarakan beberapa hal bersama Namjoon satu jam yang lalu. Pria itu meninggalkan Lisa yang masih ingin menetap memandangi desa dibelakang mansion, pria itu harus menyelesaikan beberapa urusan pekerjaan. Sementara Lisa memperhatikan setiap sudut desa besar yang tidak hanya dihuni kaumnya, dari atas bangunan itu.Gadis itu sempat terkejut saat Rose menepuk kecil bahunya, dia mengambil posisi disebelah Lisa.
"Haaah kupikir kau sudah pulang, aku tidak melihatmu seharian." ucap Lisa dengan senyum lebar.
Plak!
Rose memukul kepala belakang Lisa, hingga kepala gadis itu terhempas kedepan.
"Yaaishh! Kenapa?!" pekik Lisa sambil memegangi kepalanya.
"Kau sendiri yang seharian mengunci diri dikamar! harusnya aku yang mengatakan itu." sahut Rose sebal.
Lisa menyengir tak berdosa. "Oh iya."
Suasana kembali hening, Rose melirik Lisa lalu melirik seseorang di belakang sana. Gadis itu menggerakkan kepalanya memberi kode agar seseorang itu mendekati mereka.
Lisa yang merasa aneh dengan pergerakan Rose, melirik gadis itu dengan sudut matanya. Lisa ikut menoleh kebelakang dan mendapati Jennie yang memasang wajah kaku lalu tersenyum kaku juga. Lisa kembali menghadap kedepan, mengabaikan Jennie yang melangkah mendekati mereka.
"Lisa-ya" panggil Rose.
"Hmmm."
"Apa kau masih marah?"
Lisa menghembuskan nafas pelan lalu menunduk, sesekali melirik Jennie yang sudah berdiri disampingnya. "Tidak." jawab gadis itu sambil mengangkat wajahnya menatap lurus kedepan.
"Benarkah?" kali ini Jennie bertanya kegirangan.
"Hmmm, tapi tetap saja aku masih sebal pada kalian." ucap Lisa.
"Jangan mengatakan 'kalian' aku tidak tau apa-apa tuh."
Lisa menatap Rose dengan bibir atas yang terangkat sebelah. Rose ikut menatap Lisa dengan wajah menantang. "Apa?!" tanya Rose nyolot.
Lisa memutar bola matanya.
"Lisa-ya."
Jennie menggenggam tangan Lisa, walaupun gadis itu tidak menatapnya.
"Kau tau?"
"Nah, i don't know."
"Dulu aku sangat senang mengetahui bahwa aku akan mati karena semua bebanku akan hilang begitu saja, aku selalu tersenyum saat mengetahui sebentar lagi aku akan mati, tapi si bajingan Taehyung itu malah datang dan tidak membiarkanku tenang dalam kematianku."
Lisa menaikkan sebelah alisnya, kenapa dia senang ketika dia tau kalau dia akan mati?.
"Hidup kembali sebagai Vampire rasanya sangat tersiksa, aku seperti tidak punya semangat hidup, aku hidup dengan terus mengingat kenangan pahit dimasa laluku. Jika saja Jisoo eonni tidak ada mungkin aku benar-benar sudah gila sekarang, aku selalu mencoba untuk kabur dan berniat untuk mati tanpa ada yang tahu tapi setiap kali aku mencoba untuk kabur Taehyung selalu menemukanku, menyebalkan sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
[VAMPIRE MATE] REVISI
VampireLemonade | Lizkook Bagi Lisa, sama sekali tidak ada jalan untuk menyukai Pria seperti Jungkook. Namun sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi, malah terjadi padanya. Takdir atau bukan, Moon Goddes yang menentukan. 🍑