(Warning! Dalam cerita ini mengandung kata-kata kasar, mohon bijak dalam membaca, menerima, dan mengolah kata)
.
Happy enjoy...
.
Rose menatap lurus kedepan, samar-samar dia dapat mendengar suara ringisan dari bawah sana. Pintu penjara bawah tanah terbuka lebar, seolah mempersilahkannya untuk masuk dan melihat sendiri apa yang sedang terjadi. Gadis itu mencoba untuk mentralkan detak jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat."Kau tidak ingin mengatakan siapa yang menyuruhmu?!"
Samar-samar Rose dapat mendengar wanita itu terkekeh, lalu tak lama kemudian suara cambuk kembali memenuhi gendang telinganya.
Ctash...
Rose menutup matanya rapat setiap kali suara itu terdengar. Sembari menghembuskan nafas panjang dia mulai melangkah masuk, menyusuri tangga yang akan membawanya ketempat dimana suara-suara itu berasal.
Penampilan Seojung sudah berantakan, wajahnya memerah menahan sakit. Suga memang bajingan, dia mencambuknya ditempat yang sama. Sepertinya dia tidak meleset. "Katakan siapa yang menyuruhmu?" tanya Pria itu dingin.
"Aku memerintah diriku sendiri."
Ctash...
"Akkh--"
Rose kembali menutup matanya, begitupun Jennie dan Jisoo.
"Sudahlah, kurasa dia tidak akan mengatakannya, kita cari cara lain untuk membuatnya buka mulut." putus Seokjin akhirnya, dia merasa ini hanya membuang-buang waktu, "Jika diteruskan, dia mungkin akan mati, ayo pikirkan cara lain." lanjutnya.
Suga melempar cambuk yang sudah dipenuhi darah itu dengan kasar, pria itu menunduk lalu menarik wajah Seojung mendekat. "Dengar, kau sebaiknya mengatakan siapa yang menyuruhmu. Karena jika tidak, aku mungkin akan merobek mulutmu yang tidak berguna itu."
Suga meninggalkan tempat itu setelah menghempas tubuh Seojung dengan kasar hingga tubuh penuh luka itu terpental.
"Kalian juga, ayo keluar."
"Apa tidak sebaiknya kita mengobatinya dulu? Dia terlihat mengenaskan." kata Jisoo saat suaminya itu menarik tangannya hendak pergi.
"Dia memang sudah mengenaskan, ayo pergi." jawab Pria itu lalu menarik Jisoo keluar, diikuti Rose dan Jennie dibelakang.
"Kau tidak keluar?"
Namjoon menoleh, menatap Hoseok yang sudah berada dianak tangga pertama. Pria itu menggeleng pelan sembari tersenyum tipis.
"Aku akan menyusul." Hoseok mengangguk mengerti, Pria itu lalu keluar, menyisakan Seojung dan Namjoon diruangan itu.
Disudut ruangan Seojung mencoba duduk dengan susah payah, tubuhnya terasa remuk saat ini. Belum lagi luka bekas cambukan yang menempel dengan kain baju yang dipakainya menimbulkan rasa perih yang luar biasa. Benar-benar sial.
"Kenapa kau keras kepala sekali?"
Lagi-lagi wanita itu terkekeh, "Apa pedulimu?" sahutnya tanpa menatap Namjoon sama sekali. Wanita itu memilih membelakanginya.
Dan tanpa bersuara lagi Pria itu pergi, meninggalkan Seojung dengan rasa sakitnya.
⌛⌛⌛
KAMU SEDANG MEMBACA
[VAMPIRE MATE] REVISI
VampireLemonade | Lizkook Bagi Lisa, sama sekali tidak ada jalan untuk menyukai Pria seperti Jungkook. Namun sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi, malah terjadi padanya. Takdir atau bukan, Moon Goddes yang menentukan. 🍑