Berhenti

2.5K 374 108
                                    

Sandy memegangi perutnya yang keram luar biasa.

Namun itu hal yang biasa.

Karena selanjutnya, pemuda itu berdiri tegak dan berlari menuju sang pelaku penendangan tadi.

Baik kepala, perut, dada hingga tengkuknya, tak ada yang luput dari pukulan seorang Sandy Jeongin Mahaputra. "Lo salah kalau main-main sama gue, Hanjing Minseo Alamander bangsat!" kali ini tulang kering Minseo adalah sasarannya. Tak main-main, Sandy bahkan menginjak tulang kering tersebut saat Minseo terbaring memegangi tungkainya. "Maunya gue bunuh disini sekalian, tapi sayang itu bukan bagian gue."

Sandy menyerang tanpa ampun. Tanpa memberikan celah bagi lawan untuk mengelak apalagi membalas. Gerakannya yang cepat, tepat dan tangkas tak memungkinkan sang lawan untuk menghindari serangannya. Ia memang kurang dalam skill lempar pisau, namun jangan pancing Sandy dalam hal bertarung dengan tangan kosong.

Minseo menatap Sandy dengan tatapan bengis sambil meringis. Kakinya luar biasa sakit tak tertahankan. Pemuda itu dapat melihat Sandy merendahkan tubuh dan menatapnya, "Apa?! Mau lo pukul lagi abis gue babak belur kaya gini? Pengecut."

"Payah." Sandy tertawa. Dia bukan pengecut. Itu sebabnya ia tak terpancing emosi dan memukul lawan yang bahkan sudah terbaring tak berdaya. Bukan levelnya.

Baiklah Minseo, lain kali jangan mencari masalah dengan Sandy lagi. Meskipun uke, dia tetap laki-laki.

Setelah itu Sandy beranjak dari sana, meninggalkan Minseo yang masih setia memeluk tungkai kakinya.

Be Careful

Gara mengeram rendah. Dengan gerakan halus nan hati-hati, ia meraih pisau lipat yang setia tergantung dibalik jaket denimnya. Lawan pemuda 21 tahun itu bukan sembarang orang. Entah apa alasannya, Chris memerintahkan dirinya untuk menghadapi orang ini. Bahkan hingga tubuhnya lebam dengan bibir sedikit terkoyak, Gara masih tak bisa mengalahkan musuh dihadapannya itu. 

Ah, perutnya bukan sasaran empuk. Terlalu keras. Dadanya dilapisi sesuatu dibalik baju kumuhnya. Kepala? Matanya terlalu bebas, Hidungnya terlalu menantang, dan bibir? Tak seimbang jika dia tak memiliki luka yang sama kaya gue, pikir Gara.

Pemuda itu kembali berlari, mengarahkan pukulan terakhir tangan kanan sekuat tenaganya tepat kearah wajah sang lawan. Sementara tangan kirinya melesatkan pisau lipat kearah perut lawan. Dan kakinya tak tinggal diam, ia melakukan gerakan mengunci dan menjatuhkan lawan kebelakang. "Payah," ucapnya saat sang lawan terjatuh. 

"S-sial-sialan. Lo sialan!"

"Ah, masih bisa misuh?" Gara menarik pisau yang masih tertancap itu kearah bawah. Membuka luka semakin lebar dengan darah yang membuncah keluar seiring dengan teriakan sang korban.

"Tadinya gue cuma mau siksa, pake dikatain. Yaudah gue bunuh sekalian lo." Ucapan terakhirnya seiring dengan pisau yang digerakan melingkar. Membuat lubang diperut tersebut. Benar-benar lubang.

Gara tersenyum atas hasil karyanya sebelum beranjak pergi dari sana.

Be Careful

Baik Raden, Rehan maupun Gilang tak ada yang berniat membuka suara. Sibuk mengoyak daging secara brutal bangkai dihadapannya.

Mereka terlalu lapar.

Ya, sedikit bertarung membuat energi mereka terkuras. Dan makan adalah salah satu alternatif terbaik untuk mengembalikan energi, bukan?

Makan daging segar, contohnya.



#####

Maafkan aku yang labil tentang panjang tiap chapter:"

Oh iya

Hanjing Minseo Alexander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanjing Minseo Alexander

Sung Minseo. Anak Pdx 101, dari SF, 01L, jadi seangkatan sama Jeongin^^ Nanti dia bakal sering muncul

Gatega banget muka cakep Minseo dibayangin abis babak belur ditangan si dedek:(( Tapi ya gimana...

Stray Kids itu brutal. Pantang pulang sebelum padam.

Brutal ngehancurin list bias contohnya:"

Be Careful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang